Cepat Sembuh Cintaku

200 7 0
                                    

Masing-masing dari keluarga yang hadir harus bergiliran masuk agar tidak menganggu pasien, Dea masih terus menangis melihat kondisi Ainun yang terbujur tak sadarkan diri, dalam hatinya ia selalu menyesal akan semua yang terjadi pada sang putri kalau saja dia tidak menyuruh Ainun datang kerumah Jeffry hal ini tidak akan terjadi pada sang putri, penyesalan hanya tinggal penyesalan fakta yang harus ia hadapi yakni berdoa untuk kepulihan anaknya

Ia semakin tenggelam dalam penyesalannya hingga ia tersadarkan dengan bunyi monitor yang sepersekian detik berganti jadi tidak seperti semula, perawat yang berada tidak jauh dari ruangan itu langsung masuk dan mempersilahkan Dea untuk keluar

Setelah keluar Willi bertanya mengenai kabar Ainun "Ada apa dengan Ainun?"

"Detak jantungnya tiba-tiba saja turun" balas Dea terus bolak balik melihat dari kaca pintu yang berukuran kecil

Tante Ina saudari pak willi menghampiri Dea dan menenangkannya

Beberapa dokter masuk diikuti perawat tak berselang lama Jeffry juga sampai dan menghampiri Dea

"Ada apa ibu? Kenapa dengan Ainun?" Tanya Jeffry panik melihat Dea dan tante Ina saling berpelukan dan menangis

"Detak jantung Ainun tidak stabil naik turun Jeff...." keluh tante Ina

Sambungnya"Kamu dari mana saja?"

"Tadi Jeffry dari ruangan dokter Vincent ahli saraf yang menangani Ainun..."

"Terus apa kata dokter? Ainun bisa pulih kembali kan Jeff?" Potong Dea

"Ainun harus dirujuk kerumah sakit terbaik yang ada dijerman dan untuk kasus Ainun ini beda dan langkah sehingga tindakan yang diperlukan juga harus yang terbaik dan tepat"

"Ainunnn...." tangis Dea yang tak henti-henti mendengar kabar itu dari Jeffry

"Biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit"

"Kamu masih punya tabungan nak?" Tanya William

"Punya pa, tapi tidak akan cukup karena itu." Menghela nafas kemudian melanjutkan pernyataannya "Biayanya tidak sedikit pah"

"Berapa yang kamu butuhkan? Sebut saja"

Jeffry menyebutkan angka yang fantastis untuk perawatan dan tindakan dirumah sakit tersebut, kalau dihitung-hitung biaya yang terkumpul dari keluarga hanya seperdelapan dari biaya tersebut. Dea semakin terpuruk mendengar semua itu

********

Dokter dan perawat tang masuk keruang itu, satu persatu mulai keluar salah seorang perawat memanggil keluarga Ainun, Dea dan Jeffry langsung berjalan kearah perawat dan mengikuti perawat itu dari belakang. Mereka tiba diruang dokter Vincent, disana sudah ada 2 dokter yakni dokter spesialis jantung dan juga spesialis bedah yang segera meninggalkan ruang dokter Vincen

"Jadi begini pak, bu..." dokter Vincen menarik nafas panjang lalu melanjutkan penjelasannya

"Pasien atas nama Ainun harus segera mendapat perawatan dirumah sakit yang sempat saya sebutkan pada pak Jeffry, keadaan ibu Ainun sudah sedikit membaik, beliau sudah mengalami perubahan yang signifikan meski tadi ada beberapa kendala tetapi menurut dokter spesilis jantung semua aman bahkan sedikit membaik dari hari kemarin, tetapi harus segera kita bawah ke jerman"

"Iya dokter, kami sekeluarga setuju" balas Dea

Dea terdiam sejenak lalu melanjutkan pertanyaannya

"Apa Ainun bisa sadar seutuhnya dok?"

"Setelah perawatannya kemungkinan terbesarnya ia akan amnesia bahkan mungkin bisa mengalami kelumpuhan. Makannya kita butuh alat-alat canggih untuk mencegah hal tersebut dan yang terpenting doa dan support dari orang-orang terdekatnya, saya perhatikan harapan hidup dari Ainun sangat tinggi..."

"Dan pak Jeffry saya sarankan untuk selalu ada disisinya" lanjut dokter Vincent

Setelah dokter kabar baik ini mereka keluar dari ruangan dokter Vincen dan kembali keruangan Ainun

"Ibu harus sabar dan kuat melewati semua ini" ujar Jeffry dengan menatap Dea yang tampak letih mendengar pernytaan Dokter Vincen

"Makasih Jeff, sampai saat ini kamu selalu ada untuk Ainun dan Rania"

********

Hari menjelang sore Jeffry pulang kerumahnya karena merasa sangat kecapean sudah 2 hari ini ia tak merasakan nikmatnya tidur, ia mau pergi karena Dea yang menyuruhnya dan ia sudah sangat merindukan putrinya

Suara pintu diketok sebanyak tiga kali membuat Fio terbangun dari tidurnya yang lelap

"Siapa?" Tanya Fiona

"Fi.. ini kakak"

Fiona membuka pintu kemudian menggosok matanya karena penglihatannya yang buram

"Rania sudah tidur?"

"Sudah kak, meski dengan sedikit drama tapi untungnya dia mengerti setelah aku bicara pelan"

"Semua berkat didikan Ainun" ucap Jeffry dengan bersyukur

"Terus keadaan ka Ainun bagaimana ka?" Tanya Ainun

"Sudah sedikit membaik tapi ia harus dirujuk kejerman kalau keadaanya membaik"

"Kaka istirahat saja, Rania biar sama aku saja"

"Iya Fio, terima kasih sudah mau membantuku"

"Sama-sama kak, Aku juga ingin lebih dekat dengan keponakanku" balas Fiona

Jeffry segera meninggalkan Fiona dan berjalan menuju kamarnya

Ainun: Apakabar JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang