Perjalanan sore ini ditemani lagi dengan keindahan tak terbayarkan dengan apapun, setelah hujan gerimis usai berganti senja dengan cahayanya yang lembut dan warna yang cemerlang membuat perasaan teduh. Senja selalu menjadi pertanda pergantian waktu antara siang menuju gelapnya malam selalu menyampaikan pesan bahwa hidup itu berputar bak siang dan malam selalu akan ada posisi dimana kita jatuh sejatuh-jatuhnya dan bisa bangkit menjadi lebih besar
Mobil Honda Civic Type R melaju memecah kesunyian jalan ini hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang melewati jalan tol ini pantas saja berbayar sebab mereka membeli waktu bukan jalannya.
Didalam mobil yang dikendarai Jeffry hanya ada Ainun dan Rania, ibunya memilih naik mobil yang dibawah Ainun pagi tadi
"Mau beli makanan gak?" Tanya Jeffry dengan pelan pada Ainun
Ditengah perjalanan menuju rumah Ainun ada tempat makan favorit mereka dulu. Pecel lele Sidik Jaya yang sudah lama berjualan dan selalu menjadi langganan keluarga Ainun dan Juga jadi favorit Jeffry.
"Iya satu, dibungkus saja" balas Ainun pada Jeffry
Jeffry turun dari mobil dengan tubuh gagahnya dan menghampiri penjual kemudian memesan 3 pecel lele untuk dibungkus
Ainun tidak bisa turun karena harus menggendong Rania sebab car seat Rania tidak sempat ia pindahkan kemobil Jeffry
20 menit selesai Jeffry kembali kedalam mobil dan melihat Ainun yang tampak kesulitan karena menggendong tubuh gembol Rania kemudian ia menawarkan bantuannya
"Mau gantian nyetir?"
"Tidak kamu saja yang menyetir"
"Aku ingin menggendong Rania"
Tak ingin beradu pendapat Ainun langsung mengiyakan permintaan Jeffry ia turun dan memindahkan Rania pada Jeffry dan ia yang akan mengemudikan mobil itu
Sesekali Ainun menengok kearah Jeffry dan Rania, tampaknya Jeffry kelelahan sehingga baru beberapa meter perjalanan ia sudah mengantuk, wajahnya plek ketiplek mirip Rania, mau dilihat dari posisi angel manapun mereka berdua seperti pinang dibelah dua, benar-benar mirip
Rasanya sore ini jauh lebih hangat padahal baru saja hujan reda tapi perasaan nyaman mulai merasuk dalam jiwa yang sudah seperti membatu
Beberapa menit sampai juga dirumah ini, Ainun turun dan membuka gerbang rumah dan memasukan mobil kedalam parkiran
Jeffry yang terbangun yang disusul sicantik Rania
"Om baik...." panggilnya pertama kali melihat sosok Jeffry yang menggendongnya
"Iya sayang, ayo turun ibu sudah menunggu diluar" balas Jeffry pada Rania yang masih mengantuk
Ainun mengetuk pintu dan segera Dea membuka pintu denga kecamata masih dia kenakan pertanda masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan
"Rania dimana?"
"Itu masih disana" balas Ainun sambil menunjuk kearah Jeffry dan Rania yang berjalan kearahnya
"Oalahhhh...."
"Ibu gak lihat lagian kenapa gak ditungguin anaknya sih, gak takut apa kalau tiba-tiba Jeffry membawa kabur Rania?" Ledek Dea
"Gak bakalan berani dia bu" balas Ainun yang masuk melewati sang ibu yang berdiri depan pintu menunggu cucunya masuk
"Nyaman yah sama ayah Jeff?" Tanya Dea dan memastikan Ainun tidak mendengar perkataannya barusan
"Ini om baik nenek, bukan ayah Jeff" balas Rania
Jeffry hanya tertawa kecil melihat tingkah Rania tapi ia menyimpan luka yang tak kalah besar seperti Ainun
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainun: Apakabar Jeff
Fanficmenceritakan kisah kembalinya Ainun setelah pergi begitu lamanya setelah semua yang dia alami kini ia pulang dengan sikecil Rania yang sudah sejak lama mempertanyakan keberadaan sang ayah. apakah Ainun akan mengubur dalam-dalam egonya demi sang put...