Nenek Wina🤍

125 7 0
                                    

Suasana rumah duka masih terus didatangi para pelayat baik keluarga maupun kerabat terdekat, semua memberi support pada keluarga mama Wina tak sedikit yang datang menyalami Ainun karena mereka kenal

Ainun duduk disamping Ibunya, sedangkan Rania masih nyaman dipangkuan sang ayah. Tak berselang lama semua pandangan tertuju pada sosok wanita yang memakai gamis hitang dengan rambut diurai dan mengenakan kacamata hitam, dia menggendong balita yang kira-kira seumuran Rania, keluarga sudah tahu siapa sosok itu pandangan-pandangan tak suka sangat jelas dari wajah-wajah orang tersebut tak sedikit yang saling berbisik satu sama lain. Sosok tersebut adalah Stevany, ia Stevani istri Sah Jeffry

Si kecil Cleo mengenali ayahnya dan langsung memanggilnya, membuat Rania menengok kearah pemelik suara kecil itu tak hanya Rania Ainun juga
Tapi karena Ainun sudah mendengar percakapan mereka ia sudah tidak terkejut akan fakta itu.

Ainun beranjak dari tempat duduknya dan menuju kearah Jeffry dan menggendong Rania

"Ibu.. tidak mau, Nia mau sama om baik saja" ujar Rania yang menolak tangan Ainun

"Nia duduk sama ibu saja yah, nanti anaknya Om baik ngambek loh" balas Ainun dengan menujuk kearah Cleo tanpa melihat wajah stevani

"Ayaaahhhhh..." teriak Cleo yang tampak cemburu ketika melihat Rania bermanja dipelukan Jeffry

Stevani menurunkan Cleo dari gendongannya dan membiarkan Cleo berlari kearah Jeffry

"Rania sama ibu dulu ya, mau tidak? Tanya Jeffry memastikan Rania ikut Ainun bukan karena paksaan semata

"Iyaa om baik" angguknya dengan pelan

Ainun langsung membawa Rania menjauh dari Jeffry dan Stevani

"Ainun kapan balik ke Swiss?" tanya Stevani dengan judesnya

"Tanya saja sendiri, kenapa kamu nanyanya ke aku. Aku kasih tahu terlebih dahulu aku disini tidak mau berdebat apapun..."

"Mengertilah posisiku sekarang"
Balas Jeffry yang kemudian menggendong Cleo menjauh dari Stevani

Semua merasa kehilangan sosok Wina yang sangat peduli pada orang-orang terdekatnya, dia memang terkesan cuek tapi untuk yang baru mengenal beliau kalau sudah menjalin hubungan lama pasti tahu sebaik dan setulus apa hatinya, ia juga banyak membantu keluarga Ainun terutama ditahun pertama Ainun tinggal di Bern, ia mengirimkan biaya keperluan Rania tanpa sepengetahuan Ainun semua dirahasiakan. Ia takut Ainun akan menolak semua bantuannya, ia mengirimkan kado setiap ulang tahun Ainun dan Rania

Ia juga yang meminta bantuan temannya untuk mencarikan Ainun pekerjaan tanpa memberitahu apapun pada Ainun semuanya ia berikan demi cucu tersayangnya, ia juga selalu memantau tumbuh kembang Rania melalui video atau foto yang Dea kirimkan padanya. Masih banyak kebaikan yang tak terhitung lagi yang ia berikan pada Ainun

Tanpa disadari tubuh kaku itu akan menghadap sang penciptanya, ia kembali pada sang pemberi kehidupan. Semoga segala kebaikannya bisa mendapatkan pahala surga

Tanah-tanah mulai menutupi tubuh itu tak nampak lagi semua sisa tanah yang diberi bunga-bunga diatasnya, semua orang meratapi menangisi kepergian sosoknya tak terkecuali Ainun yang mencoba menahan tangisnya tapi tak mampu ia tahan. Ia kehilangan sosok mertua sebaik Wina

"Selamat jalan mah, maafkan Ainun yang baru datang disaat mamah Wina tak berdaya. Ainun dan Rania senantiasa berdoa semoga mama bisa tenang dialam sana" batin Ainun

Semua pelayat pergi satu persatu tersisa mereka sekeluarga saja, Jeffry yang terus meneteskan air mata namun tidak terdengar suara tampak sangat kehilangan sosok ibunya, Dea menghampiri Jeffry dan mencoba menguatkannya "Kamu harus kuat nak, demi Viona dan papa Willy..." ucap Dea

"Kalau kamu butuh tempat cerita, kamu bisa datang kerumah tante. Pintu rumah kami selalu terbuka luas untukmu dan kamu masih ada Rania nak, mama, Ainun sama Rania pamit pulang dulu ya nak" lanjut Dea pamitan pada keluarga inti Jeffry

Ainun sudah lebih dulu kemobil karena  Rania sudah mengantuk dan cuaca hari ini sangat panas, sehingga si kecil tidak merasa nyaman

Ainun: Apakabar JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang