Spin Off Gus Dosenku
Ini kisah tentang Anisa Lawrensya yang biasa dipanggil Ana. Dia merupakan seorang Ning dari Pondok As-Salam Jogja. Ana adalah seorang Ning yang terkenal dengan kenakalannya. Tetapi siapa sangka Ning nakal itu ternyata diam-diam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayo yang kemarin minta cerita tentang Ana dan Zidan. Nih aku buatin, mungkin ceritanya ngga sebanyak Gus Dosenku ya. Untuk konflik, ringan kok, karena ini hanya menceritakan bagaimana Ana dan Zidan bersatu
Jangan Lupa Vote dan Komen ya 😁
Selamat Membaca 🤓
Oya di cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar. Harap bijak ya 😁 Kalian pembaca Gus Dosenku pasti tau kan bagaimana kelakuan Ana. Wkwkw.
Kuy lah Gas, jangan lupa follow akun ig ku juga ya 😊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
1 Tahun Yang Lalu.....
Ana dan keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga. Ana merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Dan kakaknya semuanya adalah laki-laki. Hanya Ana yang perempuan sendiri, Ana besar di keluarga yang harmonis dan paham agama. Tetapi memang sedari kecil Ana sudah memiliki sifat nakal. Terlebih semua saudaranya laki-laki. Dan itu membuat Ana terpengaruh dengan pergaulan kakaknya.
Kakak pertama Ana yaitu Aslan sudah menikah, sedangkan kakak kedua yaitu Nizam masih kuliah, dan kakak yang ketiga yaitu Arfan masih SMA. Arfan seumuran dengan Gus Zidan, kebetulan mereka bersahabat. Arfan dan Ana sering sekali bertengkar, karena mereka sama-sama masih sekolah. Dan Arfan sering mengumpat di depan Ana. Membuat Ana ikut-ikutan mengumpat seperti Arfan.
"Anisa kamu mondok di Ar-Rasyid aja ya?" Ucap Ilyas Abi Ana.
"Ngga mau Abi, Anisa mau masuk SMP Negeri aja" ucap Ana final.
"Tapi Umi takut kamu kebawa pergaulan bebas sayang" ucap Asiyah Umi Ana.
"Katanya kamu ngefans sama Gus Alfa, nanti kalau kamu mondok disana, bisa ketemu Gus Alfa terus" ucap Ilyas membujuk Ana.
