MBN 10

13.3K 760 51
                                    

Jangan lupa Vote dan komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan komen ya.

Jangan lupa yang belum follow akun ig dan wp bisa follow dulu.

Selamat Membaca 🤓

.

.

.

.

.

Ana saat ini sedang berkeliling pondok, memantau santri-santri yang mondok di sana. Tiba-tiba saja saat sedang asyik berkeliling Ana melihat salah satu santri putra dan putri sedang berciuman di perbatasan pondok putra dan putri yang sepi. Tentu saja Ana langsung menghampiri mereka berdua dan menghentikan perbuatan Zina itu.

"Wah wah enak banget ya ciuman malem-malem gini" ucap Ana yang membuat mereka terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Ana sedang berpatroli malam ini. 

"Ning Anisa" Kejut santri putri itu menunduk malu.

"Ayo ikut gue ke ndalem" ucap Ana penuh dengan penekanan.

"Ning jangan hukum kita Ning" ucap santri putra.

"Jangan hukum? Pala lo pengin gue geplak?" Ucap Ana kesal. Tetapi tiba-tiba saja santri putra itu kabur.

"Woy jangan kabur lo" teriak Ana, dan tidak lama kemudian santri putri tadi juga kabur.

"Hey mau kemana lo" Bingung Ana, dia memilih untuk menangkap santri putra terlebih dahulu.

"Woy berhenti" ucap Ana berlari mengejar santri putra itu. Sontak teriakan Ana membuat beberapa santri putra terkejut dan bingung.

"Kena lo, lo ngga bisa kabur dari gue bangsat" ucap Ana memukul santri putra itu. Namun santri itu memberontak dan memukul Ana.

"Anjink" Umpat Ana saat perutnya terkena pukulan santri putra itu. Tetapi Ana mengabaikan rasa sakit di perutnya dan mengejar santri putra tersebut.

"Woy" teriak Ana sambil memegang perutnya.

"Eh adek gue ngapain malem-malem ke pondok putra?" ucap Arfan bingung.

"Kayaknya dia sedang mengejar seseorang, ayo kita susulin" ucap Zidan berlari menyusul Ana.

"Eh tunggu Zid" ucap Arfan yang langsung mengejar Zidan.

My Bad Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang