MBN 4

13.2K 760 33
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan Komen ya

Jangan lupa follow akun wp ku ya 😊

Selamat Membaca 🤓

.

.

.

.

.

Saat ini Ana sudah siap dengan baju sekolahnya, dia pun segera pergi ke meja makan untuk sarapan pagi. Dimeja makan itu hanya ada Ana saja. Karena kakaknya makan bersama dengan santri lain di pondok. Sedangkan Aisyah sibuk di dapur, dan Ilyas sudah pergi ke pondok.

"Anisa berangkatnya dianter sama Bang Arfan ya?" Ucap Aisyah menghampiri Ana.

"Iya Umi" ucap Ana tersenyum. Setelah itu Ana pamit pada Aisyah. Aisyah tidak lupa memberikan uang saku untuk Ana.

Ana menunggu Arfan datang di depan rumah sambil berpangku tangan. Jujur saja Ana masih memikirkan tentang Zidan. Dia masih bertanya-tanya kenapa Gus Zidan tidak mengadukan perilakunya kepada kedua orang tuanya. Apa alasan Gus Zidan sebenarnya. Itu yang membuat Ana takut pada Zidan.

"Assalamu'alaikum" salam Zidan, yang membuat Ana tersadar dari lamunannya.

"Wa Wa'alaikumsalam Gus" jawab Ana sedikit terbata-bata karena terkejut.

"Gus Arfan tidak bisa mengantarkan kamu ke sekolah, dia meminta tolong pada saya untuk mengantar kamu ke sekolah" ucap Zidan tersenyum menatap Ana.

"Bang Arfan kenapa Gus? Kok ngga bisa nganter Ana?" Tanya Ana penasaran.

"Dia lupa belum mengerjakan PR, dan PR nya untuk pelajaran pertama, jadi dia sedang mengerjakan PR" ucap Zidan.

"Pasti Bang Arfan nyontek jawabannya Gus Zidan ya" Tanya Ana menatap Zidan. Sedangkan Zidan hanya terkekeh saja.

"Ayo berangkat, takutnya kamu terlambat" ucap Zidan menekan tombol kunci mobil miliknya sampai mobil itu berbunyi.

"Lho sejak kapan mobil Gus Zidan ada disini?" Tanya Ana bingung.

"Sejak semalam" ucap Zidan terkekeh.

"Ini mau pake mobilnya Gus Zidan?" Tanya Ana.

"Iya" jawab Zidan.

My Bad Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang