Part:10

32K 3.3K 150
                                    

Vote and comment juseyo..
....

Cakra sekarang memakan nasi goreng di Cafe bersama teman-temannya, yahh setelah dia tenang tadi dia memesan masakan lain berharap kalau lidahnya tidak salah merasakan masakan yang begitu mirip dengan abangnya.

Tapi sial, mau beberapa kalipun dia memakan menu kesukaannya yang ada di cafe itu, rasanya tetap sama dengan masakan Rasya.

Mulai dari puding yang ada di sana, donat yang juga tersedia, dan yang lainnya, sama persis seperti yang dia makan dulu, dan dia tidak mungkin salah.

Cakra langsung berdiri membuat teman-temannya kaget.

"Lo mau kemana Cakra?" Tanya Wawan melihat Cakra berlari ke arah dapur.

"Kejar" ujar Bagas, dan akhirnya mereka berdua menyusul temannya itu, yang ternyata sudah berteriak di dapur mencari orang yang memasak makanan yang ada di sana.

"Jawab gue brengsek, siapa yang masak makanan di sini" ujar Cakra mencengkram kuat baju Alfanza dengan air mata yang terus mengalir.

"Hy Cakra tenanglah, lo kenapa sih" heran Wawan

"Jawab kak, siapa yang memasak makanan di sini hiks" ujarnya pada Alfanza menghiraukan teman-temannya.

"Ada apa Al?" Tanya Aron dan dibalas gelengan oleh Alfanza untuk menyuruhnya diam.

"Stss tenanglah" ujar Alfanza membawa Cakra ke dalam pelukannya. Cakra seketika kaget tapi tetap membalas pelukan Alfanza dengan masih terisak.

"Tenang ya" ujar Alfanza lembut mengelus rambut Cakra dengan air mata yang ikut mengalir. Tidak dipungkiri dia senang akhirnya bisa memeluk adeknya itu, tapi dia juga merasa sedih melihat adeknya seperti ini.

Sedangkan yang lainnya hanya diam memperhatikan, karena bingung harus melakukan apa.

"Minum" ujar Alfanza memberikan minuman pada Cakra yang sudah tenang.

"Gue panggil bang Arsya ya Cakra" ujar Wawan.

"Nggak usah, tapi boleh biarin gue bicara sama dia berdua" ujar Cakra menatap kedua temannya.

Wawan dan Bagas saling tatap dan akhirnya mengangguk. Mereka keluar dari dapur itu, begitu juga dengan Aron.

"Kak Al, ada yang mau pesan" ujar seseorang dan diangguki oleh Alfanza.

"Lo kalau mau bicara sama gue, gimana kalau besok aja"

"Gue masih harus kerja" ujar Alfanza

"Ternyata memang lo ya yang masak" Tanya Cakra dan diangguki oleh Alfanza yang kembali sibuk dengan kegiatannya.

Dia tidak boleh mengecewakan pelanggannya bukan, walaupun dia ingin tau apa yang akan dikatakan oleh adeknya itu.

Sedangkan Cakra terus memperhatikan cara Alfanza yang sedang memasak, dia lagi-lagi teringat dengan abangnya.

Flashback

"Lo ngapain?" Tanya Cakra melihat Rasya yang sedang sibuk di dapur.

"Ehh ngde Nngda ngung ngolah (Ehh adek sudah pulang sekolah" ucap Rasya tersenyum menatap Cakra yang sedang mengambil minuman.

"Ke kamar sana, teman ge bentar lagi bakalan datang" ujar Cakra duduk di kusri dapur dan memperhatikan Rasya yang dengan lihainya memasak dengan tatapan malas.

"Ngha(iya)" ujar Rasya tersenyum dan mematikan kompornya, menyalin nasi goreng buatannya ke dalam piring.

"Nngde ngu? (adek mau?)" Tanya Rasya menyodorkan nasi goreng buatannya pada Cakra.

I'm Fine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang