Part:23

25.3K 3K 273
                                    

Vote and comment juseyo...
..

Alfanza bercanda ria bersama Arsyi, melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga dimana sudah ada Rendi, Cakra dan  Arsya yang...

Ehh...

"Abang ngapain berdiri kayak monyet gitu?" Tanya Alfanza dengan wajah mengejek menatap Arsya yang sedang berdiri dengan satu kaki diangkat dan kedua telinganya dipegang.

"Diam lo, kalau cuma ngejek gue" gerutu Arsya.

"Abang udahan ya, Arsya capek nih" ujarnya dengan nada merengek menatap Rendi yang tampak cuek.

"Abang...."

"Diam!, tambah 1 jam" ujar Rendi tanpa melihat ke arah Arsya yang semakin kaget mendengarnya.

"Pftt mampus hahah, Rasain" ejek Alfanza dan menjulurkan lidahnya kepada Arsya.

"Diam Rasya!" kesal Arsya tapi tetap saja Alfanza malah semakin tertawa mengejek Arsya.

"Udah, kalian ini, selalu aja bertengkar kalau ketemu" ujar Arsyi terkekeh pelan dan duduk di samping Cakra yang sibuk dengan gamenya.

Sedangkan Alfanza bukannya berhenti, tapi dia masih saja mengejek Arsya dengan mencubit pipi Arsya atau bahkan menoel hidungnya.

"Hehe imutnya, yang tegak berdirinya, itu kakinya diangkat lagi" ujar Alfanza menbuat Arsya semakin kesal.

"Rasya, jauh-jauh sana kalau cuma mau ganggu gue"

"Punya adek nggak ada yang pengertian banget sih"

"Udah tau gue udah capek, bukannya kasih minum tapi malah ngejek gue"

"Nggak ada akhlak emang" gerutu Arsya

"Nggak peduli tuh, liat lo tersiksa itu suatu hiburan buat gue haha"

"Benar-benar adek kurang akhlak, yang satunya ngeselin yang satunya nggak peduli sama gue"

"Nasib gue gini banget deh" gerutu  Arsya membuat Cakra menatapnya.

"Semangat bang" ujar Cakra malas dan kembali bermain tanpa menghiraukan Arsya yang cengo, sudah terlihat jelas Cakra tidak berniat ikhlas menyemangatinya.

Sitambah Arsya semakin dibuat kesal karena Alfanza yang kembali tertawa mengejeknya.

"Abang lihat mereka berdua, mereka selalu nistain Arsya" adunya pada Rendi, tapi Rendi tetap acuh semakin membuat Alfanza tertawa.

"Aduh sakit perut gue hahaha" tawa Alfanza menikmati perubahan raut wajah kesal Arsya itu.

"Udah Rasya, kasihan abang kamu itu" bela Arsyi melihat wajah Arsya yang sudah merah padam.

"Rasya diamlah! atau abang hukum kalian berdua" ujar Rendi membuat Alfanza seketika diam.

"Maaf bang hehe" ujar Alfanza menahan tawanya dan duduk di samping Cakra, masih dengan mengejek Arsya.

"Abang, dia masih ngejek Arsya, hukum sekalian bang, biar tau rasa" Adu Arsya lagi.

"Dih cepu lo" ketus Alfanza dan meminum minuman yang ada di atas meja, sambil menatap Arsya dengan ide jahil terlintas diotaknya.

"Ahh enaknya" ujarnya masih berniat menggoda Arsya. Arsya memutar matanya malas. Alfanza pikir dia bisa tergoda hanya dengan Ice jeruk itu pikirnya, tapi...

"Sial itu cuma Ice jeruk, gue udah sering minum, tapi sekarang kenapa keliatannya nikmat gitu"

"Aa gue capek, pengen minum" teriak Rasya dalam hatinya, karena kalau dia mengeluarkan suaranya untuk protes lagi, pasti abangnya itu menambah hukumannya.

I'm Fine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang