Part:19

25.7K 3.1K 134
                                    

Vote and comment juseyo...
....

Sekarang Alfanza dan Arsya berada di kamar Arsya, dengan salah satu kaki mereka yang dipasang rantai, satu rantai di kaki Arsya dan satu lagi di kaki Alfanza, jadi mereka tidak bisa berjauhan dari jarak 1 meter.

"Kalian tau kan daddy tidak suka keributan saat sedang makan hmm?" Ujar Alex menatap kedua pemuda itu garang.

"Maaf dad, dia ngeselin soalnya" ujar Arsya menatap Alfanza tajam.

"Lo yang mulai ogeb"

"Apa lo, mau baku hantam ayo"

"Mulai lagi, kami masih di sini, masih mau ribut!" Ujar Alex membuat kedua pemuda itu diam.

"Hukuman kalian, karena udah ganggu sarapan daddy"

"Kalian seperti ini sampai daddy pulang, kalau saat daddy pulang, tapi salah satu dari kalian ada yang terluka karena berkelahi, hukuman kalian berdua daddy tambah"

"Paham!" Tegas Alex.

"Paham" ujar Arsya dan Alfanza kompak.

"Bagus, yok sayang" ujar Alex kembali lembut dan merangkul Arsyi, karena memang hari ini mereka ada jadwal konsultasi Arsyi dengan dokter psikolognya.

"Jangan berantem lagi" ujar Arsyi dengan nada peringatan dan diangguki oleh mereka lagi.

Setelah Arsyi dan Alex keluar, Alfanza dan Rasya menghela nafas lega.

"Cakra gue bisa minta tolong kan?" Ujar Alfanza.

"Bisa bang, apa itu?" Tanya Cakra dengan senang hati.

"Bisa bawain kotak bekal di tas gue, tolong kasih ke Aron dan Eric...

"Dan satu lagi kalau bang Rendi mau, ambil aja bagian dari Al" ujar Alfanza membuat ekspresi kedua kakak adek itu berbeda, Cakra yang langsung suram mendengar nama si kembar, dan Rendi yang berwajah datar walaupun dia entah kenapa merasa senang.

"Cakra" panggil Alfanza lagi melihat ekspresi Cakra tampak kesal.

"Nggak mau ahh bang, yang ada gue berantem kalau ketemu mereka nanti"

"Ayolah Cakra, please ya, nanti gue kasih apapun yang lo mau"

Mendengar penawaran dari Alfanza membuat Cakra diam dan mengangguk. Sepertinya dia harus memikirkan suatu hal yang dia ingin kan dari Alfanza nanti.

"Baiklah, kalau gitu Cakra pergi ke sekolah dulu ya" pamit Cakra dan melambaikan tangannya pada Alfanza dan Arsya, kemudian mereka menatap Rendi yang masih berada disana memperhatikan mereka.

"Jangan berantem!" Peringat Rendi dan keluar dari kamar Arsya.

.

.

.

.

.

.

Bruk

"Akhh" ringis Alfanza karena dirinya di dorong oleh Arsya setelah Rendi ke luar tadi, dan sialnya karena dorongan yang kuat dari Arsya tadi, tarikan Rantai yang mengikat kaki mereka ikut tertarik, dan menarik Arsya sehingga membuatnya ikut terjatuh dan berada di atas Alfanza.

"Akh sakit sial" kesal Arsya

"Lo yang salah bego, ngapain dorong gue haaa"

"Lo ngeselin sialan, baru aja lo datang kemarin, tapi gue selalu sial kalau sama lo...

"Ini udah kedua kalinya gue dihukum karena lo" kesal Arsya, padahal dia baru bebas dari hukuman dari Rendi pukul setengah 4 pagi tadi, dan sekarang masih jam setengah 7 dia harus dihukum kembali.

I'm Fine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang