9. Jaga Dia, Ya?

958 119 17
                                    

Yudhistira tahu, hidupnya memang sudah berantakan sejak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yudhistira tahu, hidupnya memang sudah berantakan sejak lama. Ia juga selalu menduga, agaknya kapan kemungkinan terburuk yang pernah dirinya bayangkan akan terjadi. Yudhis sudah menyiapkan mentalnya, sudah siap dengan apapun yang terjadi di masa depan, sudah pasrah dengan keadaan. Beberapa tahun lalu, Yudhis sering sekali memergoki ayah dan ibunya selingkuh, namun ia memilih diam, supaya keluarganya tetap utuh, supaya kakaknya tidak merasakan apa yang dirinya rasakan.

Akan tetapi, detik ini, Yudhis sudah tidak lagi seperti itu, ia benar-benar muak, sejak kecil ia seolah sudah harus mengerti dengan apa yang terjadi. Ingin sekali pergi seperti sang kakak, nyatanya Yudhis tak setega itu meninggalkan rumah ini. Terlebih saat Yudhis tahu, ayah dan ibunya bertahan karena dirinya dan kakaknya, karena mereka tak ingin anak-anak menjadi korban perceraian orang tuanya. Sialnya, mereka tak pernah sadar, jika bertahan justru menjadi keputusan terburuk, justru membuat Yudhis merasa sedang di neraka, alih-alih di rumah.

Isi dari bingkisan yang Sadewa beri padanya adalah snack, sebuah buku komik rilisan terbaru yang kebetulan belum sempat dirinya beli, sebuah gantungan kunci kepala anjing, dan sebuah kaos. Ada sebuah kertas juga di dalamnya, Sadewa menulis sedikit catatan, 'Komik itu, saya lihat kamu tertarik dengan itu saat di mall. Keychain, awas kalau sampai hilang, dan kaos, saya rasa kamu butuh itu.' Yudhis tersenyum tipis, di kaos putih tersebut terdapat tulisan 'Son is happiness'.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia kembali mendapatkan kebahagiaan. Terlebih komik, dapat Yudhis pastikan, ia tidak akan pernah bisa membeli komik, sebab selalu berakhir dibuang oleh ayahnya. Entahlah, itu hanya komik, hanya Yudhis gunakan untuk hiburan, tapi ayahnya membencinya. Biasanya, Yudhis hanya membaca di perpustakaan, atau meminjam milik teman. Maka dari itu, untuk melindungi komik ini, Yudhis berniat untuk ke tempat sang kakak, Yudhis juga sudah memberi tahu kakaknya jika ia akan datang.

Akan tetapi, malam ini pula, Yudhis juga mendapati dirinya yang kembali kecewa. Awalnya, Yudhis pikir, ia akan datang membawa komik, dan martabak keju untuk kakaknya. Nyatanya, Yudhis juga datang membawa luka.

Yeremia Valencia Lin, atau biasanya Yudhis memanggilnya Kak Vale, gadis itu dibuat bingung kala adiknya datang dan langsung memeluknya sangat erat. Adiknya ini tidak pernah seperti ini sebelumnya, terlebih sesaat setelah memeluknya, Yudhis berjalan melewati dirinya dengan tangan bergetar. Vale tidak tahu apa yang terjadi, namun sepertinya ia bisa menebak. Membiarkan Yudhis masuk, Vale justru keluar, menelepon ibunya.

"Kalian apakan adikku?" Serobot Vale begitu telepon tersambung.

"Maaf, Nak. Adikmu tanpa sengaja mendengar Mama dan Papa sedang berbicara. Kami harus berpisah, karena kesalahan Mama, maafkan Mama."

"Jangan bertele-tele."

"Mama mengandung, bukan anak dari Papa kalian."

Dunia Vale memang sudah hancur sejak lama, dan selama ini ia mencoba membangunnya kembali, tapi malam ini, ia kembali hancur. Tanpa mengucapkan apapun lagi, Vale memutuskan sambungan, kemudian kembali memasuki apartemennya, mencari keberadaan adiknya.

Mr. Physics & SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang