18

21 7 1
                                    


Gak terasa hubungan yang dijalani Sindi bersama Daniel slama ini berjalan lancar meski terkadang ada gangguan kecil.

Fyi Sindi juga udah lama tau kalo pacarnya itu leader dari geng Antrax.

"Cowo lo keren jugaa ya Sin liat deh" ucap Mika menunjuk Daniel dkk yang sedang bermain basket.

"Ganteng" gumam Sindi menopang dagu nya

Permainan basket mereka sudah selesai. Daniel dan yang lain berjalan kepinggir lapangan.

"Yuk kasih minum nya ke mereka" ujar Mika menepuk bahu Sindi.

"Kamu aja Daniel udah dapet tuh" ujar Sindi menunjuk Kearah Daniel dengan dagu nya

Disitu seorang cewek memberika sebotol minum buat Daniel. Bukan diterima Daniel malah menatap datar cewe itu dan berjalan ketempat Sindi.

"Haii" sapa Daniel saat sudah dihadapan Sindi

"Kenapa?" Tanya Sindi

Daniel mengernyit bingung

"Apanya" bingung Daniel

"Kenapa gak diambil minum cewek tadi?" Ujar Sindi dengan menaikan sebelah alis nya

"Gak butuh aku butuh nya punya kamu" ucap Daniel mengambil botol mineral dari tangan Sindi.

Menenggak nya hingga setengah.

"Woii Mik lap in keringet gue dong gerah banget" ucap Malik melempar handuk kecil ketangan Mika.

"Sialan lo" sebal Mika

"Neng Mika lo gak bawain minum buat gue?"  Ucap Zalfa

"Ck nihh buat yang lain juga tuh" tunjuk Mika pada beberapa botol yang sengaja ia beli

"Thanks Mik" ujar Renjun mengambil botol mineral itu,bgitu juga Arav

"Thanks" saut Arav

"Makasih loh ayang Mika" ujar Zalfa mengedipkan  sebelah mata nya

"Heh heh mata lo kenape cacingan kah" ujar Renjuna

"Mata lo jan genit sama kembaran gue deh bang" ujar Malik dengan iseng memeluk kembaran nya itu

"BANGKE LO TUH KERINGETAN MALAH MELUK MELUK GUE" dengan kesal Mika melempar handuk kecil itu ke muka kembaran nya

"Haha mampus lo kena amuk pacar gue" tawa Zalfa puas

"Idih pede amat lo ngaku ngaku" sinis Mika buat Zalfa menghentikan tawa nya

"Ngarep mulu anying sabar bro" tawa Renjuna menepuk bahu temen nya.

Arav ? Dari tadi dia hanya diam anteng memainkan hp nya.

"Mau kekantin gak" ujar Daniel menciumi puncak kepala gadis nya

"Aku mau kekelas bentar lagi bel masuk" ujar Sindi melihat jam tangan nya

"Okey tapi ntar balik bareng aku yaa hm" ucap Daniel dengan gemas memeluk Sindi

Gak tau kenapa suka banget rasa nya deket deket Sindi.

"Terserah" ujar Sindi melepas pelukan nya karna risih juga diliat banyak orang.

"Cih bucin" decih Arav memutar bola mata nya malas

"Iri bilang" ujar Daniel dengan smirk mengejek, Arav langsung membuang muka.

"Yuk lah Sin darah tinggi gue disini lama lama deket anak curut" sebal Mika yang dari tadi kena jahil oleh Zalfa

"Percaya gak percaya yang lo bilang curut bakal jadi masa depan lo" ujar Zalfa

"Dih dahlah" ujar Mika langsung menarik lengan Sindi.

"Eeh iya Mik" ujar Sindi kemudia melambaikan tangan nya dibalas oleh Daniel.

"PELAN PELAN SAMPE CEWE GUE JATUH LO KENA SAMA GUE" teriak Daniel buat Mika sedikit merinding.

"Gila cowok lo" bisik Mika sambil jalan pada Sindi.

"Ya kamu" geleng geleng Sindi.

Skip

Kelas Sindi saat ini pelajaran Informatika yang diajar oleh Pak Sendi.

"Jadi anak anak ada yang mengerti dengan soal dipapan tulis ini? " ujar pak Sendi.

Smua murid dikelas terdiam hingga Sindi mengacungkan tangan.

"Ya Sindi kamu mengerti dan ingin mengerjakan soal?" Tanya pak Sendi

"Eung saya mau izin ketoilet pak" gugup Sindi karna smua mata tertuju pada dirinya

"Silahkan jangan lama lama" ujar pak Sendi menghela nafas

Sindi pun berjalan keluar kelas dan berjalan ke toilet. Sampai nya ditoilet ia  segera menyelesaikan urusan nya

Selesai kluar dari bilik toilet ia lebih dulu mencuci tangan nya di westafel. Tapi saat ingin kembali kekelas hp nya berbunyi dering telfon.

"Tumben" gumam Sindi saat melihat nama kontak yang telfon itu mama nya

"Halo mah kenapa" ucap Sindi

"Pulang sekolah langsung pulang ada yang ingin mama bicarakan" ujar mama Sindi

"Iya"

"Ingat jangan ngelayap sama pacar mu terus, sampe gak langsung pulang lihat saja hukuman dari mama" nada sinis mama Sindi

"Iya mah kalo gitu Sindi ingin kekelas" ujar Sindi mematikan Telfon nya.

"Huft" dirinya menghela nafas

"Kapan mama bisa berhenti membenci Sindi" ujar nya menatap dirinya sendiri di cermin dan menghela nafas lelah.

Lalu berjalan kembali kekelas.

Tbc





The Part Of My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang