Dibalik setiap orang yang kuat,
Ada kisah yang tidak memberikan pilihan kepada mereka selain menjadi kuat.____
Skip
Saat ini Sindi bersama Daniel diperjalanan pulang sekolah.
"Kamu mau langsung pulang?" Ujar Daniel
"Iyaa mama suruh langsung pulang ada yang mau diomongin kata nya" ujar Sindi tersenyum tipis
"Kalo ada apa apa cerita ya sama aku jangan dipendem sendiri" ujar Daniel dengan lembut mengusap tangan Sindi yang berada dipinggang nya.
"Iyaa" ujar Sindi
Brum
Brumm
"PAK KETU DIMANA MANA BUCIN" seru motor sebelah yang ternyata 2 biang kerok si Renjun dan Zalfa.
"Ck ganggu" decak Daniel langsung menambah kecepatan nya
"Astaga" gumam Sindi memeluk erat pinggang Daniel.
"Yeuhh ditinggal kita, pake lampu merah segala lagi gagal deh ganggu si Daniel" dengus Renjuna
Skip
Sampai dirumah Sindi langsung turun dari motor Daniel dan berusaha melepas helm nya tetapi malah susah."Ck susah banget" gerutu Sindi
"Sini aku bantu" kekeh Daniel mendekatkan tubuh nya agak menunduk.
Cklekk
"Tuh kebuka" gemas Daniel mengacak acak poni Sindi.
"Kan gaktau tadi gak bisa" ujar Sindi melepas helm nya dan memberikan itu ke Daniel.
"Masaa" godaa Daniel
"Niell" cemberut Sindi dan malah dapet cubitan gemes di pipi
Siapa lagi pelaku nya kalo bukan Daniel.
"Hehe becanda yaudah aku balik duluan deh" ujar Daniel menyalakan motor nya
"Hati hati dijalan" ujar Sindi tersenyum tipis
"Iyaa" ujar Daniel sebelum pergi.
Setelah kepergian Daniel. Sindi langsung masukk kedalam rumah nya.
Saat masuk disana sudah ada orang tua nya dan satu laki laki paruh baya yang gak dikenal nya.
"Duduk ada yang mau mama omongin" ujar Arum menutup majalah dipangkuan nya
"Kenapa" bingung Sindi duduk disofa sebrang mama nya
"Mama harus bilang ini ke kamu... kalo sebenernya mama udah lama nikah lagi" ujar Arum buat Sindi terkejud
"Becanda ya mama" Sindi terkekeh paksa
"Mama seriuss dan kenalin ini Alex papa tiri kamu suami mama" ucap Arum mengenalkan laki laki paruh baya disamping nya yang sedari tadi diam.
Brakk
Tas yang dipegang oleh Sindi terjatuh dari genggaman tangannya.
"Sejak kapan?" Tanya Sindi dengan pandangan kosong.
"Saya menikah dengan mama mu sudah dua tahun" ujar Alex laki laki paruh baya yang sejak tadi diam
" dan mama baru bilang hal ini sekarang ma?" Ujar Sindi menatap mama nya
"Sindi anak mama, Sindi tau mah mama benci sama Sindi tapi gakk gini dong" melas Sindi
"Sindi slalu diam mama gak perhatian seperti orang tua diluar sana, Sindi juga gak pernah maksa mama buat slalu ada tapi apa pernah mikirin Sindi sekali aja? Pernah gak mama nanyain anak mama ini, pernah gak si mama nanya kesaharian anak mama yang kesepian ini, asal mama tau Sindi sendiri mah Sindi sendiri butuh mama cuma mama yang Sindi punya saat ini "
"Mama tau gak Sindi slalu iri dengan kluarga orang lain, Sindi slalu pengen bertukar cerita sama mama tapi mama gak pernah stay dirumah sekali pun stay mama gak peduliin Sindi anak mama. Apa mama tau kalo Sindi haus perhatian dan kasih sayang yang gak pernah mama kasih itu ke Sindi" ujar Sindi dengan berkaca kaca mengeluarkan unek unek nya.
Arum terdiam melihat anak kandung nya yang baru ia sadari ternyata sudah sebesar ini dan terasa sedikit rasa bersalah dibenak nya.
"Sepertinya mama lupa ya kalo mama punya anak gapapa mah mama gak anggap aku tapi yang perlu mama tau Sindi sayang mama" ujar nya sambil tersenyum tipis
"Selamat atas pernikahan nya" ucap nya lagi setelah itu mengambil tas sekolah nya dan berjalan ke masuk kekamar
Setelah kepergian Sindi. Arum memijat pelipis nya.
"Saya jahat banget ya" gumam Arum mendongak
"Bukankah sudah saya katakan untuk bilang hal ini lebih awal" ujar Alex mengusap punggung istrinya agar tenang.
Dikamar.
Sindi berdiri didepan cermin dengan menangis dan menatap dirinya sendiri.
"Hidup kamu menyedihkan ya bener bener sendiri tanpa adanya orang lain yang sayang sama kamu" ujar Sindi tersenyum getir menatap cermin
Pandangan nya beralih kelaci meja dan kemudia membuka laci itu. Mengambil barang yang slalu ia sembunyikan lalu dengan air mata yang masih terus turun itu ia menyayat lengan nya sendiri.
"Hiks bodoh Sindi kamu sangat bodoh" ujarnya terduduk dilantai dengan lengan yang mengeluarkan darah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Part Of My Story
Teen FictionSindi Gracia Putri dia gadis yang lumayan pendiam. tidak seperti gadis lain disekolah nya yang friendly, dia lebih suka menarik diri dari keramaian tapi dibalik pendiam nya itu ada sesuatu yang slalu di Dia pendam. Bagaimana jadi nya jika Sindi dipe...