The Night - Eric Nam
00:00●━━━━━━━03:42
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻***
SMA Blue Lock merupakan sekolah elit yang memiliki fasilitas yang nyaman dan lengkap, tiap tahun selalu menghasilkan alumni-alumni yang berprestasi mendorong menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat bagi negara dan dunia—akreditasi sekolah juga menjadi yang paling unggul di antara sekolah lainnya. Untuk menjaga citra baiknya—SMA Blue Lock selalu mengadakan ujian tengah semester untuk terus meningkatkan persaingan antar pelajar dalam mencapai nilai terbaik—ketika siswa mendapat nilai tinggi, ia akan mendapat manfaat yang cukup bagus.
Pertama, akan selalu diprioritaskan dalam antrian kantin; di mana siswa dengan nilai terendah harus mengalah menunggu sampai siswa dengan nilai tinggi selesai mengambil makanan. Kedua, posisi duduk siswa dengan nilai tinggi akan selalu di depan. Ketiga, siswa nilai tinggi diperbolehkan untuk tidak mengikuti bimbingan kelas tambahan di malam hari. Keempat, siswa dengan nilai tinggi lebih dibebaskan memakai fasilitas sekolah. Belum lagi nilai rata-rata kelas dihitung—jika menjadi kelas dengan nilai rata-rata paling rendah di antara kelas yang lain, maka akan mendapat hukuman.
Adanya perbedaan perlakukan pada siswa tersebut diharapkan menjadi dorongan agar tiap siswa dapat berusaha untuk belajar lebih baik—hanya saja, perlakuan tersebut benar-benar merupakan ketidakadilan dari sekolah terhadap siswanya. Bagi Yoichi yang mendengar hal tersebut, ia tidak menyukai hal tersebut. Jika menjadi siswa dengan nilai tertinggi, maka akan berada dalam posisi bahagia di atas penderitaan orang lain. Namun, jika menjadi siswa dengan nilai terendah, maka akan mendapat perlakuan yang sangat berbeda.
Kali ini mereka menghadapi ujian matematika dan juga bahasa inggris, Yoichi mengerjakan dengan tenang, Reo seperti biasa selalu terlihat fokus dan benar-benar teliti. Hal berbeda terjadi pada Seishirou, lelaki yang biasa bermalasan membuang banyak waktu dalam mengisi soal lebih terlihat sigap dan mengerjakan langsung ketika kata mulai sudah diucapkan oleh guru pengawas.
Ujian berlangsung tanpa kendala, ketika waktu istirahat para siswa mengantre di kantin—kali ini sistem peringkat belum ditentukan sehingga siapa pun dilayani dengan normal.
Sambil menikmati makan siang, Reo bertanya, “Isagi, guru privatmu itu benar-benar menolakku?” Terlihat pandangan tidak percaya dari Reo karena baru kali ini ia ditolak oleh seorang guru untuk menjadi muridnya. “Apa kau tahu apa alasannya?” tanya Reo lagi.
Sejujurnya Yoichi merasa bersalah. “Aku tidak tahu apa alasannya, Guru William menolak tanpa memberitahuku alasannya apa. Mungkin beliau sibuk sehingga tidak bisa lagi menjadi guru privat.”
“Begitu, ya....”
“Kenapa kita tidak membuat kelompok belajar saja? Belajar di hari weekend di perpustakaan kota, bagaimana?” usul Seishirou dengan semangat sampai membuat kedua orang lainnya menatap heran tapi Reo segera tersenyum dan mengangguk menyetujui usul yang disampaikan oleh Seishirou.
“Setuju.”
Reo kembali berbicara, “Seishirou akhir-akhir ini kau tampak lebih baik, jadi ini maksudmu waktu itu menelponku ingin berubah lebih dapat berusaha?”
“Ya, begitulah. Setelah menelponmu aku berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk sedikit berubah.”
Yoichi terdiam, pikirannya melayang ketika Seishirou datang menjenguk ke rumahnya saat sakit, meski mereka tidak pernah bertengar tapi di saat itu pernah terjadi perdebatan. Kali ini melihat bagaimana Reo dan Seishirou berbicara membuat Yoichi semakin sadar, dia hanyalah orang baru dipertemanan mereka. Sekali pun Seishirou selalu bersikap baik padanya tetapi ia tidak akan pernah sama dengan posisi Reo dalam pertemanan.
Menghela napas pelan, Yoichi tersenyum memandangi bagaimana Reo dan Seishirou berbicara. Ia kemudian bangkit. “Aku sudah selesai,” ucapnya sambil mengambil nampan yang sudah kosong untuk di kembalikan ke tempat yang seharusnya.
Seishirou hendak ikut bangkit menyudahi makan siang tetapi langsung dihentikan Yoichi. “Makan siangmu belum habis, tidak baik menyia-nyiakan makanan. Reo juga masih makan, kalian makanlah.”
Setelah Yoichi pergi, Seishirou kembali duduk dan makan dengan tenang. Reo menperhatikan dan kembali berkata, “Aku tebak alasan kau sekarang jadi seperti ini pasti ada hubungannya dengan Isagi, ‘kan?”
Seishirou awalnya tidak ingin menjelaskan banyak pada Reo tetapi lelaki itu dapat menebaknya dengan benar sehingga ia mengangguk membenarkan perkataan lelaki berambut ungu tersebut. Seketika Reo tertawa. “Nagi kau suka pada Isagi?”
“Te–tentu aku suka Isagi sebagai teman.”
“Yakin hanya suka sebagai teman?” goda Reo, salah satu tangannya menopang dagu sambil menatap Seishirou memberi sedikit tekanan agar lelaki tersebut mengaku padanya.
“Kau benar ini ada hubungannya dengan Isagi tetapi tidak hanya Isagi saja, kau juga. Nilai ujian tengah semester ini menentukan posisi duduk dan hal-hal lainnya, jika nilaiku rendah dengan jarak yang jauh dari kalian berdua bukankah aku akan sangat tertinggal? dan sulit bagi kita juga untuk dapat berkumpul bersama di sekolah. Itu yang kupikirkan, sehingga kini aku lebih berusaha mendapat nilai yang bagus.” Seishirou menjelaskan alasan mengenai hal yang ditanyakan oleh Reo.
Reo tiba-tiba meninju dada Seishirou dengan pelan, bibirnya tersenyum. “Ternyata seorang Seishirou Nagi bisa mengatakan hal-hal yang bisa membuatku terharu.”
Meski Seishirou kemudian menggeleng dan tak acuh membiarkan Reo terus menggodanya tetapi di dalam lubuk hati Seishirou sejujurnya ia sangat malu, mati-matian menahan diri agar tidak lari meninggalkan Reo di kantin.
Sekali pun Seishirou tetap menjelaskan bahkan suka yang dimaksud adalah suka antar teman tetapi Reo tidak bodoh untuk memahami jika Seishirou sebetulnya tertarik pada Yoichi. Mereka bertiga selalu bersama dan Reo telah mengenal Seishirou selama bertahun-tahun sehingga tidak sulit bagi Reo untuk memahami hal itu dengan memperhatikan setiap hal yang dilakukan oleh Seishirou. Lelaki berambut putih itu selalu memandangi Yoichi dengan cara berbeda, memperlakukan dengan lebih baik, bahkan hal-hal yang tidak pernah biasa Seishirou lakukan—ia akan melakukannya untuk Yoichi.
Hal sejelas itu bagaimana mungkin bisa lepas dari pandangannya. Reo hanya dapat menunggu akan bagaimana hubungan keduanya. Sebagai teman ia akan selalu mendukung mereka berdua, ia juga akan memperhatikan apakah Yoichi juga menyukai Seishirou atau tidak.
Atau mungkin ia bisa membantu Seishirou agar Yoichi peka bahkan membalas perasaan tulus dari Seishirou. Jika mereka menjalin hubungan, bukankah itu terlihat lucu? Bagi Reo mereka berdua sangat cocok.
Reo tersenyum sendiri sehingga Seishirou bertanya, “Ada apa denganmu?”
“Tidak apa-apa. Kita sudah selesai, ‘kan? Ayo kembali ke kelas! Isagi juga pasti sudah ada di kelas.”
Seishirou mengangguk lalu mengikuti Reo.
***
BERSAMBUNG
Reo jadi shipper Nagisagi yang akan mencoba melayarkan kapal ini wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Dairy | NagiSagi ✓
FanficDi hari pertama masuk SMA; Yoichi ingin memberikan kesan yang baik kepada teman barunya nanti karena ia ingin menjalani kehidupan sekolah layaknya siswa normal lainnya. Namun, kesialan selalu menemuinya. *** Karena terlahir lemah sedari kecil Yoich...