Mari Kita Berpisah

3.3K 128 78
                                    


Sudah hampir dua minggu Ardi tidak pulang ke rumah. Beberapa kali Ishana mengirim pesan, hanya dibalas singkat oleh Ardi. Mungkin suaminya itu sedang menikmati kebahagiaan dengan Salwa. Ishana berusaha memaklumi karena Salwa sedang hamil. Dulu dia percaya kalau Ardi tidak akan berpaling darinya meskipun suaminya itu menikah lagi. Tapi sekarang bagaimana? Saat ini Ishana merasa hati Ardi semakin berpaling darinya. Semua tampak jelas ketika suaminya itu sejak sebelum menikah selalu menuruti keinginan Salwa alih-alih takut Salwa menghilangkan nyawanya sendiri.

Restu Ishana agar Ardi menikah lagi dengan Salwa pun disambut baik oleh suaminya itu. Terlebih sekarang Salwa sedang hamil anak Ardi. Tampaknya perhatian, cinta, dan kasih sayang Ardi mulai terkikis untuknya. Keluarga besar Ardi juga mendukung ketika akhirnya Ardi mau menikah lagi dengan Salwa. Mungkin sebentar lagi Ishana akan tertinggal sendiri.

Sekarang Ishana menyesal kenapa dia menyetujui Ardi menikah dengan Salwa. Kenapa dia pasrah saja dengan keputusan yang diambil oleh suaminya itu. Kenapa dia tidak mampu mempertahankan Ardi di sisinya. Mungkin dulu sebaiknya dia meminta cerai saja daripada harus dipoligami tapi menahan rasa sakit.

Percuma menyesal kalau pernikahannya udah terjadi, Ishana bermonolog.

Ishana menahan sakit di dada. Rasanya ini lebih menyakitkan dibandingkan ketika dulu Arjuna mengkhianatinya. Namun, sudah tidak ada gunanya lagi menyesal. Sudah seharusnya Ishana menerima takdirnya.

***

Ishana membereskan baju-bajunya di dalam koper dan menutupnya. Setelah itu dia membereskan peralatan make up nya dari meja rias dan menyimpannya dalam travel bag kecil. Dua koper dan satu travel bag dia bawa keluar kamar dan memasukkannya ke dalam mobil. Semalam dia sudah berbicara dengan kedua anaknya bahwa sementara mereka akan tinggal di rumah neneknya sebelum Ishana mendapatkan tempat baru.

Perempuan itu juga berencana untuk memindahkan sekolah Raka dan Ziva. Tidak terlalu sulit memberikan pengertian kepada kedua anaknya bahwa Bunda dan Abi mereka sedang ada masalah. Ishana sungguh menyesal telah menorehkan kembali luka yang sama di hati kedua anaknya. Namun, dirinya tak mampu lagi untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Ardi.

Sudah sejak lama Ishana memikirkannya. Hari ini dia mencoba meneguhkan hati. Ishana sudah mengirim pesan pada Ardi, meminta suaminya untuk datang sebentar karena ada hal yang ingin dia biacarakan. Ragu, takut, cemas, semuanya menjadi satu di hati Ishana. Jika dia mengungkapkan keinginannya, apa tanggapan Ardi? Apa yang akan suaminya itu lakukan? Lantas keluarga besarnya, apa yang akan mereka pikirkan?

Ishana mendesah. Saat ini yang terpenting bagaimana tanggapan Ardi? Jika suaminya setuju, masalah keluarga besarnya akan jauh lebih mudah. Sedangkan Salwa, sejak awal madunya itu memang tidak menyukainya. Jadi Ishana rasa Salwa justru akan senang dengan keputusannya.

Ishana baru saja menutup pintu bagasi mobilnya ketika Pajero hitam milik Ardi masuk ke garasi dan berhenti tepat di samping mobilnya. Ardi keluar dari mobil dan berjalan mendekati sang istri. Ishana mengatur napas. Meyakinkan diri kalau semuanya akan baik-baik saja. Dia menyunggingkan senyum. Ardi merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Ishana. Perempuan itu menghambur ke dalam pelukkannya.

Kalau begini, aku jadi susah untuk bicara, Mas, ucapnya dalam hati.

"Apa kabar istriku ini?" tanya Ardi seraya meregangkan pelukannya, lalu menatap Ishana.

"Aku mau ngomong sesuatu, Mas," ucap Ishana.

"Kita bicara di dalam, ya, Sayang. Tapi bikinkan dulu aku es jeruk," ucap Ardi sambil merangkul bahu sang istri dan membawanya masuk.

Imam Kedua (Renew from Rindu untuk Ishana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang