PROLOG

1K 61 3
                                    

Kalian menyukai laut? Sepertinya tak ada seorangpun yang tak menyukainya.

Mengapa kita menyukai laut? Itu karena, ia memiliki kekuatan yang kuat untuk membuat kita memikirkan hal-hal yang kita sukai untuk dipikirkan.

Disana, kita merasakan kebebasan. Hidup kita yang sempit seketika meluas hanya karna menatap betapa luasnya lautan biru.

Hidup itu di ibaratkan kita mengayuh di lautan. Jika kita tak hati-hati mengayuh perahu dan memegang kemudi, maka karamlah di gulung oleh gelombang.

"Appa, apakah ada kehidupan di dasar sana?"

"Tentu ada"

"Lalu, bagaimana kehidupan itu? apakah menyenangkan?"

"Sangat, sangat menyenangkan. Disana kita tak lagi merasakan kekhawatiran, tak lagi merasakan rasa sakit. Disana kita hanya bisa mendengar suara"

"Suara apa itu?"

"Suara ketenangan".

...

5 Februari

Hancur, hanya satu kata yang bisa menggambarkan keadaan lelaki ini. Duduk terlemas di koridor rumah sakit dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.
Hatinya sakit. Dunianya hancur. Wanita yang  sangat ia cintai meninggalkannya seorang diri disini? di dunia kejam ini? lalu bagaimana kehidupannya setelah ini? apakah ia harus ikut pergi?

"Yoona, kau tega meninggalkan ku sendiri disini? Kemarin kau berkata kita akan mengurus anak-anak kita bersama kan? Lalu sekarang apa? Kau berbohong? KAU BERBOHONG?!" ia mengguncangkan tubuh istrinya yang sudah terkulai lemas di brankar rumah sakit. Ia tak percaya ini. Ini seperti mimpi. Mimpi paling buruk dalam hidupnya.

....

"Eomma, ayo kita beli itu"
Sudah berapa kali anak laki itu merengek minta di belikan permen kapas namun belum juga dituruti.

"Tidak sayang, gigimu nanti sakit"

"Appa..." kini wajahnya berpaling dan menatap pria dihadapannya.

"Kau masih ingat kemarin malam? disaat kau mengeluh gigimu sakit karena memakan permen?" tanyanya.

"Tapi aku menginginkannya" jawab anak itu menunduk.

"Baiklah-baiklah, eomma izinkan asalkan jangan terlalu banyak, oke?"

"Sungguh?!, terimakasih eomma, ayo kita beli sekarang".

Anak itu melompat kegirangan dan berlari tanpa mendengarkan teriakan wanita yang menyuruhnya untuk berhati-hati.

"Sayang! tunggu, itu berbahaya!"

BRAKKK!!

Dalam sekejap mata, kecelakaan itu terjadi.

Anak lelaki itu tertatih berusaha bangun untuk mendekati wanita yang sudah terkulai lemas dengan noda darah di mana-mana.

"Eomma..."

...

Dua anak laki-laki berlarian di sepanjang koridor rumah sakit. Sesekali salah satu diantara mereka tak sengaja menabrak suster maupun pasien disana. Pikirannya hanya terpacu dengan seseorang.

"Appa, bagaimana keadaan adikku? bagaimana keadaan eomma?!"

Bukanya menjawab lelaki itu hanya menunduk pasrah. Sudah hampir dua jam ia menunggu tapi dokter belum juga keluar untuk memberitahu bagaimana keadaan istrinya. Dan selama itulah ia menangis sampai akhirnya kedua putranya datang.

Tak ada yang tak menangis disini. Kecuali putra sulungnya. Ia mencoba menguatkan dan memberi yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ceklek

Pintu terbuka. Sontak mereka dengan cepat berdiri dan memberikan pertanyaan-pertanyaan banyak kepada sang dokter.

"Sebelumnya kami minta maaf, istri anda tak terselamatkan. Namun, ada keajaiban lain, bayi yang ada di kandungannya berhasil selamat".

Damn

Apa ini? Apakah ini lelucon?

....

Acara pelepasan sudah terlaksana. Kini, para belasungkawa semuanya sudah kembali kerumah masing-masing, kecuali ke tiga orang lelaki ini.

Di tepi pantai, tempat pelepasan abu sang mama. Mereka duduk termenung menatap kosong hamparan luas sana. Semilir angin seakan mengeringkan air mata yang sedari tadi mengalir deras tanpa mau berhenti.

Tak ada satu orangpun yang berniat untuk membuka suara. Semuanya kalut dalam pikiran masing-masing.
Hanya angin dan deburan ombak yang mengisi telinga mereka saat ini.

Biarlah alam yang menjadi saksi betapa hancurnya mereka di saat separuh jiwanya pergi begitu saja.

Tentang kematian

Setiap makhluk hidup suatu saat akan bertemu hari akhir. Hari dimana kita harus mengakhiri segalanya. Sebab, dunia ini hanya sementara. Kita semua hanya singgah sebentar. Semakin hari, umur semakin berkurang.

Kenapa harus sekarang?

Tak memandang waktu. Karena, di setiap kebersamaan, kapanpun itu, akan terjadi perpisahan.

Ingat ini adalah ketetapan Tuhan.

haloo semua

huhuu semoga suka yaa. btw kalo ada typo atau salah kata tolong bilang ya, hehe

janlup vote+komen

wait for the next part

Laut dan Keindahannya [Chenle] {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang