Mira menghela napas kasar sebelum keluar dari kamarnya, karena ia terlalu lapar untuk tidak makan. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya keluar kamar tanpa mengeluarkan suara, matanya terus melirik di seluruh penjuru ruangan untuk memastikan sang ayah tiri sudah tidur.
Akhirnya dengan langkah kecil namun, pasti. Gadis itu sudah sampai di depan kulkas lalu dengan cepat mengambil makanan; snack, botol kola, roti dan buah-buahan untuk membawa stok ke kamar sampai benda tersebut memenuhi tangan dan lengannya.
Saat ia mulai melangkahkan kakinya kembali, Damien tiba-tiba keluar kamarnya dan menatap Mira dengan heran. Sedangkan Mira bereaksi berlebihan sehingga makanan dari tangannya berjatuhan ke lantai semua.
Damien mulai mendekati Mira. “Mira?” tanyanya sambil duduk menjongkok melihat anak tirinya yang sibuk mengutip kembali bungkusan makanannya.
“Maaf, permisi.” Mira mulai berdiri kembali untuk kembali ke kamarnya. Dia benar-benar tidak bisa perpapasan dengan pria itu sedetik saja.
Damien menoleh ke arah Mira yang tanpa sadar sudah berada di belakangnya. “Mengapa kamu selalu menghindariku?” ucapnya dengan wajah yang terlihat begitu penasaran.
Pakai nanya! Mira berteriak dalam hati. Seketika gadis itu menoleh dengan sebuah apel yang sudah berada di mulutnya; digigit karena makanan yang dibawa terlalu banyak.
Damien mendekati Mira perlahan dan mengambil beberapa snack di tangan gadis itu. Mira terus mengelengkan kepalanya saat Damien melalukan itu, sehingga tidak ada lagi makanan yang ada di tangannya, gadis itu langsung melepas apel dari mulutnya. “Jangan ganggu aku, please!”
Damien yang sedang memegang tumpukan makanan di tangannya hanya menaikkan sebelah alis. “Aku hanya membantumu. Bagaimanapun aku—”
“Ayahku?” Mira memotong ucapan Damien dengan suara yang kesal, tapi ditahan. “Ingat, kamu hanya suami dari ibuku, tidak lebih. Kita tidak mempunyai hubungan darah selain hubungan keluarga dalam hukum. Inti dari semua ini, kamu bukan bagian dari keluargaku!”
“Maafkan aku, maafkan semua kesalahanku yang sudah kulakukan padamu, apalagi kejadian tentang tadi siang,” balas Damien dengan perasaan bersalah.
Mira mendongakkan sedikit wajah menghadap Damien dengan berusaha menahan kegugupannya. “K-kamu bilang tadi ingin memastikan sesuatu, lalu apa hasilnya?”
Damien bergeming, dia berpikir sejenak. Lalu menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Mira yang menjebak. “Aku—tidak menyukaimu dalam bentuk lain, sepertinya aku hanya menyukaimu karena sudah menganggapmu seperti anak sendiri.” Damien berusaha berbohong. “Maafkan kelakuanku selama ini, aku benar-benar tidak waras beberapa waktu yang lalu.”
Hah? Jadi, cuma aku yang mempunyai perasaan aneh terhadapmu. Sial! Mira berdiri tegak melamunkan perasaannya sendiri.
Damien bergerak satu langkah perlahan ke arah Mira. “Jadi, jangan menghindariku lagi. Aku benar-benar ingin berhubungan baik denganmu, ibumu sangat berharap untuk itu.”
Mira mengeleng-geleng dan memundurkan langkahnya seiring langkah Damien. “Jangan mendekatiku, kita hanya bisa berhadapan dalam jarak satu meter, tidak boleh kurang dari itu!”
“Kenapa? Aku sudah memberitahukan kepadamu aku tidak mempunyai rasa apapun, selain hubungan ayah - anak? ” Damien menghentikan langkahnya lagi, masih dengan posisi memegang makanan Mira.
Mira mulai frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. “Dengarkan ucapanku kali ini, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku—aku yang mempunyai perasaan terhadapmu, aku berusaha terus menyangkalnya, tetapi itu tidak bisa membuat dirimu hilang di pikiranku, ini sangat berbahaya bagi hubungan keluarga besar kita; meskipun hanya sebuah hubungan hukum seperti yang kubilang di awal, tapi untungnya ... aku lega sekali saat mengetahui perasaanmu yang lain.”
“Mira?” Damien ikut terkejut karena mereka merasakan hal yang sama. Lidahnya mulai kelu dan tak bisa mengatakan hal lain.
“Tolong untuk kali ini, menjauhlah dari diriku. Sepertinya aku yang memiliki otak tidak waras!”
.
.
.Keesokan harinya, Mira sangat galau sampai tidak mendengar ucapan dari dosen, bahkan dia hanya mengaduk-ngaduk makanan di kantin kampus dengan wajah tanpa ekspresi. Dia terus memikirkan apakah ucapannya semalam sangat keterlaluan dan membuat perasaan Damien terluka, kejadian itu terus berputar-putar di otaknya. Sepertinya, aku berlebihan semalam. Damien tidak terlalu memikirkan hal itu, mengapa aku terus menjauhinya. Aku bahkan lupa dengan nasehat ibu, tapi aku juga punya perasaan terhadapnya. Sial, ini sungguh membuat stress!
Tiba-tiba seseorang melempar makalah di depannya, kemudian pria itu duduk sambil menatap Mira dengan heran. “Aku sudah mengeprint tugas, nanti kamu buat powerpoint saja.”
Mira mulai tersadar dari lamunanya dan memgambil makalah yang sudah berada di atas meja. “Terimakasih, Toni. Iya, nanti aku akan mengerjakan PPT.”
“Semester akhir bukan untuk direnungkan, tapi di kerjakan! Ayo, semangat, kawan!” balas Toni dengan wajah yang penuh dengan semangat.
“Siapa juga yang frustasi tentang ini,” ungkap Mira dengan suara rendah dan lemas.
Toni tersenyum kecil sambil menyenggol bahunya ke bahu Mira. “Halangan ya?”
Mira langsung membetulkan posisi duduknya. Lalu menjawab, “Bukan, hanya sedikit masalah.”
Toni berpikir sambil menopang dagunya dengan tangan kanan. “Ceritakan padaku, aku akan membantu. Kamu tahu kita sudah berteman sejak menjadi mahasiswa baru, ya sekitar tiga tahun lalu, ‘kan?”
“Tidak ada yang harus kuceritakan padamu.” Mira terus menghela napas. “Ayo, temani aku beli es boba di cafe depan,” ujarnya lagi sambil berusaha mengubah topik.Toni hanya mengangguk perlahan mendengar ucapan Mira. Dia beranjak berdiri dan mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Mira. “Baiklah, ayo. Aku yang traktir, biar kamu lebih semangat!”
Mira keluar cafe sembari meminum bobanya dengan perasaan lega. “Terimakasih, Toni. I feel much better after drink it!”
Toni ikut berdiri di samping gadis itu sambil meminum segelas kopi miliknya. “No problem, Miss!”
Mereka berjalan kembali ke seberang di mana fakultas mereka berada, sorot mata Mira langsung terfokus saat melihat anak kecil yang ingin menyebrang. Jalanan yang penuh dengan kenderaan yang lalu-lalang membuat sedikit kecemasan Mira terhadap anak itu.
Betul saja, anak kecil tadi tidak terlalu memerhatikan jalanan dan mulai melangkahkan kakinya sembarangan. Mira sangat panik, tanpa pikir panjang dia bergerak ke arah jalanan dan langsung mendorong anak itu ke tepian jalan agar selamat, karena itu juga posisinya sekarang dalam keadaan berbahaya ada truk yang mulai menuju ke arahnya.
“Bangsat! Apa yang kamu lakukan, Mira!” Damien langsung berlari ke arah Mira untuk menyelamatkannya; kebetulan pria itu sedang berada di sisi jalanan itu. Dengan gerakan cepat pria itu berhasil membawa Mira ke tepi meskipun lengannya terbentur di bebatuan di sana. “Hei, apakah kamu benar-benar tidak sayang nyawa?”
Ngerti gak?
[karya agung author harus dimuseumkan]Mira hanya terdiam kaku saat tubuhnya ditarik oleh Damien, keduanya saling menatap dengan perasaan yang campur aduk. Sedangkan anak tadi sudah selamat dan berlari ke pelukan ibunya.
Toni yang berada di tepian lorong sebelah hanya bisa menatap Mira wajah terkejut dan perasaan yang was-was. Dia bahkan tidak segesit itu untuk berlari, walaupun dipaksakan dia tidak bisa menolong dengan cepat.
.
.
.
.
.
Tekan satu jika ingin menjadi cakep🐵
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP DADDY BENEFIT [END]
RomantikWARNING 1821+ (Tersedia lebih lengkap di pdf dan Karyakarsa) Start : 15 Juli 2023 S1 Finish : 1 Agustus 2023 S2 Finish : 23 November 2023 S3 Finish : 29 Desember 2023 Blurb: Damien adalah seorang dosen yang menikahi seorang janda bernama Carol. Namu...