Part 1. Makan Malam⚠️

120K 972 5
                                    

Kamu jaga rumah ya, Ibu akan ke minimarket untuk beli bahan masak buat kita nanti malam," ujar wanita yang bernama Carol kepada anaknya.

"Apakah Mira tidak bisa ikut dengan Ibu saja, apakah Ibu bisa membawa barang-barang berat?" Anaknya kembali bertanya, meskipun sorot matanya tidak pindah dari lembaran buku yang sedang ia baca.

"Tidak, Ibu bisa meminta bantuan di sana. Kamu jaga rumah saja Mira. Tunggu ayahmu pulang dari kampus," balas ibunya sambil mengenakan sandal untuk pergi. "Lagi pula keluarga besar kita akan sampai beberapa jam lagi. Tidak bagus jika orang berkunjung sedangkan orang rumah tidak ada yang menyambut mereka."

Mira mengangguk perlahan sembari membolak lembaran baru dari buku yang ia baca. "Baiklah."

Akhirnya Carol meninggalkan Mira sendiri di dalam rumahnya, karena bosan dia mulai merapikan rumah sebelum kedatangan keluarga besarnya.

Mira adalah gadis berusia 22 tahun dan merupakan seorang mahasiswa semester akhir, dia tidak lagi belajar dalam waktu yang penuh lagi di kampus karena SKS-nya sudah sangat cukup untuk melaksanakan skripsi. Jadi, karena itu dia bisa berada di rumah dalam waktu yang sangat panjang, meskipun dia tetap memikirkan bagaimana cara menyusun skripsinya.

Di tengah-tengah Mira membenahi rumah, terdengar suara klakson mobil berbunyi di depan rumah. Dia seketika mengintip dari balik tirai depan ruang tamu, ternyata Damien-ayah tiri dari Mira yang sudah menikahi ibunya sejak dua tahun lalu.

Awalnya Mira mengira itu adalah keluarga besarnya yang datang, tapi karena itu ayah tirinya dia hanya bersikap biasa saja dan melanjutkan pekerjaannya berbenah kembali di rumah. Gadis itu terus mengepel lantai dari ruang tamu hingga ke lantai bagian belakang rumah.

Damien masuk ke dalam rumah, dia berjalan sambil mengamati Mira yang sedak sibuk mengepel. Cuaca di luar rumah cukup panas sehingga pria itu melonggarkan dasi-dasinya lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.

"Mira, kemana ibumu?" tanya Damien sambil membuka tayangan televisi sejenak sebelum membenamkan kepalanya di sandaran sofa.

Mira tidak menjawab perkataan Damien karena asik mendengarkan lagu di headset, lagipula dia tidak mempunyai hubungan baik dengan ayah tirinya tersebut. Mira tetap saja berada di pihak ayahnya, meskipun ibunya bercerai sejak lama dengan sang ayah, sekitar 10 tahun lalu. Hanya saja, bagi Mira Damien terlalu muda untuk ibunya yang sudah berusia 54 tahun.

Damien adalah seorang dosen, umurnya berusia 32 tahun. Memiliki perawakan tubuh tinggi dan sedikit kekar, serta memiliki wajah yang sangat tampan karena itulah alasan itulah yang membuat Mira sedikit membencinya, dia sering memikirkan alasan aneh jika seorang bujangan seperti Damien menikahi ibunya.

Damien menghela napas saat Mira tidak menjawab pertanyaannya sama-sekali, ia mulai menutup matanya untuk beristirahat sebentar.

Mira mulai melepas headsetnya lalu memandang Damien yang sedang tertidur. Gadis itu mulai berjalan ke arahnya untuk memastikan ketidaksadaran pria itu, Mira ingin mengambil bukunya yang berada di dekat Damiel; tepat di sisi pria itu duduk dan bersandar.

Secara perlahan Mira mendekati Damien, tangannya berusaha untuk mengapai buku di tepi. Namun, karena melihat kemeja terbuka ayah tirinya dia sedikit terditraksi dengan itu, Damien memiliki tubuh yang indah, mustahil jika ada manusia yang tidak tergoda dengan tubuhnya. Mira menelan ludah, lalu melanjutkan aktivitasnya untuk mengambil buku diam-diam.

Mira merasa lega saat Damien tidak menyadari aktivitasnya, lalu segera membelakangi pria itu. namun, sebelum beranjak tangan Damien tiba-tiba meraih pinggangnya dan menarik Mira ke atas pangkuannya.

"A-Ayah?" Mira seketika terkejut, tetapi tidak melakukan apapun.

"Apakah kamu begitu membenciku, sehingga selalu menghindari keberadaanku?" tanya Damien sambil menatap dengan wajah memelas.

"Tidak seperti ini Ayah, lepaskan aku," ujar Mira terus berusaha melepaskan tubuhnya dari pangkuan Damien.

Namun, Damien tetap menahan tubuhnya dan lalu mencondongkan wajahnya ke hadapan Mira. "Mira, jawab Ayah."

Mira merasakan perasaan aneh di dadanya, detak jantungnya menjadi sangat kencang saat pria tampan itu mendekat ke arah mukanya. Dia langsung mengelengkan kepala berulang kali untuk menenangkan perasaannya dari berpikiran aneh-aneh. "Ayah, lepaskan Mira, Mira mohon." Lanjutnya lagi sambil menunduk sambil memejamkan matanya.

"Baiklah, jika kamu tidak mau menjawabnya." Damien melepaskan dekapannya dari pinggang Mira.

Gadis itu langsung berlari menuju kamarnya dengan terengah-engah. Napasnya tersengal-sengal saat menutup pintu dan berdiri di belakang pintu itu sembari memeluk erat bukunya.

Gila kamu, Mira. Dia suami dari ibumu, sadarlah! ucapnya di dalam hati. Dia mulai berjalan ke meja dan meletakan bukunya di atas.

Hari sudah menjelang malam, Mira mulai menyambut keluarga besarnya yang berdatangan di ruang tamu. Tak lama kemudian, Carol pulang ke rumah dan membawa belanjaannya, Mira langsung mengambil belanjaan ibunya dan membawa semua itu ke dapur.

Setelah itu dia mulai memasukan bahan itu di dalam kulkas, meskipun sorot matanya beralih ke arah Damien yang sedang ke kamar mandi. Gadis itu berusaha melupakan kejadian tadi sore dengan fokus memotong sayur-sayuran dan meracik bumbu-bumbu.

"Mira, apakah ada yang bisa Ibu bantu?" Carol datang menghampirinya.

"Tidak ada, Bu. Biarkan Mira yang memasak, Ibu sudah terlalu lelah dari minimarket," ujar Mira masih sibuk dengan bahan masakannya.

"Baiklah, Ibu akan mengambil buah dan menghidangkan ke ruang tamu."

Mira dengan semangat memasak, dia akan membuat beberapa hidangan hari ini seperti; hidangan daging, sayur sup dan beberapa kue sebagai penutup. Gadis itu tidak suka dibantu jika memasak, karena ia merasa tidak fokus.

Tidak lama kemudian, Damien keluar dari kamar mandi dengan bathrobe-nya. Lalu dengan langkah pelan pria itu mendekati kulkas untuk mengambil sekaleng kola. Dia tidak mengatakan apapun selain menatap tubuh Mira dari belakang dengan wajah yang aneh.

Damien melangkahkan kakinya lagi menuju ke arah Mira yang sibuk menumis bumbu, gadis itu menyadari keberadaan pria itu karena aroma tubuhnya saat mandi, tetapi dia memilih untuk fokus memasak. Mira berpikir bahwa Damien tidak mungkin melakukan hal aneh, karena bisa saja orang memergoki mereka.

Tak di duga pria itu memeluk tubuh Mira dengan erat dari belakang sembari berbisik. "Jangan berisik, ibumu akan mendengarnya."

Mira merasakan kaku di seluruh tubuhnya, dia tidak bisa berteriak untuk meminta tolong. Sedangkan tangan Damien mulai mengembara di tubuhnya, meraih buah dada Mira secara perlahan lalu tangan satunya mengelus-gelus paha bawah milik Mira.

Gadis itu berusaha untuk berbicara meskipun sulit. "A-ayah, apa yang sedang kamu lakukan?"

"Ayah tidak bisa membendungnya lagi, Mira. Ayah benar-benar menyukaimu, Ayah tidak bisa melupakan dirimu."

"Ayah, kamu suami ibuku. Jangan seperti ini," ungkap Mira dengan tegas dia berusaha melepas pelukan Damien dengan kasar.

Damien tidak ingin memaksa Mira dan akhirnya melepas pelukannya itu. "Baiklah, aku akan pergi. Namun, Ayah tidak akan melupakan suaramu saat terus memanggil nama ayah pada waktu itu."

Mata Mira membelalak saat Damien mengatakan sesuatu. Hal itu membuatnya gemetar, tangannya tidak bisa memegang pisau lagi.

.
.
.
.
.
.
🐊🐊🐊🐊
Follow, komen and vote cok.

STEP DADDY BENEFIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang