12. Telepon⚠️

46.2K 512 4
                                    

Mira mulai mengingat rambutnya dengan gaya pony tale, ia baru selesai mandi dan hendak beranjak ke dapur untuk masak sarapan sekaligus untuk makanan siang. Gadis itu mulai meraih celemek dan mencari-cari bahan untuk memasak; memotong daging, menaruh panci di tungku dan lain sebagainya. Hampir satu jam ia menyelesaikan semua itu.

"Bahan masak sudah mulai habis, apakah aku hari ini pergi ke minimarket saja?" gumamnya saat membersihkan beberapa piring kotor yang di wastafel.

Tiba-tiba ponsel miliknya berdering di atas meja makan, dengan langkah pantas Mira menuju ke arah sumber suara tersebut sembari melepas celemeknya dan meletakannya di gantungan tempat benda itu berasal.

"Halo, Ibu?" ucap Mira saat menjawab panggilan itu. Ternyata orang yang meneleponnya adalah Carol, ibunys sendiri.

[Halo, Mira. Apakabarmu, Nak?" ujar sang ibu dari balik telepon.

Mira tersenyum saat mendengar perkataan ibunya lalu menjawab dengan antusias. "Baik, apakah kabar Ibu juga baik?"

[Baik, hanya saja Ibu masih punya banyak kerjaan yang harus dibereskan lalu bagaimana dengan keadaan ayahmu Damien?]

"Uhmm...." Mira berpikir sebentar sebelum menjawab. "Mengapa Ibu tidak menghubunginya saja?"

[Ponselnya tidak aktif, Mira. Makanya Ibu khawatir kepada kalian dan meneleponmu,] balas sang ibu lagi.

Damien tersenyum menatap punggung Mira lalu mulai melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu, sesekali dia mencium daerah leher dan telinga Mira.

Mira yang masih sedang menelepon itu refleks merasakan geli dari sentuhan tangan dan mulut Damien kepadanya. "Uhm.. a-ayah baik-baik saja ibu, sekarang dia berada di kampus," balasnya berbohong sambil menahan desahan saat tangan pria itu terus mengincar daerah bawahnya.

Damien tersenyum nakal dan terus mengoda Mira saat menjawab telepon, tangan kirinya memainkan dada Mira sedangkan tangan kanannya menjalar ke dalam rok gadis itu.

Mira menghela napas lalu menjauhkan teleponnya sejenak dari mulutnya. "Lepaskan aku dulu!" ucapnya lembut kepada Damien.

Damien mengeleng, dia langsung menaruh dagunya di leher Mira sambil menjawab singkat dengan suara paraunya. "Uhm? No~"

[Mira? Apakah kamu baik-baik saja?] Suara Carol kembali terdengar dari ponselnya.

Mira mulai mengarahkan kembali ke arah telingannya "Baik, Ibu. Semuanya baik!" Sambil tetap berusaha melepas pelukan Damien yang erat. "H-hanya saja... ahh~!" gadis itu mengerang seketika saat pria itu terus menyusuri daerah pribadinya dengan jari-jari kekarnya.

[Kamu yakin, Sayang?] tanya Carol dengan nada suara seperti khawatir.

Mira menghela napas sesaat sebelum menjawab kembali. "H-hanya saja, Mira terkena diare. Maaf ya, Bu. Mira mau ke WC!"

Damien terus menganggunya kali ini mulai mengigit ujung telinga Mira, dia terkekeh saat memandang wajah kesal gadis itu dari samping apalagi saat mendengar alasan tak masuk akal dari Mira.

[Baiklah, jangan lupa minum obat diare kalau begitu, Ibu juga mau melanjutkan rapat kembali ini. Semoga hari-hari kalian di rumah selalu baik ya?]

"Eughh... i-iya, Ibu! Bye!" Mira langsung menutup ponselnya dan berbalik posisi ke arah Damien dengan tatapan marah. "Apakah kamu tidak takut ketahuan? Mengapa tidak menjawab telepon ibu?"

Damien menaikkan satu alis saat menatap Mira dan sejenak melepaskan pelukannnya, tangannya langsung merogoh-rogoh kantung celana lalu menatap layar dan membuka ponselnya. "Oh, Maaf. Baterai ponselku habis," ungkap Damien dengan tersenyum kecil sembari menaruh kembali ponsel di dalam saku celana pendeknya.

"Uhh!" Sesaat dia meniup poninya sebelum melewati Damien menuju ke arah dapur, dia ingin melanjutkan aktivitasnya yang tadi belum selesai.

Damien terus mendekat ke arah Mira. Pria itu terus mengodanya dari memainkan ujung rambut, menepuk pahanya dan mendekap tubuh belakang Mira dengan erat. "Kamu terlalu mengemaskan untuk dibiarkan begitu saja," ungkapnya sesaat sebelum menahan tubuh gadis itu di dekat dinding dapur. Damien segera mencondongkan tubuhnya agar bisa mencium Mira dengan leluasa.

Mira hanya pasrah dengan sikap pria itu, secara perlahan ia memainkan jari di dada Damien; menyusuri tiap lengkukan urat milik sang pria. "Apakah tidak ada jadwal mengajar hari ini?" lanjutnya lagi dengan mengigit bibir bawah. "Sepertinya kamu sangat agresif setelah malam tadi."

Damien terkekeh sembari menyentuh tiap sisi pipi manis milik Mira. "Bagaimana tidak? Kamu selalu mengodaku dengan baju pendekmu itu."

Mira memanyunkan bibirnya sebelum berkata kembali. "Kamu tidak suka, huh?"

"Aku suka! Siapa yang mengatakan tidak suka?" Damien mengeluarkan suara tegasnya dan berlagak marah. "Namun, aku lebih suka kalau kamu tidak memakai dalaman," ujarnya berbisik denngan suara lembut hingga mendesir di telinga si pendengar "Itu memudahkan untuk melakukan senam jari." Lanjutnya lagi.

Gadis itu tertawa terbahak-bahak sebelum memukul bahu Damien dengan keras. "Sungguh cabul, jika aku tidak membalasmu ini akan berubah menjadi kasus pelecehan!"

"Aku mendengarmu menanggil namaku saat masturbasi, bagaimana tidak aku melakukan hal itu?" balasnya lagi dengan tersenyum percaya diri.

"Ihh! Tetap saja aku menolak, orang tidak mau dipaksa." Mira mendongakkan kepalanya agar bisa menatap mata Damien dengan lekat. "Kamu juga melanggar privasiku ketika mendengarku mendesah diam-diam. Sangat cabul sekali!"

Damien memundurkan tubuhnya satu langkah lalu mengangkat tangan menghadap Mira. "Aku selalu kalah berargumen denganmu. Aku menyerah!"

Mira tertawa sekejap lalu mengarahkan tangan kanannya dan menyentuh pelan pipi Damien. "Sudahlah, selesai makan mari temankan aku pergi ke supermarket atau minimarket juga terserah, bahan makanan kita sudah habis."

"Siap laksanakan, Ibu Negara! But, before that things, can i get a kiss?" Pria itu bertanya lagi saat Mira mulai beranjak ke tempat lain.

Mira menatap Damien kembali sesaat sebelum ke kamarnya. "Of course... not!"

.
.
.
.
Vote kalian tu buat rate hastag gua naik tau. Bantulah om buaya dikit ya, imbalan kerja keras meskipun kerasan di bawah, tp gpp kan yak?
🐊🐊🐊
Lepas part ini, Damien sm Mira bakal ngebrut di mana aja, lho!

STEP DADDY BENEFIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang