Side Story (2)

8.1K 56 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Damien memutuskan untuk mengunjungi seseorang yang tidak lain adalah ayah kandung dari Mira sendiri. Sebenarnya, kunjungan ini bertujuan untuk meminta restu agar ia bisa menikahi Mira.

Namun, tampaknya Mira agak ragu akan melakukan itu karena ia masih mengingat kejadian dimana ketika meminta restu dengan Carol dan berakhir diusir secara kasar.

Mira hanya berdiam diri di kamar, duduk di atas kasur dengan posisi meringkuk sambil memeluk lututnya erat-erat.

Damien yang baru saja berpakaian rapi, langsung mendekati Mira secara perlahan dan duduk di tepi kasur dengan wajah yang sendiri, ia tidak tahu lagi akan berbuat apa.

Trauma Mira masih tidak sepenuhnya hilang. Damien berpikir mungkin saja cerita ini akan berbeda jika ia menyadari perasaannya atau jatuh cinta kepada Mira lebih dulu. Namun, perasaan ambigu antara merindukan kasih sayang seorang ibu dengan cinta mengacaukan otaknya.

"Mira, apakah kamu tidak mau bersiap?" tutur Damien dengan lembut sambil membelai pucuk kepala si cantik yang sedang terbaring lesu.

Mira mengeleng lembut, ia tetap dengan posisi semua, meringkuk sambil membelakangi Damien. "Aku tidak terlalu yakin, aku takut akan diusir dua kali."

Damien berkata dengan tegas, tetapi penuh dengan kesabaran. "Kamu tidak ingin ayahmu menjadi pengiring di altar nanti?"

Mira mendadak bangun dan duduk menghadap Damien dengan wajahnya yang masih terlihat lesu, kantung mata hitam masih menghiasi penglihatannya itu. "Kamu yakin akan menikahiku? Kamu tahu? Aku sudah diperkosa oleh pria lain dan aku melakukan kesalahan lagi ketika aku lupa ingatan?"

Damien tidak berkata apapun, ia hanya menatap Mira dengan wajah sendu. Tentu saja, itu bukan pertama kalinya ia mendengar pernyataan Mira seperti itu.

Tangannya mulai mengapai pipi orang yang berada hadapan dengan lembut. Meskipun begitu, dia harus tetap sabar karena pada dasarnya itu juga dampak dari perilakunya yang labil dulu.

Mira mengalami serangan panik lagi, ia mengacaukan rambutnya hingga terlihat kusut. "Anak kita juga pergi, aku bahkan tidak bisa mempertahankannya dan seka--"

Damien menyentuh leher Mira dan mencium bibirnya agar ia bisa bungkam sesaat. Setelah dikira tenang, pria itu mulai melepas ciumannya dan memeluk Mira dengan erat. "Apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak menyalahkan diri terus menerus?"

"Damien, aku merebutmu dari ibuku!" balas Mira dengan tangisan yang tiba-tiba meledak.

Damien refleks menahan kedua pipi Mira agar bisa menatapnya dengan fokus. Tatapannya benar-benar terlihat serius dan tulus. "Dengar sini. Kamu harus tahu ini."

"...." Mira menjadi bergeming dan bungkam sejenak. Ikut menatap Damien dengan salah kebingungan.

"Aku salah mengira bahwa aku mencintai Carol sebagai wanita. Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu dari kecil, aku tidak pernah diurus oleh ibuku sama-sekali," ujarnya lagi dengan suara lembut, berusaha menjelaskan dan menberikan pencerahan kepada Mira.

Damien menceritakan semua hal termasuk bagaimana ia pertama kali bertemu dengan Carol saat berusia 18 tahun dan sampai mengikuti wanita itu ketika waktu kuliah dan bahkan sampai menjadi dosen.

"Apa kamu ingin menanyakan, apakah jantungku berdegup kencang saat melihat Carol?"

Mira mengangguk tanpa mengubah arah pandangannya ke tempat lain, tangannya mengenggam erat lengan Damien.

"Tidak. Aku merasakannnya pertama kali denganmu. Aku bingung, kenapa aku baru menyadarinya sekarang!" Damien tiba-tiba melepas tangannya yang berada di pipi Mira lalu berbaring bersimpuh di paha perempuan mungil itu.

STEP DADDY BENEFIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang