Season 2:5. Pengakuan⚠️

17.4K 253 5
                                    

"Aku ada rapat proyek besar selama dua hari di Bali, apakah tidak apa-apa jika aku pergi?" Carol merapikan cardigannya sebelum mengambil sepasang sepatu di rak tepat di ruang tamu mereka. Lalu memakainya sejenak sebelum keluar dari pintu depan.

Damien berdiri menghadap Carol, ia berada di tengah-tengah pintu ruang tamu; wajahnya masih lesu, tetapi tubuhnya sudah lumayan membaik. "Jika aku melarangmu apakah kamu tidak akan pergi?" Sorot matanya terfokus ke arah Carol yang sedang memeriksa tas kerjanya.

Carol terkekeh pelan saat pernyatannya disanggah. "Aku akan menghubungimu ketika sedang isitrahat, Damien." Wanita itu langsung melangkah ke arah mobilnya sembari mengucapkan kalimat singkat sebelum memasuki mobil. "Ada Mira yang menjagamu, percayalah padanya."

Helaan napas panjang keluar dari mulut pria itu. "Baiklah, hati-hati di jalan," ucapnya dengan nada rendah.

Mobil itu mulai melesat pergi dari pandangan Damien. Dia menghela napas panjang sebelum masuk ke dalam rumah kembali. Dia melangkah perlahan ke ruang tengah, mencari keberadaan Mira. Namun, gadis itu tidak berada di sana. Damien berjalan lagi ke arah dapur, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya. "Sepertinya aku memang ditakdirkan hidup sendiri, Mira pasti- sudah pulang," gumamnya dengan nada pelan hampir tidak terdengar oleh orang.

"Siapa yang pulang?" tanya sembari Mira keluar dari kamar mandi sambil memakai bathrobe-nya.

Damien terkejut saat perkataannya disahut oleh Mira secara tiba-tiba. "A-aku kira kamu sudah pulang ke rumah ayah kandungmu." Pria itu tergagap saat menatap Mira yang baru selesai mandi.

Mira tidak menjawab ia hanya mengalihkan topik lain sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. "Aku membuatkan sarapan bubur, harus dimakan ya? Setelah itu mandi dan istirahat kembali."

Pria itu hanya diam kaku menatap punggung Mira. Dia tidak bisa brpikir sekarang, otaknya terasa kosong dan berasa sangat ringan sekali; mungkin ini adalah efek dari demam yang baru mereda dan mimpi buruk semalam.

Mira membalikan tubuhnya karena tidak mendengar jawaban dari Damien, gadis itu menatap dengan kebingungan. "Kenapa?"

Namun, tidak ada jawaban dari Damien. Mira memutuskan untuk mendekati pria itu dan menyadarkannya dari lamunan. "Damien, are you okay?" Dia mulai menyentuh kening pria itu untuk mengecek suhu tubuhnya lagi.

Tidak ada yang salah dengan suhu tubuh Damien suhunya normal.

Tiba-tiba Damien memegang tangan Mira yang sedang berada di keningnya, lalu dalam hitungan detik pria itu memeluk erat tubuh gadis; dan ia membenamkan kepalanya di pundak Mira sambil mengatakan. "Uhm... i am not."

Mira sedikit terperanjat, tetapi sepertinya dia sudah terbiasa dengan sentuhan pria itu. "Mimpi apa semalam?" ucapnya dengan lembut dan berusaha keras untuk menyentuh kepala Damien namun, diurungkannya lagi.

Damien mengeleng sekejap sebelum menjawab pertanyaan Mira. "Aku tidak tahu, tapi rasanya sangat menyakitkan." Pria itu mengangkat kepalanya dari pundak gadis itu dan menatapnya dengan wajah yang begitu menyedihkan. "Jangan pulang ya?"

Mira tidak tahu lagi akan berkata apa, dia memberanikan kembali untung menyentuh kedua pipi Damien dan menatapnya dengan tulus. "Mau pulang ke mana? Ini rumahku."

Ekspresi Damien yang awalnya sedih seketika berubah senang. "B-benarkah?" ucapnya sambil memegang kedua pundak Mira dan mencondongkan kepalanya mendekati wajah gadis itu.

Mira tersenyum ringan lalu terkekeh. "Lihatlah wajah senangnya itu, apakah aku harus menarik ucapanku kembali?" canda gadis itu, dia tahu hanya keberadaan dirinya yang bisa membuat Damien terus membaik. Mira juga sudah siap untuk menerima segala resiko kedepannya, dia tidak akan melarikan diri lagi.

Damien mengeratkan pelukannya dengan wajah gembira, seketika wajah lesunya berubah menjadi cerah. "Terimakasih banyak, Mira."

Mira merenggangkan pelukannya lalu merapikan poni sekitar rambut Damien. "Mandi dulu, kamu sudah tidak mandi dalam beberapa hari yang lalu."

"Tiba-tiba aku merasa lelah kembali," ujar Damien kembali membenamkan kepalanya di leher Mira.

Karena pria itu menolak untuk mandi Mira berinisiatif untuk membersihkan tubuhnya mengunakan kain basah. Namun, sebelum itu Mira ingin menganti pakaiannya dulu karena baru selesai mandi.

Di dalam kamar miliknya, Damien tidak henti-hentinya menatap Mira yang sedang sibuk mengelap tubuhnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kamar miliknya, Damien tidak henti-hentinya menatap Mira yang sedang sibuk mengelap tubuhnya itu. Dia terus saja tersenyum sejak gadis itu mengatakan bahwa rumah ini adalah rumah miliknya juga. "Alasan apa yang membuatmu menerima permintaanku?" ia bertanya karena begitu penasaran dengan jalan pikiran Mira yang tiba-tiba berubah.

Mira yang sedang mengelap tangan Damien membalas tatapan pria itu dengan wajah serius. "Damien, kita lari dari sini, yuk!" ucapnya sambil melanjutkan mengelap daerah lainnya seperti leher dan dada Damien.

Mata pria itu terbelalak saat mendengar ucapan Mira yang tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Dengan cepat dia memegang tangan Mira yang sedang berada di dadanya. "M-maksudmu?"

Gadis itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke muka Damien lalu mencium bibir pria itu sekilas. "Aku benar-benar menyukaimu sekarang. Ah... tidak, aku mencintaimu sampai ingin gila, aku tidak akan melepaskanmu dan aku juga tidak peduli dengan apapun sekarang. Ayo, kita pergi dari sini sejauh mungkin," ujarnya lagi sembari melepaskan kain basah dan mengenggam erat tangan Damien.

Damien sangat kebingungan dengan ucapan Mira. "Lalu bagaimana dengan ucapanmu kem-"

Mira membungkam mulut Damien dengan ciuman bibir sekali lagi. "Selama 3 bulan ke belakang aku benar-benar berusaha menghindarimu dari segala sisi. Namun, bayanganmu tetap terus berada di otakku. Aku merasa benar-benar gila," ucapnya dengan wajah serius setelah melepas ciuman itu. "Dan yang harus kamu tahu, aku selalu melakukan hal 'itu' sendiri dengan menyebut namamu tiap malam." Gadis itu benar-benar melakukan pengakuan kepada pria yang bergelar dosen ini.

.

.

.

.

.

komen and vote babyhh, besok kita ngtd!

STEP DADDY BENEFIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang