Membuka lembar baru tanpa Hadden. Iya, Zega melakukannya. Kembali merasakan kehidupan yang flat seperti sebelum dia bertemu Hadden. Tidak ada candaan hangatnya atau obrolan random sebelum tidur yang dulu pernah Hadden lakukan bersamanya. Kini hari-hari Zega dipenuhi dengan kebosanan.
Faktanya memang benar, jangan hidup dan bergantung pada satu orang. Zega merasakan itu sebagai kesalahan. Dia terlalu menggantungkan kebahagiaannya pada Hadden. Padahal Hadden mempunyai dunianya sendiri.
Pergi ke perpustakaan sekolah menjadi rutinitas Zega sekarang. Mendadak rajin? Tidak. Zega hanya tidak mau terseret lagi dengan F4. Sengaja atau tidak, Zega terlalu sering berinteraksi dengan mereka. Nimbrung di geng F4 jelas membuatnya bertemu Hadden. Sedangkan Hadden saja sudah tidak pernah kontak dengannya. Sekedar chat menanyakan kabarnya juga tidak cowok itu lakukan.
Sejujurnya Zega bingung. Sebenarnya dia punya salah apa pada Hadden. Cowok itu tiba-tiba menjaga jarak dan memutus komunikasi begitu saja. Kalau alasannya karena dia memiliki kekasih Zega akan ikhlas menerimanya. Tapi sampai tidak mau berbicara dengannya bukankah itu cukup berlebihan? Apa Rachel akan secemburu itu?
Sekarang Zega hanya cukup tak peduli. Berurusan dengan makhluk laki-laki memang bukan keinginannya dari dulu. Toh sebelum bertemu Hadden dia tidak pernah bisa dekat dengan laki-laki. Cuma Hadden yang membuatnya merasa nyaman dan terlindungi.
"Eh ketemu?" Tiba-tiba suara seseorang mengagetkan Zega dari aktivitas mencari buku.
"Kak Kirana? Cari buku apa?" Tanya Zega. Sudah lama setelah pertemuan mereka sebelumnya. Zega memang selalu menghindari yang berbau F4. Termasuk Kirana.
"Ada tugas. Gue disuruh cari referensinya di perpus. Lo sendiri?" Tanya balik Kirana.
"Cari buku bacaan aja sih kak hehe.." balas Zega dan mulai kembali mencari buku yang menurutnya bagus untuk dibaca.
Kirana hanya mengangguk. Tapi ada satu pertanyaan yang tiba-tiba melintas di otaknya.
"Lo belum bicara sama Hadden?" Tanya Kirana.
Zega bergeming mendengar pertanyaan Kirana.
"Ga sih kak. Sampai sekarang nggak pernah ketemu juga." Jawab Zega. Kirana mengangguk lagi.
"Pulang sekolah ada acara nggak?" Tanya Kirana.
Zega sempat berpikir lalu menjawab dengan gelengan.
"Kalau nggak ada boleh lah sekali-sekali temenin gue belanja make up." Ajak Kirana.
"Boleh sih kak. Pas banget paket skincare gue juga abis." Balas Zega. Kirana tersenyum senang.
Melihat Kirana, Zega jadi mikir betapa beruntungnya pak ketos punya pacar secantik Kirana. Dia yang cewek aja terpesona apalagi yang bisa macarin.
"Ya udah abis pulang sekolah gue tunggu lo di mobilnya Rajen. Jangan telat ok!" Ucap Kirana. Zega mengangkat jempolnya menyetujui.
Zega mengambil beberapa produk skincare. Mulai dari toner, serum sampai sheet mask. Beberapa dari skincare yang dia pakai. Merk nya beda-beda. Zega termasuk orang yang kadang sering coba-coba. Kalau tidak cocok ya cari yang lain.
Beres dengan kebutuhannya. Zega menghampiri Kirana. Cewek itu masih terlihat bingung dengan dua maskara di kedua tangannya.
"Galau pasti hehe.." tegur Zega setelah di samping Kirana.
Kirana nyengir dan mengangguk. "Bingung nih. Yang ini biasa gue pakai." Kirana menunjukkan brand maskara di tangan kirinya. "Yang ini kayanya bagus. Gue pengin nyoba." Menunjukkan brand maskara di tangan kirinya.
"Ya coba aja kak. Siapa tau lebih bagus." Pendapat Zega.
Kirana masih menimang. "Ga ada salahnya juga nyoba ya?" Kata Kirana kemudian dan memilih maskara di tangan kirinya.
Zega beralih melihat-lihat produk loose powder. Dan Kirana tiba-tiba notice.
"Kalau loose powder gue pakai ini." Tunjuk Kirana pada salah satu produk loose powder. "Ini nge-cover banget sih. Gue suka." Kirana dengan heboh. Bermaksud meracuni juga sih.
Zega kemudian mengambil produk yang Kirana maksud.
"Kak ini mahal. Jelas hasilnya pasti bagus." Kata Zega. Setelah dia membaca brand loose powder yang dimaksud Kirana.
"Ya lumayan sih. Gapapa dibeliin Rajen sih gue hehe." Cengir Kirana. Zega menaruhnya kembali sambil menganggukkan kepalanya.
"Tajir banget ya emang kak Rajen kak?" Tanya Zega. Dia random sih. Soalnya kepo juga.
"Papanya jalanin bisnis keluarga. Kaya restoran. Dan punya cabang dimana-mana. Setau gue sih gitu. Kata mama sih." Jawab Kirana.
"Pantes. Barang yang kak Rajen pakai juga branded semua. Anggota F4 juga." Kirana tersenyum.
"Ya emang mereka dari kalangan elit Zega. Ya wajar." Balas Kirana.
Zega mengangguk. Tidak tau kenapa dia teralihkan ketika melihat palette yang dari bulan lalu dia pengin banget beli.
"Gue juga pakai itu." Kata Kirana.
Zega menoleh ke Kirana. "Beneran kak? Review dong!" Antusias Zega.
"Ya bagus sih. Mending Lo coba sendiri." Suruh Kirana.
Zega manyun. Dan memandang lagi warna-warna cantik palette tersebut.
"Belum dulu deh kak. Belum mampu beli." Kata Zega sedikit kecewa.
"Semangat nabung hehe." Kirana mengelus pundak Zega.
Zega tersenyum. "Semangat hehe."
"Woy kak!" Seseorang menepuk pundak Kirana dari belakang. Kirana menoleh begitu juga Zega yang atensinya sama teralihkan.
"Eh pacarnya Hadden kan? Nama lo, gue lupa!" Kirana menepuk jidatnya.
"Rachel kak." Ucap cewek itu.
"OMG. Iya iya Rachel. Lagi cari apa?" Tanya Kirana.
"Make up kak." Jawab Rachel.
"Ya iya sih kan di toko make up ya?" Kirana sambil melirik Zega. Wajahnya agak julid. Zega malah menahan tawanya melihat wajah Kirana tadi.
"Em Zega gue mau rekomendasi Lip tint, cocok kayanya buat Lo. Kalem gitu kalau dipakai." Kirana mengambil salah satu shade. Ketika dia kan memberikannya ke Zega. Rachel lebih dulu merebutnya.
Kirana menatap datar Rachel. Zega pun demikian. Sedangkan Rachel seperti biasa memasang wajah tanpa dosa.
"Ini yang gue cari kak. Makasih ya!" Ucapnya. Kirana hanya mengangguk.
Setelah Rachel pergi. Kirana menarik Zega dari tempat tadi.
"Cewek kaya gitu yang dipacarin Hadden? Ga jelas banget." Kirana mengajak ghibah.
Zega cuma diam. Dia cukup tau gimana tabiat buruk Rachel saja.
"Kalau kak Hadden sayang. Ya nggak apa-apa kak." Balas Zega.
Kirana entah kenapa malah menatap prihatin Zega sekarang. Dia tau jika Zega dan Hadden punya rasa yang sama. Cuma mereka belum sadar aja.
Sampai di rumah, Zega menata skincare yang dia beli tadi di meja rias. Dia pulang diantar Rajen dan Kirana juga yang pasti. Untung hari ini Rajen banyak diam. Kalau banyak omong kan nanti Zega sakit hati. Soalnya mulut Rajen itu definisi sekali ceplos pedes banget. Mungkin karena Zega belum terbiasa. Mungkin sih.
"Kenapa kak Hadden bisa pacaran sama Rachel ya?" Tiba-tiba Zega bertanya di depan cermin meja riasnya.
"Rachel lumayan cantik. Walau ga secantik kak Kirana. Ya mending daripada gue." Monolognya lagi.
"Gila nih gue bicara sendiri. Udah ah mau mandi." Ucapnya yang sadar sudah seperti orang gila bicara sendiri di depan kaca.
Zega lalu bergegas mencari baju ganti dan masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.
_____
Cung yang nunggu Hadden update
Jangan lupa kasih reaksi kalian di bawah
Terimakasih sudah membaca💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Hadden
RandomBisa menembus circle paling elit di sekolah bukanlah tujuan Zega. Awalnya dia hanya mengenal Hadden secara pribadi. Dikatakan keberuntungan pun, Zega pikir itu terlalu berlebihan. Walau Zega tau bergabungnya dia dengan F4 sekolah akan selangkah lebi...