Hadden lari terbirit seperti dikejar setan. Cowok itu naik ke lantai dua dengan napas ngos-ngosan. Bolak-balik dia menoleh ke belakang, karena dirasa belum aman cowok itu memasuki kelas dengan random. Agar jiwa dan raga terselamatkan. Suasana kelas saat itu tengah kacau. Jadi saat Hadden masuk tak banyak siswa yang menggubrisnya.
"Zega Zega bantuin gue." Katanya pada salah satu siswa yang dia kenal. Tanpa perlu jawaban dari si punya bangku, Hadden masuk saja ke bawah meja dan membuat cewek bernama Zega itu menjerit kaget.
"Jangan berisik," peringat Hadden dengan suara kecil ke Zega.
Zega pun hanya menghela napas pasrah. Karena ya walau tadi sempat kaget. Tapi kelakuan kakak kelasnya yang satu ini memang bobrok.Tiba-tiba datang dan membuat onar itu sudah jadi sifatnya.
"Gue dikejar pak Agus karena ketahuan nyebat di dekat mushola." Ungkapnya.
"Kak Hadden tuh. Ngerokok itu nggak sehat. Mau Zega bilang berapa kali?" Hadden bukan mencari pembelaan tapi malah cemberut karena kena ceramah adik kelasnya itu.
"Iya maaf deh. Beliin permen ya nanti?" Katanya diiringi cengiran.
Zega membalasnya dengan anggukan patuh. Kalau saja Hadden tidak sedang sembunyi. Dia pasti akan mengusak rambut milik Zega. Hadden terlalu gemas. Sumpah tidak bohong.
Tapi tak berselang lama, Hadden panik ketika pak Agus. Orang yang tengah mencarinya datang ke kelas Zega. Anak-anak yang tadinya asik sendiri, auto kicep. Karena memang pak Agus ini guru killer. Rangkap pula di kesiswaan. Jadi mikir dua kali jika ingin mencari masalah dengan pak Agus ini. Lain lagi kalau untuk Hadden, anaknya memang suka tantangan ygy.
"Apa Hadden masuk ke kelas ini?" Tanya pak Agus ke seluruh siswa.
Kompaknya semua menggeleng. Kecuali Zega. Karena yang tau Hadden ya cuma dia. Setelah menerima jawaban, pak Agus langsung keluar kelas. Membuat kelegaan tersendiri untuk Hadden.
"Pak Agus udah keluar." Kata Zega pada Hadden. Dengan pelan Hadden mengeluarkan dirinya dari tempat persembunyian.
Dan tidak pakai lama Hadden yang sudah menahannya, langsung mengusak gemas rambut Zega. Pokoknya sampai Zega cemberut.
"Kak! Berantakan tauk! Jail!" Sebalnya. Dan benar saja Zega langsung cemberut.
Setelah puas membuat adik kelasnya itu kesal padanya. Hadden buru-buru kabur. Tak tau jika pak Agus masih stand by di depan kelas menunggunya keluar.
"Hadden Kusuma Prayoga."
Biologi menjadi pelajaran terakhir untuk Zega hari ini. Ketika semua siswa menjawab salam itu menandakan kegiatan belajar mengajar sudah selesai. Windy sudah menyandang tasnya dan mengajak Zega untuk pulang bersama.
"Balik jajan dulu yuk." Ajak Windy seperti biasanya.
Zega belum merespons tapi malah fokus ke layar ponselnya. Membuat Windy bersama jiwa keponya jadi penasaran. Zega biasa saja ketika Windy ikut membaca room chatnya dengan Hadden. Toh, hanya pesan biasa. Tapi Windy malah tersenyum penuh arti. Dan Zega jadi bingung dengan maksud senyum Windy.
"Cie cie... Jadian sukurin Lo!" Windy meledek.
"Jadian sama Taeyong NCT gue mau." Balas Zega tak peduli.
"Kak Hadden kenapa?" Tanya Windy.
"Suruh nemuin dia. Lagi dihukum." Jawab Zega. Gadis itu mulai menyandang tasnya lalu mengajak Windy untuk meninggalkan kelas bersama.
"Lo pulang duluan. Gue mau nemuin kak Hadden. Kasian belum dibolehin pulang." Ujar Zega ke Windy.
"So sweet banget sih Lo sama kak Hadden. Beneran cuma adik-kakak doang? Gue sumpahin jadian mampus!" Oceh Windy lagi.
Zega menghela napas panjang. Bosan dengan kata-kata Windy yang selalu sama. Padahal Zega dan Hadden memang murni berteman. Menyinggung soal adik-kakak, Zega menganggap Hadden sebagai kakak untuknya. Karena semenjak Zega kenal Hadden, Zega merasa dilindungi layaknya naluri seorang kakak.
Ragu-ragu Zega menemui Hadden. Ya siapa yang mau. Hadden dihukuman untuk membersihkan toilet cowok. Yang letaknya ada di lantai paling atas. Anak-anak sering bilang kalau di toilet itu kadang ada penampakan hantu.
Tapi sialnya Zega sudah janji ke Hadden untuk menemuinya. Lagi pula Zega ada hutang untuk membelikannya permen juga. Kan bagaimana Hadden tidak gemas dengan sifat polos Zega coba?
Sampai di sana, Zega dibuat tak bergerak. Dia melihat sebuah sosok. Tidak seram justru sebaliknya. Entah mimpi apa Zega semalam. Ternyata yang dihukum bukan hanya Hadden. Tapi mas crush Zega juga di sana.
"Lo salah toilet." Katanya ketika melihat Zega datang. Serta menunjuk tulisan male di atas pintu masuk.
Zega menggeleng. Membuat cowok di depannya bingung. Cowok itu lalu melihat penampilan Zega dari atas sampai bawah.. Takut-takut nanti yang dilihat bukan manusia mungkin. Secara aura negatif lantai atas itu kuat banget.
"G-gue Zega kak. Mau nyari kak Hadden. Ada kan?" Tanya Zega dengan memperkenalkan dirinya juga.
"Ohhh ada. Itu anaknya pakai earphone. Katanya takut ada suara-suara aneh. Btw gue Jevan." Jawab cowok yang ternyata bernama Jevan itu.
Zega senyum-senyum malu. Pantas juga karena dia berhadapan dengan cowok yang dia taksir beberapa bulan ini. Seringnya dia kemana-mana dengan Hadden. Jadi tau Jevan karena memang teman dekatnya Hadden.
"Bisa panggilin kak? Soalnya gue disuruh ke sini tadi." Ujar Zega. Sebenarnya sungkan. Tapi dia butuh hehe.
Jevan hanya mengangguk dan mencari Hadden ke dalam toilet. Selang beberapa menit Hadden menghampiri Zega dengan senyum cerah meski wajahnya sudah terlihat lelah.
"Taraaa!" Zega menaikan kantong plastik yang dibawanya saat tau Hadden menghampirinya.
"Zega Lo penyelamat gue. Sumpah gue mau mati di sini. Hauss!!" Keluhnya dan menerjang kantong plastik yang dibawa Zega.
Syukur Zega membawakan minum dan yang pasti sesuai pesanan Hadden tadi. Yaitu permen. Zega membelikan satu bungkus permen aneka rasa buah. Zega memang tak tau Hadden sukanya rasa apa, jadi Zega membeli permen kesukaannya saja.
"Yang dihukum bukan cuma kakak aja, ya?" Tanya Zega.
Hadden menatap wajah Zega yang tadinya asyik dengan isi dalam kantong plastik.
"Ya kagak. Ada Jevan, Juna juga." Jawabnya.
"Kak Rajen?" Tanya Zega lagi. Pasalnya geng F4 di sekolah mereka itu selalu kompak. Satu kena biasanya keempatnya juga kena.
"Rajen lu tanya? Dia asik OSIS noh. Mana nyebat itu anak Mama." Balas Hadden.
Zega malah menjewer telinga Hadden, "ya ikutin. Kak Rajen itu baik akhlaknya!" Amuk Zega. Gemas juga dengan Hadden yang setiap kesempatan selalu bikin ulah.
"Aduhhhhh... iya-iya besok nggak lagi." Patuh Hadden tapi masih dengan ringisan karena jeweran Zega di telinganya.
"Nurut bener kalau yang nyuruh cewek! Dasar buaya darat!" Ejek Juna dan Jevan yang tiba-tiba ikut nimbrung. Mereka merampas botol minum yang dipegang Hadden dan meminumnya bergantian.
Keempatnya duduk melingkar di depan pintu toilet. Tapi ada sesuatu yang menarik bagi Hadden. Dia melihat binar asmara di mata Zega pada salah satu temannya.
"Ekhem!" Hadden berdeham untuk menarik perhatian Zega. Pasalnya cewek itu malah asyik memandang wajah Jevan.
"Suka Lo?" Hadden menyenggol lengan Zega. Sedangkan Zega yang belum ngeh hanya kedip-kedip mata lucu.
"Suka apa?" Tanya Zega.
"Kalau suka gue comblangin." Tawar Hadden. Zega langsung melotot ke Hadden karena ketahuan menyukai Jevan.
"Mana ada Mak comblang yang jomblo kaya kakak!"
Gimana? Suka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Hadden
RandomBisa menembus circle paling elit di sekolah bukanlah tujuan Zega. Awalnya dia hanya mengenal Hadden secara pribadi. Dikatakan keberuntungan pun, Zega pikir itu terlalu berlebihan. Walau Zega tau bergabungnya dia dengan F4 sekolah akan selangkah lebi...