Mau tapi malu?

67 6 4
                                    

"Timezone yuk kak. Mampir bentar?"

Hari ini sekolah pulang lebih awal karena para guru ada rapat dadakan. Infonya juga baru di share lima menit yang lalu. Tapi Hadden sudah meluncur ke kelas Zega untuk mengajaknya pulang bersama. Zega sih masih pengin ngobrol dengan Windy awalnya, belum ingin pulang. Tapi saat melihat Hadden yang datang, Zega langsung ribut minta ke timezone.

"Izin mama dulu." Hadden memberi syarat pada Zega. Zega itu ceweknya pelupa kadang. Jadi Hadden yang harus mengingatkan terlebih dahulu.

"Ay ay capten." Balas Zega dan menelepon mamanya untuk pamit main sebelum pulang.

Sampai di timezone, Zega malah merengek lagi minta nonton. Hadden tentu saja langsung menuruti. Bagi Hadden sendiri melihat Zega senang itu juga akan membuatnya merasa senang.

"Ini kenapa sih mood lo tiba-tiba berubah. Tadi minta Timezone baru aja sampai pengin nonton. Lo lagi PMS apa?" Tanya Hadden yang mirip omelan diantrian tiket.

Zega cuma nyengir dengan bergelendot manja di lengan Hadden. Tak tau jika orang-orang di sekitar melihat interaksi keduanya seperti remaja kasmaran.

"Eh Lo beneran berani nonton Qorin? Gue takut nih." Oceh Hadden. Zega tau jika Hadden itu penakut.

"Sengaja sih, kak haha..." Jawab Zega lanjut menertawakan ekspresi Hadden yang sudah sepet.

"Gini nih ciri-ciri adik durhaka." Kesal Hadden pada Zega.

"Ihhh ga gitu loh. Kan ada gue, pundak gue siap untukmu bersandar kakak Hadden." Balas Zega dengan menoel-noel dagu milik Hadden.

Luarnya doang kelihatan sepet sama Zega, dalamnya meleleh luar biasa. Hadden tuh tipe yang dimanja dikit langsung luluh. Makanya Zega sendiri suka meledek Hadden dengan sebutan 'mental yupi'.

"Salting tuh salting wkwkwk.." yang meledek langsung menahan tawa pas ditatap serius oleh Hadden.

"Pulang nih?" Ucap Hadden dengan nada serius, untuk membuat Zega berhenti meledeknya.

"Ututu.. ampun kanjeng." Balas Zega bersama cengiran lebar menunjukkan gigi kelincinya.

Seandainya Zega yupi mungkin bakalan Hadden gigit. Soalnya Zega lucu banget. Lucu sedunia pokoknya. Tangannya lalu mengusak gemas rambut Zega. Tapi hal itu harus terhenti karena seseorang dengan kurang warasnya menoyor kepala Hadden.

Hadden dan Zega kontan menoleh bersamaan ke orang yang ada di antrian belakang mereka. Si pelaku yang main toyor kepala Hadden ternyata Jevan bersama cewek cantik yang kini menggandeng lengan cowok itu.

"Paan sih lu jing..." Hadden langsung menumpahkan kekesalannya.

"Kenapa kita ngga bareng aja tadi?" Tanya Jevan mengalihkan topik yang sedang Hadden permasalahkan.

"Tauk!" Hadden masih utuh dengan kekesalannya pada Jevan.

"Gue yang ajak kak." Zega menyahut, tanpa peduli jika dia nervous setengah mati.

Jevan cuma ngangguk-ngangguk faham. Sedangkan Hadden melirik aneh ke cewek yang dibawa Jevan. Selain pecicilan mata Hadden memang suka julid.













Di teater, Zega duduk berdekatan dengan Hadden. Sedangkan di sebelah Hadden ngintil si Jevan juga pacar cantiknya. Yang Hadden ingat namanya Camilla. Dan seingat Hadden lagi, mereka berdua sudah putus seminggu yang lalu. Jujur saja Hadden kepo, Jevan juga tidak pernah bicara apapun.

Dengan sengaja Hadden menyenggol lengan Jevan, "yang bener ngajak cewek Lo nonton Qorin," Tanya Hadden dengan nada rendah mirip bisikan.

Jevan menyahut dengan bisikan juga, "sengaja. Biar dia bete," balasnya.

Dunia HaddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang