"ZEGA DICARIIN KAK JEVAN!!" Teriak Calvin dari depan kelas.
"CIIIEEEEEEEEEEEE!!" Reaksi anak-anak yang heboh. Zega masih mencerna situasi. Dia dicari kak Jevan? Sampai ke kelas? Pantas membuat teman-temannya heboh.
"Mana?" Tanya Zega dengan sudah berdiri yang sebelumnya duduk anteng di bangkunya.
"Tuh?" Tunjuk Calvin ke arah pintu kelas. Jantung Zega hampir loncat, saking kaget. Langsung disuguhkan wajah tampan plus senyum manis jelas membuatnya deg-degan.
Akhirnya Zega menghampiri Jevan di depan pintu kelas. Interaksi tersebut tak luput dilihat oleh para mata anak kelas Zega.
"Kenapa kak?" Tanya Zega.
"Nanti pulang bareng." Ajak Jevan.
Zega berkerut. Hanya itu?
"Kan kemarin gue udah bilang jangan repot-repot lagi kak." Balas Zega. Tidak enak terus-menerus numpang diantar pulang oleh Jevan. Lagian rumah mereka juga tidak searah.
"Sekarang gue yang mau. Bukan karena disuruh Hadden. Plis mau ya?" Mohon Jevan. Zega bingung.
Pangeran merengek? Kan Zega jadi salting melihatnya.
"I-iya deh kak." Kata Zega. Sedangkan Jevan makin mengembangkan senyum terbaiknya.
"Oke. Langsung gue tunggu di mobil ya nanti. Bye!" Pamit Jevan setelah itu.
Zega hanya menjawab dengan anggukan serta lambaian tangan singkat.
Namun ketika dia balik badan.
Teman-temannya be like. " CIIEEEEEEEEEEEE!"
"KYU KYU BALIK BARENG CIEEEEEEEEEEEE!
Zega langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu.
_____
Zega setengah tergesa menuju parkiran. Masalahnya sudah lewat 15 menit dari jam pulang. Dan Zega lupa ada yang sudah menunggunya. Yaitu Jevan. Ada 5 pesan yang kakak kelasnya itu kirim untuk menanyakan keberadaannya.
Sampai di parkiran Zega celingukan mencari mobil Jevan. Zega ingat warna mobilnya biru. Tapi mobil yang masih di parkiran sekarang hanya warna hitam dan putih. Zega jadi berpikir kalau Jevan pulang lebih dulu.
"Ya udah deh. Gue pulang aja." Monolog Zega. Dan akan pergi meninggalkan parkiran.
Tapi saat Zega akan menaruh ponselnya di saku rok. Seseorang dengan sengaja menabrak bahunya. Zega limbung dan berakhir karena tubuhnya tak seimbang. Ponselnya yang tadi akan masuk ke saku rok jatuh.
Klotak..
Zega meringis dan memungut ponselnya. Refleks mengecek dan mengusap layar juga.
"Lo apa-apaan sih?"
Zega refleks lagi menoleh ketika mendengar suara yang familiar.
"Gue ngga sengaja." Bela Rachel.
"Jadi anggun sekali aja ngga bisa ya?" Tanya Hadden.
Rachel menahan emosinya. "Udah. Tapi lo ngga suka. Kan? Lupa?" Rachel dengan nada menantang seperti biasa.
Hadden mengusap wajahnya. Pasrah.
"Serah Lo." Pungkas Hadden dan main pergi meninggalkan Rachel.
Zega hanya menjadi penonton drama pertikaian mereka. Ternyata meski status mereka sudah berbeda pun kelakuannya masih sama. Sama-sama gelud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Hadden
RandomBisa menembus circle paling elit di sekolah bukanlah tujuan Zega. Awalnya dia hanya mengenal Hadden secara pribadi. Dikatakan keberuntungan pun, Zega pikir itu terlalu berlebihan. Walau Zega tau bergabungnya dia dengan F4 sekolah akan selangkah lebi...