Kekhawatiran

19 5 0
                                    

Di sini lah sekarang aku berada, di dalam sebuah mobil milik Kak Eric, tentu saja, bersama dengan sang pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sini lah sekarang aku berada, di dalam sebuah mobil milik Kak Eric, tentu saja, bersama dengan sang pemiliknya. Masing-masing dari kami diam, tidak ada satu pun yang berniat untuk memecah keheningana, membiarkan suara hujan mengisi kekosongan. Namun, satu hal yang kusadari, tatapan mata Kak Eric menunjukkan sebuah amarah. Sedangkan aku? Aku hanya terdiam sembari mengeratkan hoodie hitam tebal milik Kak Eric dan menatap jalanan yang sepi. Ya, Kak Eric datang mendatangiku di kedai dan berakhir terdiam dalam mobil yang ditepikan sebuah jembatan yang sepi.

'Keyra adalah adikku,' ucap Kak Eric beberapa menit lalu sebelum menyeretku pergi meninggalkan Haechan yang masih bingung mencerna keadaan.

Aku menghela nafas berat, dalam hening ku sandarkan kepalaku pada kaca jendela mobil yang memperlihatkan buliran air hujan yang bergantian menyentuhnya. Damai. Andai kata manusia seperti rintik hujan. Lamunanku terhenti.

"Keyra," terdengar suara Kak Eric yang ntah mengapa mengalun lebih rendah dari biasanya. Ya, dia sedang marah. Sedangkan aku, aku hanya meliriknya dengan ekor mataku.

"Tindakan bodoh mu itu," ucapannya terjeda bersamaan dengan suara tubrukan tulang-tulang penyusun punggung tangan dengan stir mobil.

"Aku tahu kau marah, tetapi lain kali gunakan otak cerdasmu itu Keyra!!" bentaknya yang membuat sekujur tubuhku bergetar.

Sungguh baru kali ini Kak Eric membentakku. Sontak aku kehilangan kendali atas tubuhku. Dimana puncaknya sebuah isakan berhasil keluar dari belah bibirku yang pucat. Selang beberapa detik kemudian, aku merasakan sebuah rengkuhan dan usapan dikepalaku. Sedangkan aku hanya menangis dalam pelukan kakak ku ini. Ku tumpahkan semua ketakutanku dalam isakan yang tak lagi kutahan.

"Aku khawatir, Ra, maafkan aku," ucapnya lirih.

"Bagaimana jika dia mengetahui kalau aku adalah adikmu? Apa dia akan membully ku seperti waktu itu dan berakhir kita harus berpura-pura asing lagi? A-aku takut," ucapku disela isakan ku yang tak kunjung berhenti.

Sedetik kemudian kurasakan Kak Eric melepas rengkuhannya. Perlahan kedua tangan itu menangkup wajahku. Ibu jari nya bergerak menghapus air mataku yang terus mengucur. Dapat kulihat dengan jelas ia menghela nafas sebelum memerkan senyuman khas miliknya.

"Melihat posisinya, dia memiliki kemudahan dalam akses untuk mengetahui apa yang ingin dia ketahui. Mengulik identitas mu, identitasku, bahkan identitas staf, guru, dan yang lain bukan lah hal yang mustahil untuk dia lakukan. Posisinya sebagai ketua osis dan putra dari donatur terbesar membuatnya dengan mudah melakukan apa yang dia mau. Tapi aku yakin, dia tidak akan gegabah dalam bertindak walaupun dia sudah tahu," ucapnya panjang lebar sebelum kembali mengusap air mataku yang tidak berhenti mengalir.

"Satu hal yang perlu kamu tahu, aku akan berada di sisi mu jika hal buruk mengenai ini terjadi, tidak peduli bahwa sahabatku akan menjadi musuhku," tambahnya.

"Tenangkan dirimu, kita pulang," ucapnya sebelum mengakhiri percakapan.

Aku akan berada di sisi mu jika hal buruk mengenai ini terjadi, tidak peduli bahwa sahabatku akan menjadi musuhku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan berada di sisi mu jika hal buruk mengenai ini terjadi, tidak peduli bahwa sahabatku akan menjadi musuhku

Aku akan berada di sisi mu jika hal buruk mengenai ini terjadi, tidak peduli bahwa sahabatku akan menjadi musuhku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30th July 2023

Tentang Rasa || Kim SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang