Malem malem gini doyoung di culik oleh kekasihnya sendiri, yaitu junkyu. Ke rumahnya.
Tujuan junkyu membawa doyoung kerumahnya untuk menemaninya kerja ternyata.
Doyoung kini sedang rebahan di kasur junkyu, sementara junkyu sibuk sama berkas berkasnya juga laptopnya.
Doyoung bosen, tiba tiba sebuah ide muncul di otaknya.
Doyoung menyeringai, ia akan memanggil junkyu tanpa embel embel kakak atau dajun yg artinya daddy ajun .
"jun, gue laper. Ada makanan ga?" entah nyali dari mana doyoung berani pakai gue - lo ke junkyu yg ga suka sama sekali kalau doyoung ngomong pake kata itu ke dia.
Yg di tanya diem ga ngejawab sama sekali.
"junkyuu! Kok lo ga ngejawab si!" Doyoung menaikkan nada bicaranya.
Dan,
Tak!
Laptopnya ditutup dengan kasar dan junkyu beranjak berjalan ke arahnya dengan rahang mengeras.
"waduh, waduh! Mampus gue!"
"a-ada ga? Gu-gue laper nih!" tanyanya berusaha se tenang mungkin dan beranjak menjauhi junkyu yg menatapnya tajam.
Sret! Brugh!
Doyoung meringis kala punggungnya membentur keras dinding di belakangnya.
"mulai berani hm? Diajarin siapa kayak gitu?" tanya junkyu dingin.
"apasih? Kan emang-"
Junkyu berbalik mengambil laptop dan berkas berkasnya dan pergi tak lupa menutup pintu kencang. Doyoung yg liat itu cengo, waduh dajun nya marah banget kayaknya.
..
Doyoung setia menunggu junkyu pulang, karena dia gabisa tidur sendiri. Apalagi abis nonton horor marsha tadi.
Dia rebahan di sofa panjangnya sambil nonton tv.
Mendengar pintu rumah dibuka, dia bngun dan liat siapa oknum yg datang.
Doyoung melihat junkyu dengan raut wajah yg sama. Dan satu lagi dia ngeliat martabak di tangannya.
Doyoung laper! Tapi emang junkyu mau ngasih ke dia? Kan lagi marah.
Doyoung terus memerhatikan junkyu yg berada di dapur.
"makan" katanya setelah menyimpan martabak di meja makan dan pergi ke kamar.
Mata doyoung berbinar, dia segera beranjak dan melahap martabak kesukaannya.
Setelah kenyang, doyoung menghampiri junkyu yg sedang nonton tv.
"Dajun? marah ya?" tanya doyoung sambil duduk di samping junkyu. Tak ada jawaban, sepertinya junkyu benar benar marah.
Doyoung cemberut dan berpindah duduk di atas pangkuan junkyu, junkyunya masih ga menggubris doyoung dan fokus ke tv nya.
"kak?"
Cup!
"jangan marah.. Maaf" doyoung berusaha membuat junkyu menatapnya.
"aaa liat aku!" doyoung memegang pipi junkyu dan mengarahkan ke wajahnya.
Junkyu menatap doyoung datar, membuat doyoung menelan ludahnya.
"maaf dajun.."
"..."
"jawab dong.. Diem mulu"
Junkyu masih ga ngejawab dan terus natap doyoung datar.
Doyoung bingung mau ngebujuk gimana lagi, dia membalas tatapan itu dengan tatapan bingung.
Mereka saling tatap beberapa saat sebelum junkyu menarik tekuk doyoung dan mengigit bibirnya keras hingga mengeluarkan darah.
"AKH! SAKIIT!" Doyoung memegang bibirnya sambil sedikit mengeluarkan air mata.
Kegigit waktu makan aja sakit, apalagi ini digigit keras sm junkyu yg orangnya gemes an.
"siapa suruh manggil nama? Siapa suruh pake gue lo? Udah tau pacarnya gasuka, sok soan berani. Udah gini nangis. Siapa yg salah coba?"
"kan udah minta maaf.." jawab doyoung lirih sambil menatap junkyu dgn air mata berjatuhan.
Doyoung merasakan sesuatu yg mengeras dibawah sana. Secepat mungkin doyoung bangun dan melarikan diri sebelum diterkam singa lapar.
Namun semua itu kalah cepat dengan junkyu yg lebih dulu menggendongnya ala karung beras dan membawanya ke kamar tak lupa mengunci pintunya.
"KAK! BEKAS KEMAREN MASIH SAKIT LOH KAK?! GAMAU GAMAU GAMAU!"
"hukuman sayang~"
"ugh! SAKIET!"
END.
VOMENT.
