"Tuan Park" Namjoon membungkukkan badan lalu menjabat erat tangannya.
"Namjoon-ssi..."
"Saya ingin memperkenalkan puteri Saya"
Ia berdiri dan mendorong pelan pinggang anak semata wayangnya itu."Chaeyoung..."
"Salam kenal" Ia membungkuk."Ya..." Namjoon turut membungkuk dan mempersilahkan mereka berdua kembali duduk.
Taehyung memperhatikan kakaknya yang duduk agak merosot.
Tatapannya terpaku pada gelas anggur di depannya.
Sesekali ia memainkan kaki gelas panjang itu dengan telunjuknya, menyentilnya pelan lalu merubah kembali posisi duduknya."Namjoon?"
Panggilan sang ayah membuatnya mengangkat kedua belah alisnya kaget."Kau tidak mendengar apa kata ayah barusan?"
"M-maaf.....kenapa?" Namjoon memajukan kepalanya serius.
"Pertunangan kalian akan dilaksanankan secepatnya nak..."
"Sebaiknya kalian segera untuk saling mengenal"
Namjoon berkedip sekali, dua kali dan mengatupkan bibirnya kesal.
"Maaf, saya permisi ke toilet..." Tanpa menunggu ijin dari kedua belah pihak ia berdiri, meletakkan serbetnya dan berjalan cepat meninggalkan meja mereka.
"Nam...."
"Jangan tuan Kim....saya mengerti perasaan Namjoon"
Ayah dari wanita yang berulang kali menelan ludah itu menepuk bahunya lalu terkekeh.Suara motor sport itu meraung di bawah terik matahari.
Namjoon memacu kuda besinya tanpa arah.Batinnya ingin sekali pergi jauh-jauh dari kumpulan manusia pencari keuntungan yang selalu mengorbankan para pewaris mereka.
Ia terus melaju melewati jalan raya, kemudian berbelok mencari kebebasan dari bisingnya suara kendaraan yang saling berebut untuk lebih cepat.
Udara mulai terasa sejuk. Namjoon membuka kaca helmnya dan menarik napas dalam-dalam.
Suara cicit burung dan rindangnya pohon-pohon di tepi jalan membuatnya sadar bahwa ia telah berada jauh dari kota.
Sekali lagi ia menarik napas panjang dan memejamkan matanya.
CKIITTTT
BRAKKKK
Namjoon terpelanting dan berguling ke sisi jalan. Bahunya menghantam pohon besar.
Ia berteriak mengerang kesakitan kemudian segera berdiri dan berjalan tertatih ke tengah jalan.
"Shit!" Setengah berbisik ia terus berjalan pelan menyusuri jalan sepi itu. Bola matanya bergerak-gerak mencari sosok yang membuatnya terjatuh.
"Hey...where are You?" Ia meringis memegangi bahunya yang berdenyut.
Sebuah rengekan kecil terdengar dari balik semak di belakangnya.
Namjoon memalingkan kepala.Sepasang mata dan telinga putih muncul dengan gemetar.
"Ah....syukurlah...." Ia membungkuk menghela napas lega.
"Come here puppy..."
"Jangan takut...." Namjoon membuka helm dan meletakannya di tengah jalan.
"Hey...." Ia tersenyum, berjongkok dan mengulurkan tangannya.
Anak anjing itu perlahan keluar dari persembunyiannya. Memghampirinya dengan hati-hati, mengendus telapak tangannya lalu menjulurkan lidahnya senang.
Ekor pendeknya bergerak-gerak bersamaan dengan goyangan tubuh kecilnya.Namjoon terkekeh geli kemudian menggendongnya.
Ditendangnya helm yang masih teronggok di tengah jalan itu hingga menggelinding ke rerumputan.
Dan mereka berdua duduk disitu.