"Seriously?!"
"He said that?" Taehyung membulatkan mata dan bibirnya.
"Kau tidak sedang mabuk atau delusi saat itu kan?"
Namjoon meliriknya sinis. "Aku sudah tidak mabuk lagi Tae..."
"Sepertinya peristiwa itu membuatnya sadar" Ia menatap perban yang masih menempel pada pergelangan tangan Taehyung.
"Aku senang sekali mendengarnya Namjoon..." Taehyung menurunkan lengan kemejanya perlahan.
"Listen...."
"Acara pernikahanmu akan digantikan olehku nanti" Ia terbahak.
"Aku tidak akan menyuruh Seokjin memasak....tenang saja" Taehyung membulatkan mata dan melambaikan kedua tangannya di depan dada.
"Congratulations Brother!" Namjoon menarik bahu sang adik dan memeluknya erat.
"Namjoon......"
"Aku senang kau yang sekarang""Seokjin benar-benar merubahmu jadi pria yang lebih baik dan sabar"
Namjoon tersenyum dan memejamkan mata dalam pelukannya.
"Okaaaayyyyy....."
"Apakah aku sekarang menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian?"
"Chaeyoung...." Namjoon terbahak.
"Aku senang kau baik-baik saja Namjoon" Chaeyoung memeluknya singkat.
"No.....not yet..."
"Aku kemari untuk meminta bantuan kalian sebenarnya"
Namjoon membeberkan rencananya pada pasangan yang mengangguk-angguk di hadapannya.
"Piece of cake!"
"Serahkan padaku" Chaeyoung mengangkat ibu jarinya setuju.
"Nenek...."
"Kenapa tiba-tiba aku kangen Jjangu ya..." Seokjin menatap bekas gigitan kecil pada sepatunya.
"Nak....saat kau tiba-tiba kangen seseorang"
"Itu tandanya orang itu sedang memikirkanmu...""Ah...masa iya nek..." Seokjin tertawa geli kemudian tertegun.
"Apakah Namjoon sedang memikirkanku disana?"
"Namjoon sedang apa ya?"
"Apa Namjoon sehat?"
"Ayooo.....sedang memikirkan siapaaa?"
"Neneekkkk....." Seokjin yang terkejut sontak menepuk lembut bahu sang nenek yang terkekeh di sampingnya.
"Omo...omooo....lucu sekali anjingnyaaaa...."
Seokjin menoleh pada kedua anak kecil yang duduk berseberangan dengannya di atas mobil bak terbuka yang mereka tumpangi sepulang dari peternakan.
Tatapannya beralih pada objek yang membuat mereka tertawa-tawa di belakangnya.
Sebuah banner tinggi dan lebar menjulang di tepi jalan.
"Sejak kapan banner itu ada?" Seokjin memicingkan mata dan membaca isinya.
"Ahh.....itu penampungan hewan yang mereka dirikan"
"Sudah jadi rupanya..."
"Agar setiap nyawa memiliki rumah ternyamannya"
"Indah sekali slogannya" Seokjin memutar duduknya, menatap banner yang telah berlalu itu dan tersenyum.
"Aigoooo.....ada lagiii....anjingnya lucuuu" Anak-anak itu kembali menunjuk-nunjuk.
Seokjin mengerutkan dahinya.
'Jjangu misses You!'
Ia memicingkan matanya sekali lagi untuk memperjelas bacaannya.
"Jjangu?"
"Itu foto Jjangu?"
Seokjin mulai menoleh-noleh penasaran.Dari jauh sebuah banner kembali terlihat.
'This little puppy also misses You'
Seokjin menutup mulutnya menahan tawa.
Foto itu bukanlah Jjangu, melainkan seorang pria berkostum anjing berwarna putih dengan senyum termanisnya.
'Come back....'
Kali ini pria berkostum itu memeluk Jjangu di dadanya dengan wajah memelas.
Anak-anak di seberang Seokjin tertawa menatap banner-banner berwarna mencolok yang terpasang setiap beberapa meter.
'We LOVE You, KSJ'
'I'm so sorry'Banner terakhir itu hanya berisi gambar hati besar berwarna pink dengan tulisan di tengah-tengahnya.
Di bawahnya, seorang pria melambaikan tangan di samping motor sport hitam. Ia memberhentikan mobil angkutan umum itu.
Sebuah mobil besar parkir dengan jendela terbuka tak jauh dari tempatnya berdiri.
Seokjin turun dan meletakkan keranjang buah dan susunya di tepi jalan. Mobil itu kembali melaju.
Namjoon masih berdiri dengan satu tangan di saku celana jeans hitamnya.
Ia memiringkan kepala dan tersenyum kemudian membuka kacamata hitamnya lalu mulai berjalan menghampiri Seokjin yang terpaku di tempatnya berdiri.
"Saat aku bilang pada Chaeyoung untuk menambahkan foto.....yang kumaksud adalah foto Jjangu..." Ia mengerutkan dahinya kesal.
Suara tawa pria dan wanita terdengar jelas dari mobil yang terparkir di depan motornya.
"Maaf telah membuatmu malu..."
Seokjin tertawa gemas.
Sedetik kemudian bibirnya melengkung.Namjoon berlari memeluknya erat.
"Pulanglah sayang...."
"Aku merindukanmu...."
Seokjin mengangguk-angguk dalam pelukannya.
"Namjoonie...." Ia terisak keras.