"Namjoon?" Seokjin menatap heran pria yang telah menunggunya di halte bus.
"Kenapa menjemput?"
"Aku tidak akan tersasar kok..." Ia membetulkan letak tali tas di pundaknya."Dan membiarkan kau sendirian di jalan malam-malam begini?"
"Tidak akan..." Namjoon mengerucutkan bibirnya.
"T-terimakasih...." Seokjin menunduk.
Namjoon mengambil tas yang disandangnya lalu memasukkan ke dalam mobil kemudian membuka pintu penumpang dan membiarkan Seokjin masuk.
Mobil itu pun melaju menuju apartemennya.
"Jjangu!"
Seokjin menangkap anak anjing yang berlari dan melompat saat mereka masuk lalu memeluknya gemas."Jjangu nakal tidak?"
"Jangan merusak sofa Namjoon yaa...."
Ia terus menciumi pipi dan kepala Jjangu yang bergerak-gerak di pelukannya.Namjoon tersenyum di belakangnya.
"Apa kabar nenek?""Baik Namjoon...."
"Beliau titip salam....oh aku hampir lupa..."
Seokjin meletakkan Jjangu di lantai dan bergegas membuka tasnya."Kemarin kami panen ubi manis..." Ia mengeluarkan kelima umbi itu dan tersenyum lebar.
"Aku buatkan ubi panggang ya..."
"Namjoon suka tidak?"Namjoon hanya memiringkan kepala dan tersenyum menatapnya.
Seokjin membulatkan kedua matanya bingung.
"Seokjin....."
"Banyak sekali hal-hal yang tidak pernah aku ketahui selama ini..."
"Dan.....berbagi semua itu bersamamu rasanya....."
"Aku bersyukur kecelakaan itu terjadi..."
"Aku bersyukur bertemu dengan Jjangu saat itu""Jika bukan karena dia....mungkin kau tidak akan sudi menolongku" Ia terkekeh.
"Aku sangat menyayangimu Seokjin...."
"Aku......jatuh cinta..."
Sebutir ubi pun jatuh menggelinding dari tangannya. Disusul oleh ubi kedua. Dan ketiga.
Seokjin membeku masih dengan mata dan bibir yang membulat.Namjoon terkekeh gemas kemudian membungkuk memunguti tiga buah ubi itu dan mengambil sisa yang masih bertahan di telapak tangannya lalu meletakkannya di meja dapur.
"Aku membuatmu takut ya?"
Ia merendahkan kepalanya dan menatap lekat wajah Seokjin yang sudah seperti kepiting rebus.
Seokjin menggeleng terbata. "N...Nam....aku...a...."
Namjoon kembali terkekeh dan menarik Seokjin ke dalam pelukannya.
Menghirup harum strawberry yang terasa lama sekali tidak ia temui.
Seokjin terpejam dalam dekapannya. Ia tersenyum mengingat ucapan nenek.
"Namjoon membuatku bahagia nek...."