Dandelion

37 6 0
                                    


Dandelion

Oleh: Crnsty

Alaska terburu-buru menyalakan motornya, dan bergegas menjemput pacar kesayangannya itu.

"Aduh Sayang, maaf ya aku telat jemputnya," lirih Alaska ketika sampai di rumah Kanaya.

"Iyaa ga apa kok, ketiduran lagi ya?" balas Kanaya.

"Hehe biasalah Sayang, tadi malem tuh begadang main game," ucap Alaska sambil memasangkan helm untuk Kanaya.

"Jangan begadang terus, ga baik loh."

"Iya Sayang, bakal dikurangin deh begadangnya. Tadi malem tuh aku susah tidur makanya main game." Bela Alaska.

"Iya tapi jangan sering-sering ya begadangnya."

"Siap Tuan Putri," ucap Alaska.

Hari itu Alaska mengantarkan Kanaya ke tempat bimbel. Mereka sekarang duduk di bangku kelas 12. Orang tua Kanaya mewajibkan ia untuk mengikuti bimbingan belajar agar dapat melewati ujian dengan nilai yang bagus.

"Nanti bisa jemput aku lagi?" tanya Kanaya sesampainya di tempat tujuan.

"Bisa Tuan Putri, Alaska akan selalu siap mengantarkan tuan putri kemanapun pergi," balas Alaska sembari melepaskan helm dari kepala Kanaya.

Kanaya tersenyum, "Terimakasih yaa, aku masuk dulu nanti aku kabarin oke?"

Alaska mengisyaratkan tangan hormat kepada Kanaya, sambil berkata, "Siap".

Mereka pun berpamitan, Kanaya melambaikan tangannya kepada kekasihnya itu. Melihat hingga punggung Alaska menjauh, barulah ia masuk ke ruang bimbelnya.

Alaska dan Kanaya, dua sejoli yang sudah bersama sejak awal masuk SMA. Dimulai dari cinta pandangan pertama, hingga sekarang rasanya masih tetap sama.

Alaska melajukan motornya dan kembali ke rumah setelah mengantarkan Kanaya.

"Dari mana kamu?" tanya seseorang kepada Alaska yang baru saja memasuki rumahnya.

"Anter Kanaya bimbe," jawab Alaska singkat kepada Papanya.

"Papa perlu bicara sama kamu."

Namun, Alaska tak memperdulikan pinta papanya tersebut. Ia tetap melanjutkan langkah kakinya menuju kamar. Di kamar, Alaska merebahkan tubuhnya. Memalingkan mukanya ke arah tembok dan melihat foto ibundanya.

"Bund, Alaska baru aja anter Kanaya pergi bimbel. Padahal tadi jemputnya telat, tapi Kanaya ga marah sama Alaska. Kanaya baik banget kan Bund?" adu Alaska pada foto yang menempel di tembok kamarnya.

"Kanaya tuh pasti hapal banget bund, karna ga ada alasan lain Alaska telat jemput kalau bukan karena ketiduran hehe," tambah Alaska.

Alaska kembali memejamkan matanya. Setelah kepergian bundanya, ia tak pernah baik-baik saja berhubungan dengan papanya. Merindukan sosok bundanya sudah menjadi rutinitas nya setiap hari.

'BRAK' 

Suara pintu kamar Alaska yang dibuka secara paksa.

"Papa bilang butuh bicara sama kamu, Alaska!"

Alaska masih memejamkan matanya tertidur di kasur tak mempedulikan suara papanya.

Di sisi lain, Kanaya sedang asik bergulat dengan angka-angka di tempat bimbelnya. Tak terasa 10 menit lagi berkahirlah bimbelnya pada hari itu. Ia bergegas mengirimkan chat kepada Alaska.

Warna-Warni Imaji HimasaktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang