Infinity
Oleh: Crnsty
Kisah ini dimulai sejak aku lulus SMA. Kehidupan yang sebenarnya baru terlihat. Aku dengan segala keberanianku membuka sebuah usaha kecil-kecil an setelah lulus SMA. Aku memulai usaha ini dengan modal dari kedua orang tua ku. Entah mengapa mereka mempercayakan begitu saja keinginan ku untuk memulai usaha setelah SMA. Ku mulai usaha ini dengan membeli segala macam kebutuhan untuk jualanku.
Pagi itu, ku mulai dengan berbelanja bahan-bahan di pasar. Ku cari bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat resep spesial untuk jualanku, agar memiliki banyak pelanggan ketika dijual. Ku kelilingi pasar dengan segala aroma menyerbak, ku temukan benda-benda yang ku cari. Kemudian ku pilih dengan seksama agar hasilnya baik. Penat ku rasa berkeliling di keramain orang-orang di tengah pasar. Sementara teman-teman sebayaku mungkin masih tertidur lelap di kamarnya. Namun ya, beginilah pilihanku.
Setelah mengitari pasar dengan keramainnya, dan kurasa telah cukup membeli bahan-bahan. Aku bergegas kembali ke rumah, mengendarai sepeda motor milik ayah. Aku menyusuri jalan kota yang tak terlalu ramai di pagi hari itu.
"Assalamualaikum," sapaku ketika sampai di rumah.
"Waalaikumsalam," jawab seseorang dari dalam rumah lalu membukakan pintu untukku. Itu ibu ku. Perempuan separuh baya yang kini usianya telah memasuki kepala lima.
"Lumayan rame Bu tadi pasar, tapi alhamdulillah Alif masih dapet buah-buahan yang bagus nih untuk dibuat salad," ucapku mulai bercerita.
"Alhamdulillah, sini Ibu bantu buatkan saus saladnya. Hari ini mau buat berapa porsi?"
"Alif kemarin sudah bilang Bi Wati mau titip di warungnya, sama beberapa biji yang mau Alif jual ke kantin sekolah. Kira-kira buat seberapa ya bu?" jawabku.
"Oyaa, nanti Ibu buatkan semangkuk ini dulu ya. Kalau kurang nanti bisa Ibu buatkan lagi."
Saus salad buatan ibu itu juara. Resep rahasia yang menjadikan salad buah jualanku rasanya spesial. Lalu, aku pun melanjutkan mencuci bersih buah-buahan yang telah kubeli tadi. Kemudian memotongnya kecil-kecil untuk nantinya dimasukkan ke dalam wadah.
Aku, Alif Sadewa. Anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku yang pertama telah bekerja di salah satu bank di kampung kami. Ayahku bekerja sebagai petani. Sejenak pastinya akan terbesit, mengapa aku si anak bontot ini tidak melanjutkan kuliah saja. Toh orang tua ku tinggal punya aku. Kakakku sudah bisa menafkahi dirinya sendiri. Tapi ya, bukan aku tidak mau kuliah. Pikir ku, mencoba usaha akan menghasilkan uang lebih cepat. Daripada harus mengeluarkan uang untuk kuliah. Intinya kan akan berakhir sama untuk mencari uang.
Sampai tiba saatnya, di bulan ketiga aku berjualan. Semakin hari, semakin tak ada yang membeli. Modal usaha sudah mati-matian aku putar agar tak bangkrut. Nyatanya, kegagalan yang ku rasakan. Bingung dan bimbang ku rasakan di tengah teman-temanku yang sudah duduk di bangku kuliah atau teman-temanku lainnya yang sudah merantau mencari kerja. Aku terpaku dengan usaha ku yang gagal. Sampai tiba, kakak ku bekata,
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna-Warni Imaji Himasakta
Cerita PendekWarna-Warni Imaji Himasakta adalah antologi cerpen karya mahasiswa FKIP Unila dalam program tim Himasakta Wattpad. Edisi perdana menghadirkan cerita pendek dari empat belas penulis yang terpilih menjadi penulis pada program Himasakta Wattpad 2023. ...