Senja
Oleh: Annisa Rahmawati
"Beberapa penyair sibuk bersembunyi dibalik senja, hujan, gemintang, ufuk, gunung, pantai, jingga, lembayung, kopi, renjana, juga berbagai kata romantis lainnya.
Untuk kemudian lupa pada fakta bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Hingga akhirnya kata-kata hanyalah hiasan semata".
- Fiersa Besari -
Bias senja diujung cakrawala terukir indah dalam remang, lembayung menata warna, di garis lurus sang surya senja. Senja yang berada di batas garis terbarat cakrawala seakan tak ingin pergi tanpa kesan yang mendalam. Awan-awan yang bentuknya tak beraturan, membentuk barisan yang terlihat artistik dan menggoda. Tampak sinar jingga cerah bersinar membuat langit berwarna merah jingga.
Pemandangan indah itu tak luput dari mata gadis itu. Mata yang menyiratkan kesepian dan kesedihan tetapi juga mata yang menyiratkan ketangguhan dan ketegaran. Mata yang untuk kesekian kalinya menyaksikan pemandangan yang memiliki arti sama dengan sang empunya. Gadis itu bernama Senja. Seperti senja yang mengakhiri panjangnya hari, senja yang memberikan ketenangan bagi yang menikmatinya, dan senja yang menyemburkan kehangatan sebelum menggantikannya dengan dinginnya malam.
"Senja mengecup ingatan,
Membuka perih yang bersemayam,
Untuk segera pergi dari masa-masa sulit merelakan"
- Wira Negara –
Bunyi suara alarm menggema di seluruh ruangan, membangunkan Senja dari mimpi panjangnya. Senja menghembuskan nafasnya kasar, dia lelah. Setelah keluar dari rumah yang tidak pernah ia anggap rumah, kini ia harus terisolasi di ruangan yang cukup besar seorang diri.
2020, tahun tersulit. Bukan hanya bagi Senja, tetapi bagi seluruh jutaan manusia lainnya. Di tahun ini, Senja menyaksikan sunyinya dunia akibat virus yang tiba-tiba menyerang, menyaksikan para pekerja di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat perusahaan yang tidak mampu untuk membayar gaji, menyaksikan runtuhnya keluarga yang membersamainya sejak ia masih di rahim ibunya, menyaksikan dirinya yang dengan putus asa menggoreskan seni di lengan kiri miliknya, dan kini ia menyaksikan tubuhnya terbaring lemah terisolasi dari dunia luar.
Senja adalah satu dari sekian pasien yang terjangkit virus corona. Virus yang kehadirannya menghebohkan dunia, virus yang sudah menghilangkan jutaan nyawa, dan virus yang menyebabkan dunia dalam situasi yang teramat sulit.
Senja ingin pergi, Senja ingin keluar dari ruangan yang membosankan itu, Senja ingin menghirup segarnya udara luar. Tetapi ia tak bisa, untuk sekedar bernafas saja ia harus dibantu oleh alat-alat medis yang entah apa namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna-Warni Imaji Himasakta
Short StoryWarna-Warni Imaji Himasakta adalah antologi cerpen karya mahasiswa FKIP Unila dalam program tim Himasakta Wattpad. Edisi perdana menghadirkan cerita pendek dari empat belas penulis yang terpilih menjadi penulis pada program Himasakta Wattpad 2023. ...