Diary Azara 2

17 2 0
                                    


Diary Azara 2

Oleh: Tulisan Audy

Oleh: Tulisan Audy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Operasi ini kemungkinan berhasil hanyalah 20% Pak, apakah Bapak benar- benar yakin untuk melakukannya?"

"Saya sudah yakin Pak, jika operasi ini tidak berhasil maka saya akan meninggal, dan saya juga sudah siap akan hal itu."

"Baiklah Pak, 30 menit lagi kita akan melakukan operasi ini, semoga Tuhan memberikan keajaiban."

Mendengar semuanya percakapan mereka diruang operasi membuat Azara merasakan sesak di dadanya seakan masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar tadi .

"Maaf Pak, pendonor ginjal untuk pasien atas nama Pak Veer tiba-tiba membatalkan niatnya untuk mendonorkan ginjalnya kepada pasien Pak."

Mendengar perkataan dari suster membuat doker Arya menjadi sangat bingung serta merasa kasihan jika melihat Veer hidup dengan rasa sakit, dan mungkin meninggal menjadi pilihan dari pada harus hidup dengan rasa sakit seperti ini.

"Saya siap mendonorkan ginjal saya Pak."

Dokter Arya yang kaget pun langsung mencari sumber suara itu.

"Kamu siapa?"

Dokter Arya bertanya kepada Azara tetapi gadis itu belum juga memberikan jawaban atas pertanyaan dokter Arya karena ia bingung tentang statusnya saat ini karena jika Azara mengatakan yang sebenarnya maka Veer akan tahu jika Azara yang telah mendonorkan ginjal untuknya.

Baru saja akan menjawab tiba-tiba niat Azara terhentikan oleh suara suster yang datang menghampiri dokter Arya dengan raut wajah tegang .

"Dokter Arya, kondisi Pak Veer tiba-tiba melemah dok, kita harus segera melakukan operasi."

"Tapi suster kita belum ...."

Azara menyela perkataan dokter Arya dan memaksanya untuk segera melakukan operasi kepala Veer.

"Saya sudah siap dok, mari kita lakukan operasinya sekarang."

Dokter Arya pun akhirnya mengiyakan perkataan kemudian menyuruh suster Ana untuk segera menyiapkan semuanya.

Azara memasuki ruangan operasi dan melihat sisi sebelah kanannya, Veer sedang terbaring diatas bangsal rumah sakit namun tetap saja laki-laki 32 tahun itu masih terlihat seperti biasanya tampan dan juga menawan meskipun wajahnya terlihat sangat pucat.

Azara menatap laki-laki itu dengan lekat dan tanpa ia sadari air matanya sudah berhasil membasahi wajah cantiknya.

"Jadi ini alasannya kamu menyuruhku pergi? Kamu memang sangat konyol Pak, tapi aku sangat mencintaimu" .

Warna-Warni Imaji HimasaktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang