"Bengong mulu kaya orang susah." ucap laki-laki berbaju jersey berwarna putih, lalu melempar satu botol minuman dingin kearah teman satunya.
Si jangkung hanya berdecak sebal lalu ia membuka botol itu, meneguknya dengan satu tarikan napas. Dan itu jelas membuat temannya melongo tidak percaya, meski dimenit berikutnya ia mendapati tatapan dingin dari si jangkung.
"Akhir-akhir ini lo banyak bengong, mikirin apaan si?"
Alih-alih menjawab pertanyaan dari temannya itu ia hanya meraih ransel hitamnya dan beranjak dari sana.
"Yeh si monyet! Gw tanya baik-baik juga. Tungguin atuh aing belum beresin baju." lelaki itu tergesa-gesa memasukan kaos oblongnya kedalam tas, setelahnya ia menyusul si jangkung yang sudah siap diatas motor cruiser kesayangannya.
"Ceng! Lo beneran gak papa kan?" Hanya dengan begitu yang ditanya langsung mengerem motornya secara mendadak dan itu berhasil membuat si penumpang mau tidak mau memeluk sahabatnya.
"Sekali lagi lo nanya dengan pertanyaan serupa gue lempar lo ke jalan dibawah sana."
Laki-laki kisaran 18 tahun itu mengangguk cepat, untuk saat ini ia tidak mau berurusan dengan bocah tengik itu. Mengingat umurnya masih terbilang remaja ia tidak akan merelakan sisohib merenggut nyawanya dengan melempari tubuh cungkringnya kebawah sana.
Ketika hari mulai temaram, keduanya memilih untuk terdiam. Namun sesekali di lampu merah si putih akan menjahili gadis-gadis yang berada disana dengan gombalan mautnya. Dan si jangkung yang melihat itu sudah tidak peduli, lagipula ia tidak memiliki kekuatan untuk menggeplak kepalanya seperti yang selalu ia lakukan setiap hari di jalan.
"Kalo ada apa-apa bilang sama gue!" setelah sekian lama diperjalanan akhirnya keduanya berhenti didepan kostan milik si putih. Si jangkung hanya menanggapinya dengan deheman ringan lalu setelahnya ia salaman dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTORY OF KANZA | Jung Sungchan
FanfictionSemua orang mungkin menginginkan hidup bahagia bersama keluarga yang utuh. Makan diatas meja yang sama, menonton tv diminggu sore bersama ibu dan bapak. Sama seperti Kanza ia juga meninginkan hal itu.