Kanza pernah mengatakan bahwa dirinya memang tidak memiliki banyak teman untuk sekedar bertukar cerita, nongkrong di cafe hits Bandung, atau rutinitas lainnya yang mengharuskan Kanza duduk dengan beberapa orang untuk berbicara hal yang tidak penting. Kanza tidak tahu alasan apa yang membuat dirinya enggan terlibat dengan banyak orang. Namun yang pasti hal seperti itu dapat membuat dirinya kewalahan sendiri. Perihal dirinya yang badung di sekolah. Sampai sekarang Kanza tidak pernah melibatkan orang lain didalamnya selain Reyden. Kenakalannya, hanya dia sendiri yang menanggung.Dan sampai saat ini teman satu-satunya yang ia miliki sejak ia dibangku SMP hanya satu, Reyden. Makanya memiliki teman seperti Reyden sudah membuat dirinya merasa cukup. Setiap orang mungkin memiliki sisi baik dan sisi buruknya, begitu juga dengan Reyden. Sejauh ia mengenal anak itu Kanza nyaris tidak pernah melihat Reyden ikut campur dalam masalah siapapun termasuk dirinya. Bahkan ketika Reyden mengetahui bahwa kedua orang tuanya korban dari kecelakaan pesawat ia memilih bungkam alih alih membeberkannya kepada teman sekolah.
Reyden yang selalu punya ide goblok ketika keduanya dalam masalah. Reyden yang selalu punya banyak cara agar dirinya tidak ketahuan oleh Kevin bahwa selama ini ia tidak lagi sewaras dulu. Dan Reyden yang selalu memiliki banyak kosa kata untuk menguatkan dirinya ketika rasa sepi mulai menyergapnya. Reyden dengan segala ide gilanya yang membuat Kanza merasa betah. Singkatnya begini saja, Reyden itu adalah definisi manusia kacrut yang tidak mau hidupnya terbuang sia-sia. Yang ingin hidupnya bermanfaat bagi siapapun.
Asap nikotin yang ia keluarkan dari hidung berhasil meluap keudara, bergelut dengan angin yang berhembus cukup kencang. Malam ini ia bebas menyesap rokoknya musabab setelah makan malam tadi Kevin sudah pergi keluar kota. Akhir-akhir ini kakaknya itu terlihat jauh lebih sibuk dari biasanya, Kanza jadi terbayang bagaimana lelahnya ia yang harus mengejar waktu demi proyeknya sukses besar.
Di kursi kolam yang hanya diterangi oleh lampu led, ia terus terbayang bagaimana wajah babak belur milik Reyden terus berputar dalam pikirannya. Sejak kepulangannya dari sekolah tadi anak itu sudah tidak terlihat batang hidungnya. Mungkin Reyden sudah lebih dulu memilih pulang ketika ia sedang di adili oleh Bu Ika di ruangan BK.
Hanya dengan begitu suara bel rumah membuat lamunannya kembali buyar. Lantas ia menarik napas panjang dan mengambil langkah besar menuju pintu utama. Cukup lama Kanza termangu saat wajah Reyden berhasil menyembul dari balik pintu. Sorot lampu dari balik tubuhnya membuat ia bisa melihat dengan jelas bagaimana sorot mata lelaki itu terlihat jauh lebih redup. Wajahnya yang masih dipenuhi lembab membuat Kanza meringis ngilu. Separah itu nemang.
"Gue mau minta maaf." akhirnya setelah didera sepi yang cukup panjang, Reyden mulai membuka suara. "Gue tau, sekarang lo pasti kecewa sama gue. Tapi gue punya alasan lain kenapa gue milih buat bungkam daripada cerita sama lo."
Dalam pikirannya Kanza mulai bertanya-tanya, jika sampai sekarang ia menganggap Reyden teman baiknya lantas bagaimana dengan pandangan anak itu. Namun, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya perihal hubungan keduanya itu seperti apa.
"Lo udah banyak bantu gue selama gue disini. Dimulai lo yang sering bayar kontrakan gue, beliin gue nasi wuduk di sekolah, nurutin kemauan gue yang bahkan ga penting-penting amat, sementara gue malah nyeret lo nyampe lo di skors selama tiga hari. Gue baru sadar, Za. Ternyata disini yang banyak ngebebanin tu gue. Sejauh ini lo udah liat kan gue kacrut, gue gak punya keluarga, gue hidup sendiri, dan gobloknya gue banyak bergantung sama lo."
Alih alih melanjutkan ucapannya Reyden memilih untuk menyimpan ATM berwarna hitam milik Kanza diatas meja. "Sekali. Lagi gue minta maaf." dan ia mulai bangkit, meninggalkan Kanza dalam kebisuan.
"Selangkah lo keluar dari halaman rumah gue pertemanan kita selesai!"
Namun sepertinya perkataan yang dilontarkan oleh Kanza tidak lagi mempan bagi Reyden, ia tetap memilih untuk berjalan semakin jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTORY OF KANZA | Jung Sungchan
FanfictionSemua orang mungkin menginginkan hidup bahagia bersama keluarga yang utuh. Makan diatas meja yang sama, menonton tv diminggu sore bersama ibu dan bapak. Sama seperti Kanza ia juga meninginkan hal itu.