Don't Like Don't Read
.
.
.
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
Yok jangan lupa komen kalian readers😁
-Happy Reading-
•●•●•
"Dal ayu.." ucap Gala ketika sang bunda memgang sepasang sepatu kecil yang ukurannya terlihat pas dengan si kecil.
"Iya sendal kayu, baby Gala mau?" Tanya Kanisha
"Mau.." balas si kecil sambil menganggukkan kepalanya dengan lucu.
"Yah.. apa tu?"
Abercio melihat arah jari mungil si bungsu yang mengarah pada dinding museum tersebut lebih tepatnya pada foto dan sebuah tulisan yang menjelaskan sejarah pembuatan sepatu kayu tersebut.
Gala turun dari mobil dorong tersebut dan berjalan mendekati sang ayah, kemudian tangan kecil terangkat meminta gendong pada Abercio agar ia bisa melihat lebih jelas gambar yang sudah di lapisi oleh kaca itu.
Abercio pun membeo seakan tahu apa yang di tunjuk oleh anak bungsunya itu. Pria itu pun juga ikut menunjuk.
"Itu cerita membuat sepatu kayu" jelas Abercio sambil mencium gemas Gala. Sebuah lembaran yang menjelaskan sejarah pembuataan sepatu kayu tersebut ternyata menarik perhatian si kecil.
"Atu hali... ada inci.." (suatu hari, ada kelinci)
Gala berceloteh seolah ia membaca sebuah cerita dari lembaran tersebut dan tingkahnya tersebut membuat sang ayah lagi-lagi tertawa lucu hingga membuat Kanisha, Agam dan Barrow mendekat.
"Lus.. inci ali.." (terus.. kelinici lari)
Dengan semangat Gala terus bercerita tentang si kelinci yang sama sekali tidak ada di jelaskan oleh lembaran yang menjelaskan sejarah Klompen. Jari mungilnya menunjuk tiap kalimat yang ada di sana seperti benar-benar sedang membaca.
"Baby Gala sedang membaca" ucap Abercio dengan lirih ketika yang lainnya menatap bingung pada si kecil.
"Esai..!!" (Selesai)
"Wahh.. ceritanya apa itu baby Gala?" ucap Kanisha takjub karena semakin hari si kecil suka berbicara walaupun mereka harus memahami ucapan tersebut apalagi ketika Gala bebircara dengan cepat hingga kata yang di ucapkannya tidak jelas.
" Inci ali kai atu ayu " (Kelinci lari pakai sepatu kayu)
Bola mata Barrow seketika menatap ke atas karena sedang memahami ucapan adik bungsunya yang sangat memerlukan insting bahasa anak kecil.
"Ohh.." Agam menyerah hingga ia hanya menganggukkan kepalanya sambil mengulurkan kedua tangannya seakan ingin mengendong Gala.
"Baby Gala mau jalan-jalan lagi sama kak Agam?" Tawar Agam sambil tersenyum hangat ke arah si kecil, Gala pun mencondongkan tubuhnya ke arah si sulung dan tentu langsung di sambut oleh Agam pelan-pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gala (TERBIT)
Ficción General(Buku dapat di pesan melalui shopee. Silahkan check Bio Kikim💚) Gala adalah anak yang luar biasa. ketika orang lain menilai kekurangan tentang Gala, ia masih bertahan di dunia kejam ini dengan hati yang tulus. Usia tiga tahun sudah menjadikan Gala...