nikah yukk!!

104 44 2
                                    

"pulang bareng gue," ucap Liam yang baru saja berjalan di sebelah Nesha.
Nesha sengaja meninggalkan Liam duluan, agar Nesha tidak pulang bersama Liam.

Nesha tak menjawab ucapan Liam, mau Nesha menolak nya atau tidak, akan sama saja tetap pulang bersama Liam.

"Lu diem berarti mau," pungkas Liam dan menarik tangan Nesha menuju parkiran.

___________________________________

"Ihh Udin mau kemana njirr?, Kok beda arah sih?," Tanya Nesha saat di atas motor Liam, yang tengah melaju entah kemana. "Udah nurut aja," ucap Liam, yg sedang melajukan motornya.

"Dah turun," titah Liam yang berhenti entah di tempat apa.

"Ini dimana din?," Tanya Nesha, yang mengimbangi langkah Liam. "Pasti lu suka?" jawab Liam tanpa menoleh.

Saat mereka masuk, banyak orang-orang yang sedang berfoto-foto, dengan pakaian yang biasa di sebut bagus.

"Foto?" Tebak Nesha yang di balas anggukan Liam.

"Selamat datang kakak. Silahkan di pilih pakaian nya?" ucap salah seorang pramuniaga, yang menghampiri mereka berdua.

"Ayo kak saya antar, disini ada baju yang cocok buat kakak berdua," ucap pramuniaga, yang jalan terlebih dulu dan di ikutin Liam dan Nesha.

__________________________________

Liam yang sendari tadi menunggu Nesha Berganti baju sangat lama, akhirnya memainkan ponsel nya.

"Baju apaansi ni? Ribet bet," keluh Nesha yang keluar dari ruang ganti, dengan memakai gaun putih yang cantik.

"Ribet gima-" ucapan Liam terhenti, saat melihat penampilan Nesha yang berbeda. "Cantik bet anjirr, nikmat mana lagi yang kau dustakan." Liam terkagum-kagum.

Sama seperti Liam, Nesha juga terkejut dengan penampilan Liam yang seperti pangeran. "Pangeran dari mana nih Weh?" Nesha terpesona.

"Nes," panggil Liam, yang masih memakai baju pangeran tersebut dan duduk di samping nesha. mereka baru saja selesai berfoto-foto dan istirahat.

"Ha?" sahut nesha, tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Kawin yok!" Celetuk Liam, yang memandang wajah nesha sendari tadi, dengan senyuman terus-terusan tidak luntur.

"Ngawur lu," ucap Nesha datar, sambil menjitak kepala Liam dan kembali fokus dengan ponselnya.

"Serius gua anjir," protes Liam, sambil mengusap-ngusap jidat nya yang tadi di jitak nesha.

"Eh Din," panggil Nesha dan menghadap ke arah Liam. "Apaan" sahut Liam

"Entar lu lulus mau dimana?" Tanya Nesha yang menatap Liam.

"Nggak tau juga gue mau dimana, kalo elu?" Tanya Liam yang menoleh ke arah Nesha, yang berada di samping nya. "Heungg, mungkin ngikut emak," jawab Nesha.

"Di Jogja?" Tanya Liam memastikan, karna Liam tau tentang orang tua Nesha yang jarang pulang, karna pekerjaan nya yang di luar kota.

"Iya," jawab Nesha.

"Kalo gue paling masih sekitar sini," sahut Liam.

Nesha menyender kan punggung nya ke tembok dan menghelang nafas nya panjang. "Nggak kerasa njir, udah mau lulus aja," ucap Nesha, saat mengingat dulu, saat ia pertama kali masuk di SMA ANGKASA 1

"Hm," deham Liam

.HALISA.

Hari berganti Minggu..
Minggu berganti bulan..

Di pagi hari yang cerah ini, Kini Nesha sedang menunggu Liam di depan rumah nya, untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Ngapain lu de?" Tanya varro yang muncul dari belakang Nesha. "Nunggu Udin" jawab Nesha yang menatap sang Abang.

"Lah kan dia sakit de," ujar varo, yang membuat Nesha mengernyitkan keningnya.

"Lah, yang bener lu bang?" Tanya Nesha terkejut dan di balas anggukan Varo. Setelah itu Nesha pun berlari ke rumah Liam.

Tok tok tok

Pintu terbuka dan ada bi somi yang sepertinya sedang bersih-bersih. "Bi Liam ada?" Tanya Nesha tergesa-gesa.

"Ada Non di atas," ucap bi somi dan Nesha langsung melesat menaiki tangga, menuju kamar Liam.

Nesha masuk ke kamar Liam, yang bernuansa abu-abu, dapat Nesha Lihat, Liam yang tengah terbaring di kasur nya.

Nesha mendekat dan mengecek suhu badan Liam, Dengan meletakkan punggung tangannya di kening Liam.

Merasa ada sentuhan di kening nya, Liam pun terbangun dan mendapati Nesha yang berada di samping nya.

"Ehh sorry, ganggu ya?" Tanya Nesha yang menarik tangan nya dan di tahan oleh Liam.

"Enggak, udah sini aja," ucap Liam dengan suara seraknya, sambil menggenggam tangan Nesha.

Nesha menelan salvia nya. berdemage banget suara Liam serek-serek basah, mana muka bare face nya Liam cakep banget.

"Lu gak sekolah nes," lirih Liam.

"Gimana mau sekolah, lu sakit gini" jawab Nesha yang menatap Liam, begitu pun sebaliknya.

"Udah makan?" Tanya Nesha, yang di balas gelengan Liam "nggak napsu."

"Dih, makan lah, bentar gue ambil dulu," ucap Nesha yang berjalan menuju dapur dan mencari bahan untuk di buat bubur.

Setelah buburnya jadi, Nesha pun kembali ke kamar Liam. "Nih makan dulu," ucap Nesha sambil memberi semangkok bubur kepada Liam.

Sedangkan Liam hanya diam tak berkutik. Nesha tau apa maksud Liam, ia pun mengambil mangkuknya kembali, dan menyuapi Liam.

"Manja," ujar Nesha, sedangkan Liam hanya cengengesan.

"Udah makan, udah minum obat, udah di kompres juga, dan sekarang tidur" ucap Nesha dan bangkit dari duduknya.

"Temenin gua," ucap Liam yang mencekal lengan Nesha " iya-iya gue temenin" Nesha pun kembali duduk.

"Sini," ucap Liam sambil menepuk kasur, meminta Nesha untuk berbaring di samping nya.

"Gaplok mau nda?" Ucap Nesha garang

"iya-iya maap."

"Dah, gece merem," titah Nesha, sambil mengusap-ngusap rambut Liam.

Nesha tau dengan cara begini, bisa membuat Liam cepat tidur. Sesudah Liam mulai terlelap, Nesha pun bangkit dan menarik selimut sampai di perut Liam, agar Liam tidak kedinginan.

"Cepet sembuh ya," Gumam Nesha, sambil memperhatikan setiap inti wajah Liam, lalu pergi keluar dari kamar Liam.

"Eh non nesha, den Liam gimana non?" Tanya Bi Somi yang berada di rumah tamu. " Udah beres bi, udah tidur dia" sahut nesha sambil menuruni tangga.

"Emang ya, yang bisa bujuk den Liam cuma non Nesha."

.HALISA.

Bagaimana? Semoga kalian suka ya dengan cerita nya.

Maaf jika ada yang typo atau salah penaruhan kata.

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak Kalian.

Dan jangan lupa vote cerita ini, biar aku Lebih semangat membuat nya😊😘❤️

HALISA (END) otw (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang