Erlang-Chapter XXIII 'Bahagia Versi Erlang'

271 25 0
                                    

Di tengah keributan yang telah terjadi, Erlang akhirnya dapat merasakan kebahagiaan yang selama ini dinanti. 'Segini aja cukup untuk sekarang.' Begitu pikirnya, sudah beberapa hari ini sang Papa dan Mama merebutkan dirinya untuk menghabiskan waktu bersama, walau mereka berdua tidak ingin saling bertemu. Tapi, paling tidak hal ini merupakan kemajuan bagi dirinya. 

Jarak yang terus memisahkan mereka telah terganti kali ini. Tidak ada hentinya Erlang merasa bahwa ia berada di dalam mimpi. Perubahan yang mengherankan bagi Erlang, tapi Erlang tidak ingin mempertanyakan alasan yang saat ini tidaklah penting.

Mulai dari perubahan kecil hingga sekarang yang membuatnya begitu dekat dengan sang Papa dan Mama.

"Lang, Mama ada meeting siang ini. Kamu mau makan apa? Nanti chat Mama aja, Mama pesenin online." Tanya sang Mama dengan cepat. "Mama pergi aja, udah mau telat. Aku bisa pesen sendiri Mah." 

Erlang berjalan membuka tirai kaca apartment sang Mama. "Semangat kerjanya Ma, aku tunggu di rumah ya!" Ucap Erlang kepada sang Mama. 

"Bye Lang." Ucap sang Mama dan sang Mama langsung menutup pintu apartment sebelum Erlang sempat menjawab.

"Bye Ma." Jawabnya kecil. 

Erlang dengan gembira merebahkan diri nya di sofa sang Mama. Erlang masih mengingat dengan jelas kebimbangan dirinya untuk mendapatkan izin untuk menginap di apartment sang Mama. Tapi, entah apa yang terjadi kemarin sang Mama lah yang mengajaknya untuk menginap di apartment nya. 

Mana pernah ia dapat membayangkan bahwa tempat sang Mama ini akan terasa begitu nyaman, apalagi tanpa kehadiran orang lain dan sunyi terasa begitu menenangkan. Walaupun belum ada kemajuan yang begitu besar antara hubungan sang Papa dan Mama yang pasti, ia merasa bahagia dengan keadaan sekarang. 

Ting! Drrt!

Lang basket.

Pesan singkat yang masuk ke dalam ponsel Erlang membuat ia dengan cepat membalas.

Gas

Sent

————————

"Gila, semangat amat. Gua capek Lang." Arvin dengan napas tersenggal-senggal berkata. "Lima menit, lima menit." Dengan keringat yang bercucuran, Arvin langsung menidurkan dirinya di lapangan basket.

Sementara Erlang juga ikut mengistirahatkan dirinya di sebelah Arvin. "Vin, gua kayaknya akhirnya dah bisa bahagia. Gini aja, semua berada di tempatnya." Arvin langsung terduduk dari posisinya, "buset Lang, geli dengernya, kek ngomong apaan aja."

"Darimana bisa bahagia Lang, bentar lagi udah mau ujian semester. Mau gila iya dah." Jawab Arvin dengan serius. "Gua serius Vin."

"Tau ah. Gelap ngomong sama lu, lanjut lagi aja." 

Erlang langsung berdiri dan mengoper bolanya ke Arvin. 

————————

"Lang, malem ini kamu makan sama Papa ya? Papa jemput dari tempat Mama." Ucap sang Papa begitu Erlang mengangkat teleponnya. Erlang yang sedang mengangkat dengan mode loud speaker langsung menatap sang Mama. 

"Ma?" Erlang melirik Mamanya yang menatap ponsel Erlang dengan tajam. "Aku makan sama Papa atau Mama nih?" Erlang bingung dengan tatapan sang Mama.

Ini Aku, ErlangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang