Bab Sembilan

4.3K 674 96
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh.. 🥰

Kalo ada typo tolong di koreksi..👍

🍭🍭🍭

Jam menunjukkan pukul delapan malam saat Oliv menyelesaikan makan malamnya bersama kedua abangnya. Berhubung malam ini adalah malam Sabtu dan besok tidak ada kelas, Oliv memilih berkumpul di ruang keluarga bersama Nevan dan Ansel yang sesekali membahas tentang pekerjaan yang tidak di ketahui oleh Oliv.

Malam ini Daddy dan Mommy nya masih ada urusan di kantor, begitu juga dengan Melvin yang akan pulang telat malam ini.

"Bang, Eric ngabarin lo nggak? Tumben nggak pulang berhari-hari. Kaya baru menghindar dari sesuatu aja."

Tanya Nevan pada Ansel yang sedang duduk di samping Oliv. Mendengar pertanyaan dari Nevan membuat perhatian Ansel beralih sejenak dari game pizza yang sedang di mainkan oleh Oliv.

"Nggak ada ngabarin gue. Nginep di temennya kali."

Jawab Ansel sambil lalu, kemudian meraih ponselnya.

"Iya sih, tapi nggak biasanya aja dia kaya gini. Adek tadi ketemu Bang Eric nggak waktu di kampus?"

Merasa dirinya di libatkan dalam percakapan kali ini, Oliv mem-pause game nya dan menoleh sejenak pada abangnya.

"Mm.. ketemu tadi siang. Katanya bang Eric baru banyak tugas, abang. Jadinya mau ngerjain bareng di tempat bang Orlan."

Jawab Oliv sedikit berbohong. Dia tidak tahu dimana abangnya selama tiga hari ini. Apakah benar sedang memiliki banyak tugas sehingga harus menginap di salah satu rumah sahabatnya, atau justru bersama Karina? Oliv tidak tahu.

Yang dia ketahui sekarang adalah dia harus menutupi masalahnya dengan Eric serapat mungkin dari para abangnya yang lain.

"Ohh.. tumben rajin."

Oliv hanya tersenyum sekilas pada Nevan kamudian lanjut memainkan game-nya. Tapi karena fokus nya sudah terbagi setelah percakapannya dengan Nevan tadi, akhirnya Oliv memilih mematikan iPadnya dan bersandar pada tangan Ansel yang ada di bahunya sejak tadi.

"Mm.. abang, Oliv mau tanya."

Nevan dan Ansel yang mendengar nada serius keluar dari mulut adik mereka segera menghentikan aktifitas masing-masing.

"Kenapa? Adek ada masalah? Kok kaya serius banget gitu."

"Eh enggak kok, ini pertanyaan asal aja. Nggak usah di anggep serius."

Kedua abang Oliv saling melirik satu sama lain, kemudian mengangguk. Membiarkan adik mereka bertanya.

"Menurut abang, salah nggak kalo kita nggak suka sama seseorang?"

"Enggak."

Jawab Ansel dan Nevan serentak.

"Tapi kalo misalnya orang itu deket sama orang yang kita sayang, gimana? Masa nggak papa nggak suka sama dia?"

"Nggak papa dong."

Jawab Nevan dengan raut wajah mulai curiga.

"Kenapa sih? Kenzo berulah ya?!"

Tidak seperti Nevan yang menahan diri untuk bertanya terus terang, Ansel justru langsung menyerukan kecurigaannya.

"Ih kok malah kak Kenzo sih? Bukan abangg.. kan ini misal kan doang, nggak beneran!"

Jawab Oliv garang sambil memukul kaki Ansel yang ada di sampingnya.

"Beneran bukan Kenzo?"

Tanya Nevan yang sebenarnya juga berprasangka pada pacar adiknya.

P.S. We Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang