Bab Sepuluh

4.4K 652 62
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh.. 🥰

Kalo ada typo tolong di koreksi..👍

🍭🍭🍭

Kenzo benar-benar menemani Oliv tidur semalaman. Laki-laki itu membiarkan Oliv tidur memeluk tubuhnya dengan tangannya yang di jadikan bantal. Merasakan tangannya yang cukup kebas, Kenzo yakin Oliv tidak merubah posisi tidurnya semalaman.

Dengan perlahan, Kenzo merapikan rambut Oliv yang sedikit menutupi wajahnya. Kemudian jari-jarinya bergerak turun menyusuri wajah cantik gadisnya, pagi ini mata Oliv terlihat bengkak setelah menangis semalam, begitu juga dengan hidungnya yang masih menyisakan rona merah di ujungnya.

Kenzo masih ingat setiap perkataan yang Oliv ucapkan tadi malam. Dan lagi-lagi, Karina lah penyebab utama gadisnya menangis tadi malam.

"Kak Karina nggak suka sama Oliv, kak Kenzo. Katanya Oliv caper nelpon bang Eric malem-malem."

Ucap Oliv masih dengan sisa-sisa tangisannya. Gadis itu masih berada di pelukan kekasihnya sejak menangis tadi. Kenzo juga tidak keberatan, laki-laki itu kini duduk di atas kasur dengan bersandar pada bantal agar posisi mereka lebih nyaman.

"Tahu dari siapa, hm?"

"Tadi Oliv emang nelpon abang, mau tanya siapa tahu abang pulang malem ini. Eh ternyata abang baru sama kak Karina. Terus.. terus mereka malah berantem, jadinya Oliv denger tadi."

Kenzo merutuki kebodohan Eric di dalam hatinya. Bisa-bisa Eric tidak mematikan sambungan telpon saat sedang bertengkar dengan pacarnya.

"Terus, dia bilang apa lagi?"

"Kak Karina juga bilang kalo dia cemburu sama Oliv. Katanya abang lebih perhatian ke Oliv daripada dia. Oliv mana tahu kalo abang udah punya pacar? Orang nggak pernah di kenalin ke Oliv."

Tutur gadis itu dengan sedikit kesal.

"Yaudah, lagian salah dia sendiri cemburu ke adik pacarnya."

Setelah mengatakan itu, Kenzo sedikit terkejut saat Oliv tiba-tiba menarik wajahnya yang sejak tadi tenggelam di bahunya dan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tapi Oliv nggak boleh nyalahin kak Karina, kak Kenzo.. Oliv juga perempuan, Oliv tahu rasanya cemburu. Rasanya nggak enak, Oliv nggak suka."

Ucap Oliv dengan menatap Kenzo tepat di matanya.

"Seharusnya Kak Karina ngenalin diri dulu ke Oliv. Bilang kalo dia pacarnya bang Eric, pasti Oliv ngerti kok nggak bakal ganggu kalo mereka baru nge-date berdua. Bukan kaya kemarin yang tiba-tiba kasar ke Oliv, buat Oliv bingung harus bersikap gimana ke dia. "

Kenzo telah mengenal Oliv selama bertahun-tahun. Dan memang beginilah cara Oliv mengeluarkan emosinya yang ia pendam sendiri. Yaitu dengan mencari orang yang ia percaya, lantas mengeluarkan seluruh unek-unek nya di depan orang tersebut seakan ia sedang berbicara langsung dengan orang yang bersangkutan.

Dalam kasus kali ini, Kenzo lah orang yang Oliv percaya. Maka dari itu ia menjadikan Kenzo sebagai pelampiasannya. Kenzo tidak marah, bahkan ketika Oliv meninggikan suaranya, atau mendorong bahunya dengan tangannya yang mungil untuk melampiaskan emosinya, Kenzo tidak pernah keberatan. Jika memang hal ini membuat gadis nya lebih tenang, itu bukan masalah baginya.

"Oliv juga tahu batasan kok, Oliv tahu abang-abang juga butuh pasangannya masing-masing. Hidup mereka nggak melulu tentang Oliv, makanya Oliv nyuruh abang-abang lebih perhatian ke pasangan mereka di banding ke Oliv. Oliv udah besar kak Kenzo, Oliv paham.. Oliv nggak pernah minta perhatian lebih dari abang-abang."

P.S. We Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang