Bab Dua Belas

7K 906 366
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh.. 🥰

Kalo ada typo tolong di koreksi..👍

🍭🍭🍭

"Gue ke toilet dulu ya."

"Mau gue temenin nggak, Tha?"

Thalia menggeleng singkat untuk menjawab pertanyaan salah satu teman kantornya dan segera melenggang menuju toilet terdekat.

Malam Minggu ini Thalia menghadiri Birthday Party salah satu teman kantornya yang berlokasi di Moonlight Club. Sebenarnya ia tidak begitu suka menghadiri acara seperti ini, menurutnya club malam terlalu ramai dan bising untuknya yang jarang keluar dari apartement.

"Aduh, kenapa penuh semua sih?"

Melihat semua pintu toilet tertutup, gadis ber-dress hitam itu segera melangkah menuju lift dan menuju lantai satu. Semoga saja ada toilet yang kosong di lantai dasar.

Senyuman manis mengembang di wajahnya saat akhirnya ia bisa menuntaskan panggilan alam tersebut. Setelah memastikan look-nya kembali, Thalia keluar dari toilet dan sengaja memilih jalan memutar agar tidak melewati banyaknya lautan manusia yang sedang menari di tengah ruangan.

Awalnya semua tampak normal di mata Thalia. Musik yang berdentum dengan keras, sekumpulan remaja yang sedang bercanda tawa, bartender yang menyajikan minuman untuk pelanggannya, serta hal-hal normal lainnya yang terjadi di club malam.

Hingga mata cantik nya melihat sebuah kejadian yang membuatnya mengerutkan alisnya cukup penasaran. Mungkin bagi beberapa orang melihat pemaksaan di club malam adalah hal yang biasa. Tapi kali ini berbeda, Thalia melihat seorang gadis yang di paksa meminum oleh beberapa orang di sekitarnya.

"Ayolah Tha, nggak usah kepo sama urusan orang."

Ucap Thalia merutuki kebiasaan buruknya yang suka penasaran dengan urusan orang lain. Meskipun mulutnya bergumam seperti itu, nyatanya kedua kakinya tetap berjalan kearah gadis malang tersebut.

"Oke, janji cuma lihat doang. Kalo nggak ada urusannya sama lo, langsung pergi."

Tutur Thalia itu memperingatkan dirinya sendiri.

Seteleh melihat sesaat kejadian tersebut dari jarak yang cukup jauh dan menyadari hal itu bukanlah urusannya, Thalia hendak kembali ke lantai dua.

Tapi belum sempat ia melangkahkan kakinya, matanya lebih dulu mengenali wajah gadis yang sedang terbatuk-batuk berusaha meminum minuman keras tersebut.

"Adek?"

Nafasnya tercekat saat menyadari gadis yang sejak tadi ia perhatikan adalah Oliv, adik kekasihnya yang sudah ia anggap sebagai adiknya juga. Dengan perasaan berkecamuk Thalia kembali melanjutkan langkahnya menghampiri salah satu meja di pojokan ruangan tersebut.

Matanya melebar saat ia benar-benar melihat Oliv lah yang menjadi bahan bully-an sekelompok remaja yang bahkan Thalia tidak tahu siapa mereka.

Tepat berada di hadapan mereka, Thalia langsung menepis gelas yang terpaksa Oliv minum dan membiarkannya pecah tepat di samping kakinya.

"Who the hell are you?!"

Dengan amarah yang memuncak Thalia membentak mereka dan memperhatikan wajah mereka satu persatu-satu. Dua laki-laki dan tiga perempuan. Jika Thalia tidak salah mengira, mungkin umur mereka beberapa tahun diatas Oliv.

Sebenarnya siapa mereka ini?

"Nggak usah sok kenal deh, ini bukan urusan lo!"

Ucap salah satu gadis yang memegangi Oliv membuat Thalia geram.

P.S. We Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang