Bab Enam Belas

5K 699 77
                                    

Absen dulu kalian baca ini jam berapa dan baru ngapain? 👉

Selamat membacaa..

Kutunggu komenan kalian selama baca bab ini yaa :)

🍭🍭🍭

"Adek inget nggak semalem adek kenapa?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Mommy-nya membuat Oliv bungkam seketika. Pandangan matanya tampak tidak fokus dan berusaha melihat apapun selain keluarganya yang kini mulai mendekat kearah kasurnya.

"Mm.. Oliv semalem.."

Melihat seluruh keluarganya menetap dirinya menuntut jawaban membuat gadis itu gelagapan.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah sebaiknya ia jujur saja? Tapi bagaimana dengan abang terakhirnya nanti?

"Hm? Jangan berani bohong ke Daddy!" peringat Theo melihat gelagat putrinya yang mencurigakan. Mendengar peringatan dari sang Daddy membuat Oliv mengurungkan niatnya.

"Maaf Daddy, kemarin Oliv bohong bilang mau nginep di tempat Ocha. Padahal Oliv pergi keluar tanpa izin."

Akhirnya Oliv memutuskan untuk mengetakan yang sebenarnya, ia tidak ingin memperburuk suasana sekarang.

Gadis itu mengatakan telah berbohong juga pada Ocha jika ia sudah di jemput, padahal sebenarnya ia memesan taksi dan menemui kenalannya yang mengajak ia bertemu malam itu. Ia sengaja tidak menyebut nama Karina agar abangnya tidak mendapat masalah nantinya.

"Awalnya Oliv nggak tahu mau diajak kemana, ternyata kakak itu ngajak Oliv masuk ke Club."

Ucap Oliv dengan menunduk, takut melihat tatapan keluarnganya.

Oliv juga menceritakan bagaimana 'kakak' itu mengambil ponselnya dan memaksa dirinya meminum minuman keras yang sudah dipesankan untuknya.

"Lihat Daddy, tangan Oliv jadi luka kena kuku kakaknya kemarin."

Adu Oliv dengan menunjukkan pergelangan tangannya yang terluka.

Mendengarnya langsung dari Oliv membuat Theo tidak tega memarahi gadis kecil ini. Bagaimana ia bisa marah jika sekarang putrinya ini malah mengadu kepadanya tentang tangannya yang sakit?

"Adek kenal kakak itu darimana?"

Tanya Theo sambil mengelus pergelangan tangan Oliv, berusaha membuat gadis itu nyaman dan berkata jujur kepadanya. Meskipun ia sudah tahu siapa yang telah menyakiti putrinya, Theo tetap harus menanyakan hal ini langsung kepada Oliv agar putrinya terbiasa jujur kepadanya.

"Oliv jawab jujur, tapi Daddy sama abang-abang nggak boleh marah ya. Nggak boleh marah ke bang Eric juga pokoknya. Janji dulu!"

Mendengar itu ke tiga abang Oliv meringis, andai saja adik mereka tahu bukan mereka yang memberi pelajaran pada Eric. Tapi dengan cepat mereka mengiyakan perkataan Oliv.

"Namanya Kak Karina, pacarnya Bang Eric. Tapi nggak papa kok, Oliv nggak marah sama Kak Karina. Mungkin emang Oliv yang nyebelin kemarin."

Ucap Oliv di akhiri dengan senyumannya yang manis dan tampak tulus.

"No, adek udah digituin sama dia. Adek berhak kok marah sama dia, jangan malah nyalahin diri sendiri. Dia yang salah, dan dia yang harus nanggung akibat dari apa yang dia buat."

Tegas Ansel yang tidak suka melihat sifat adiknya yang entah polos atau terlalu baik hati ini.

"Udah, yang penting adek harus janji dulu sama Mommy nggak bakal bohong-bohong lagi. Apalagi sampe pergi sama orang asing sendirian, adek kan punya Mommy, Daddy, abang-abang, sama kak Kenzo juga buat nemenin adek kemana-mana. Jangan diulangi lagi oke? Nanti Mommy marah!"

P.S. We Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang