Bab Empat Belas

5K 731 120
                                    

Selamat membacaa..

Kutunggu komenan kalian selama baca bab ini yaa 😔🫶🏻

🍭🍭🍭

Semesta memiliki caranya sendiri untuk memisahkan kita dengan orang yang begitu kita cintai. Eric pikir Karina adalah gadis manis yang selalu bersikap baik, ia kira Karina tidak seperti yang orang-orang katakan kepadanya. Ternyata dia salah, Karina hanya bersikap baik kepadanya selama ini.

Bahkan kini ia meragukan ketulusan perempuan itu padanya, mungkin saja selama ini hanya ia yang mencintai gadis itu, sedangkan Karina hanya memanfaatkannya saja.

"Bodoh banget, anjir!"

Umpat Eric pada dirinya sendiri saat menyetir mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tadi setelah Kenzo dan Melvin pergi, Eric membasuh wajahnya sekilas dan segera meraih kunci mobilnya untuk menemui gadis yang telah mencelakai adiknya. Ia juga mengajak beberapa bodyguard keluarganya agar bisa membantunya membawa Karina nanti.

Laki-laki berhoodie hitam itu memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung apartment tempat Karina tinggal selama ini. Keluar dari mobil, Eric menutupi kepalanya dengan tudung hoodie-nya agar dapat menyamarkan luka-luka yang ada di wajahnya.

 Keluar dari mobil, Eric menutupi kepalanya dengan tudung hoodie-nya agar dapat menyamarkan luka-luka yang ada di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di depan sebuah pintu yang tidak asing baginya, Eric menekan beberapa angka untuk membuka pintu tersebut. Eric kembali tertegun menyadari hal ini, selama ini mereka baik-baik saja dan saling mempercayai satu sama lain. Karina membiarkan Eric tahu PIN apartement nya agar ia bisa berkunjung kapan saja ia mau.

Eric sering berkunjung ke apartement ini untuk sekedar menghabiskan waktu bersama. Entah itu menonton film, memasak, mengerjakan tugas, dan.. ah sudah lah. Semua itu akan berakhir malam ini.

Eric membuka pintu di hadapannya dan menyuruh bodyguard yang mengikutinya menunggu di luar. Apartement yang lumayan besar itu tampak sepi saat ia masuk, dengan perasaan yang bergejolak Eric melangkahkan kakinya menuju kamar Karina yang berada di ujung ruangan.

Hal pertama yang ia lihat saat membuka pintu kamar tersebut adalah Karina yang tampak terburu-buru menata pakaiannya di sebuah koper besar. Laki-laki itu tersenyum miring menyadari apa yang sedang Karina lakukan.

"Berusaha kabur dari keluarga gue?"

Tanya Eric dengan suara yang dingin.

Karina yang barusaja menyadari kehadiran Eric segera bangkit dengan wajah yang terlihat sangat panik.

"Eric, tolong aku. Aku bisa jelasin.. aku tahu aku udah kelewatan, tapi ak-"

Ucapan Karina terpotong begitu saja saat Eric menarik kerah bajunya hingga ia harus berjinjit agar lehernya tidak terlalu sakit.

"Gue nggak butuh alesan lo sekarang. Semua udah terjadi Kar, lo nyakitin adek gue. Dan itu faktanya!"

Baru kali ini Karina menyaksikan Eric tampak begitu kalut. Matanya menyiratkan kesedihan tapi juga kemarahan. Hal ini membuat ia tahu, ia telah menyakiti perasaan laki-laki di hadapannya.

P.S. We Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang