𝐝𝐞𝐜𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧 𝐭𝐨 ....

242 30 4
                                    

Setelah kejadian malam itu banyak hal yang terjadi, Appa kepada Jennie, Hanbin dan Hayi paginya mereka diminta untuk datang ke perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian malam itu banyak hal yang terjadi, Appa kepada Jennie, Hanbin dan Hayi paginya mereka diminta untuk datang ke perusahaan.Jennie datang terakhir setelah Hanbin dan Hayi melakukan obrolan dengan Appa.

"Sekarang giliran kau, Jennie..." Ucap Appa sambil menoleh kearah Jennie."Apa alasanmu melukai kakimu sendiri? kau masih ada jadwal yang padat selain konser" lanjutnya.

Jennie melirik kearah Hanbin dan Hayi."Tanganku licin, itu saja" Jawab Jennie singkat.

Mendengar itu Hayi tersenyum remeh sedangkan Hanbin hanya diam saja.

"Aku harap kau tidak mengulanginya lagi, Jen" Nasihat Appa yang diangguki oleh Jennie.

Pandangan Appa beralih kearah Hayi dan Hanbin."Dan kalian juga!"

Hanbin dan Hayi mengangguk bersama.Setelah itu mereka bertiga diperbolehkan untuk keluar.Jennie keluar terlebih dahulu dengan langkah tertatih, sakitnya baru terasa sekarang dibandingkan semalam.

"Hanbin, mau makan siang bersama?" Tanya Hayi saat mereka keluar.Gadis itu merangkul lengan Hanbin dihadapan Jennie.

Jennie memutar bola matanya jengah.Sebaiknya ia pergi daripada ia kelepasan memukul Hayi sekarang juga.Saat hendak pergi tangan Jennie diraih oleh Hayi."Kau mau ikut dengan kami?"

Jennie menatap tangan Hayi yang masih menggengam tangannya, ia menghempaskannya kasar."Tidak, kalian saja"

"Ternyata kekuranganmu itu bodoh dalam cinta ya" Ejek Bobby setelah mendengar cerita Hanbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata kekuranganmu itu bodoh dalam cinta ya" Ejek Bobby setelah mendengar cerita Hanbin."Jennie saja sudah mengaku, kenapa kau malah memilih Hayi?"

Hanbin menggusap-usap tengkuknya."Aku hanya emosi malam itu, tapi siapa yang tidak emosi kalau dipermainkan seperti itu"

Dengan perasaan kesal Bobby melempar bantal sofa disampingnya ke wajah Hanbin."Kalian berdua terlalu banyak gengsi dan ego, sekarang rasakan saja"

Pria itu bangkit dari sofa dan pergi ke dapur untuk mengambil dua kaleng soda"Masalahmu bertambah kan? Hayi salah paham sekarang"

Hanbin mengusap wajahnya kasar."Persetan dengan Hayi, tapi bagaimana aku dan Jennie sekarang" Rengek Hanbin seperti anak kecil.

"Temuilah, jangan seperti aku dan Jisoo yang sudah berakhir" Ucap Bobby yang berlanjut menjadi curhat.

𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙛𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙𝙨 ; 𝙟𝙚𝙣𝙗𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang