Kampus

10.7K 734 20
                                    

Kos ibu Ina itu berisi tujuh lelaki, diantara nya ada Heeseung, Jake, Sunghoon, Jay, Jungwon, Sunoo, dan juga Niki.

Mereka semua ini anak rantau kecuali Heeseung, dia asli Jogja tapi sok-sok mau kos aja biar jadi ala-ala anak rantau.

Jam segini tuh jam-jam mereka ada di kampus, Biasanya Heeseung juga suka merokok di area merokok kampus mereka.

Tapi berhubung karena rokoknya udah dibuang semua, jadi dia menghubungi Jake, berdoa saja agar lelaki itu tidak mempunyai kelas saat ini.

"Jake, mulut gua asem banget"

"...."

"Gua di fakultas gua, mau ketemuan di fakultas lo apa gua?"

"...."

"Oke gua tunggu ya"

"...."

Setelah Jake menutup sambungan telpon nya, Heeseung tersenyum lebar. Bagaimana bisa Ia seberuntung ini? Siapa juga yang bisa mendapatkan bibir crush nya secara gratis?

Sepertinya Heeseung harus berterimkasih kepada Sunghoon dan juga Niki yang memberikan ide tersebut kepada Jake.










Dilain sisi Jake menggerutu sebal, Ia mulai menyesali keputusan nya untuk menawari bibir nya sebagai pengganti rokok nya Heeseung.

Bagaimana tidak, jarak antara Fakultas Psikologi dengan Fakultas Teknik di kampus mereka terbilang cukup jauh.

Lagian kenapa Jake tidak mau menyuruh Heeseung menghampiri nya? Jawabannya adalah tidak akan, Jake sangat terkenal di fakultas nya, bagaimana jika seseorang nanti melihat nya saat berciuman dengan Heeseung?

"Aish" Jake berdecak kesal tapi tidak melambatkan jalan nya, Ia yakin Heeseung pasti sudah ada pikiran untuk merokok jika Jake tidak segera sampai kesana.

"Woi Jake! Mau kemana lo?"

Jake menghela nafas nya, kenapa disaat seperti ini harus ada yang mengganggu nya.

"Gua mau ke fakultas teknik, udah dulu ya, buru-buru nih" ucap Jake tanpa memedulikan K yang masih setia memanggil nya.











Jake sampai ke fakultas teknik, dia sudah menemukan Heeseung tapi sampai sekarang Ia masih mengatur nafasnya.

"Lo lari kesini?" Tanya Heeseung dibalas gelengan oleh Jake, "Gua jalan doang, tapi entah kenapa capek banget" jawab Jake.

Heeseung menganggukan kepala nya menunggu Jake mengatur nafas nya sambil tersenyum dalam diam, lelaki mungil di depan nya ini sangat menggemaskan.

Setelah dirasa nafasnya mulai teratur, "Eee, Hee, gak disini kan?" Jake dengan polos bertanya kepada Heeseung membuat lelaki tinggi itu terkekeh.

"Ya engga lah, emang lo mau diliatin sama anak disini?" Tanya Heeseung yang langsung dibalas gelengan cepat oleh Jake.

Heeseung kembali terkekeh, Ia dengan segera menarik tangan Jake, menariknya pergi dari tempat yang ramai akan anak teknik disana.

Sedikit jauh, Heeseung membawa Jake ke toilet fakultas teknik yang terletak di ujung fakultas. Sangat jarang bahkan bisa dikatan tidak ada yang mau ke toilet ini karena bisa dibilang cukup angker.

Heeseung membawa Jake ke dalam bilik kamar mandi paling ujung, suasana nya cukup dingin membuat Jake sedikit merinding. Ia paling benci dengan sesuatu yang berbau horor seperti ini.

Memegang kedua tangan Jake, Heeseung menatap Jake mencoba menenangkan lelaki tersebut, "gak ada apa-apa disini, jangan dipikirin ya?" Ucap Heeseung.

Jake hanya terdiam, Ia menatap mata Heeseung dalam, Ia suka dengan cara Heeseung menatap nya tadi, sangat menenangkan.

Belum sempat kesadaran nya kembali, Heeseung sudah menarik tengkuk Jake dan mencium bibir nya.

Memberikan beberapa lumatan-lumatan kecil dan gigitan yang entah kenapa dilakukan oleh Heeseung kali ini. Padahal mereka biasanya tidak melakukan hal seperti ini.

Tidak memberikan kesempatan Jake untuk sekedar bernafas, lidah Heeseung masuk ke dalam liang hangat milik Jake, mengabsen satu persatu gigi di dalam nya.

"mmph"

Suara itu tanpa sengaja Jake keluarkan membuat Heeseung makin bersemangat untuk berperang lidah dengan lelaki mungil yang tengah Ia mainkan sekarang.

"Hee–mmph stop! Hee!" Jake memukul lengan Heeseung untuk berhenti karena Ia membutuhkan oksigen segera.

Menurut, Heeseung menghentikan kegiatan nya, Ia melihat penampilan Jake yang sedang terengah, bibir nya bengkak dan berliur, entah saliva siapa disana.

shit, udara di bilik kamar mandi tersebut semakin panas kala Heeseung mengingat desahan kecil dari Jake tadi.

Sepertinya Ia harus segera keluar dari sini sebelum pikiran nya makin menjadi, Ia tidak mau Jake menjadi kecewa kepada nya hanya karena Ia tidak bisa menahan nafsu.

Sementara itu, Jake masih mengatur nafasnya, pikiran nya melayang ke kejadian barusan. Ia benar-benar malu sekarang.

He's such a good kisser, batin Jake berperang dengan otak nya sekarang.

"Jake? Masih butuh oksigen? Kayaknya hawa disini pengap banget, mau keluar aja?" Tanya Heeseung dibalas anggukan cepat oleh Jake.

Mereka keluar dari toilet tersebut. Seperti ekspetasi mereka, tidak ada yang melihat.

"Gua antar lo balik ke fakultas lo aja ya?" Tawar Heeseung.

Jake menggelengkan kepalanya, "Gak usah, gua langsung pulang ke kos aja, udah gak ada kelas. Lo masih ada kelas kan?"

Heeseung menjawab dengan anggukan. Kemudian mereka berpisah, dan sekarang pikiran Heeseung benar-benar kacau.

Ia masih mendengar samar-samar desahan singkat Jake yang terus berulang di pikiran nya. Ia cukup frustasi, namun juga cukup senang.












☆ author note :
ini seperti one part one kiss, semoga kalian gak bosen dengan Heejake yang ciuman di setiap part yaa wkwk

04 Agustus 2023

Kiss (Heejake) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang