Mimpi yang Indah

4.1K 374 51
                                    

Semakin hari berlalu, Jake semakin merasa bahwa kehidupan nya terlalu indah. Semua yang ada di sisi nya sangat indah sampai Ia tidak bisa membedakan mana yang merupakan mimpi, mana yang kisah nyata.

Bahkan saat Heeseung mengajaknya, "Kencan terakhir?" 

Jake terdiam, Ia cukup merenungkan apa yang selama ini selalu Ia lakukan sampai mendapati hidup seindah ini.

"Hey Jake, lo gak siap-siap?" Heeseung menatap Jake yang daritadi masih terlihat bengong, Ia mendekati dirinya memeriksa apakah Jake baik-baik saja.

Punggung tangan nya Ia letakkan di dahi Jake membuat Jake langsung tersadar dari lamunan nya, "Oh iya, sebentar gue siap-siap dulu" ucap Jake berdiri lalu mengambil baju nya memasuki kamar mandi.

Heeseung tampak khawatir, apa ada yang salah dengan Jake. Jujur setelah mereka pulang dari Jakarta dua hari yang lalu Jake jadi sering melamun.

Jake keluar dari kamar mandi dan Heeseung langsung mendekati nya, "Jake kalau lo lagi gak enak badan, kencan nya bisa lain kali aja kok" Heeseung mengatakan nya dengan serius.

Jake yang tiba-tiba dibilang seperti itu begitu keluar dari kamar mandi langsung mengerutkan kening nya, "Gue gak kenapa-napa kok" Ucapnya yakin.

Kerutan di kening Heeseung berkurang namun Ia tetap merasa khawatir dengan Jake. Namun karena tidak ingin mengecewakan Jake, Heeseung akhirnya tetap mengajak Jake pergi.

Jake mengatur nafasnya, Ia hanya gugup karena Heeseung bilang ini kencan ketiga yang menandakan bahwa sebentar lagi akan terjadi sesuatu bukan?

Ia masih ingat ketika Heeseung mengatakan bahwa kencan ketiga merupakan kencan terakhir mereka sebelum menjadi sepasang kekasih.

Membuka handphone nya, Jake melihat tanggal di layar handphone nya sebelum menyusul Jake pergi. Ia akan selalu mengingat tanggal ini.

12 Mei 2024.



















Jujur saja daritadi Jake masih terasa sangat gugup bahkan saat Heeseung duduk di depan nya. 

Kencan kali ini, Heeseung membawa Jake ke sebuah restoran yang cukup terkenal di Yogyakarta. Tempatnya berada di rooftop membuat mereka langsung bisa melihat pemandangan indah kota ini.

Heeseung terkekeh pelan melihat Jake yang sepertinya sedang menahan kegugupan nya, "Kenapa lo gugup gitu? Bukan harusnya gue yang gugup ya?" Tanya Heeseung.

Pertanyaan itu membuat Jake tambah tidak karuan, jantung nya merasa tidak enak, mereka berdegup terlalu kencang. Pipi Jake merah dan terasa panas.

Makanan di depan mereka yang terlihat sangat enak itu juga belum tersentuh oleh mereka berdua. Jake sibuk dengan degupan jantung nya sementara Heeseung sibuk memerhatikan Jake yang terlalu lucu di depan nya.

"Jake" 

Jake mendongakkan kepala nya begitu Heeseung memanggil namanya dengan begitu lembut. Tatapan dan senyuman Heeseung begitu lembut, Heeseung memandangi mata Jake begitu dalam membuat Jake terlalu larut.

"Lo masih ingat kan tentang tiga kencan yang gue bilang ke lo?"

Jake tidak menjawab, Ia hanya menganggukan kepala nya. Tangan nya sibuk meremas celana nya agar bisa melampiaskan rasa gugupnya.

"Jadi ini kencan terakhir kita-"

Ucapan Heeseung terhenti saat tiba-tiba suara dering handphone Jake berbunyi, Jake buru-buru mengambil handphone nya dan menatap nama yang tertera pada layar tersebut.

Jay.

Jake yakin 100% kalau Jay tidak akan menelpon nya jika tidak dalam keadaan mendesak. Jake menatap Heeseung, meminta maaf sebelum akhirnya Ia mengangkat telpon dari Jay.

"JAKE, BESOK PENGUMUMAN SBMPTN! LO DEG-DEG AN GAK?"

Jake mengerjapkan mata nya berkali-kali. Ia menatap layar handphone nya dan menatap kearah Heeseung yang tengah menatap Jake dengan khawatir, "Kenapa?" Tanya Heeseung.

Suara dari dalam handphone kembali terdengar, "Jake? hello Jake? Jake?Hey!"

Jake akhirnya tersadar kenapa hidupnya belakangan ini sangat indah. Jake menatap Heeseung, seharusnya Heeseung tidak bilang bahwa ini adalah kencan terakhirnya.

"Jake?" Suara Heeseung terdengar jauh padahal jelas-jelas Heeseung sedang berada di depan nya.



































"Jake! Jake! Heh! Woi bangun!"

Jake membuka mata nya, nafasnya terengah-engah. Keringat bercucuran dari tubuhnya, hal yang pertama kali Ia lihat ketika bangun adalah Jay yang tengah berada di samping kasurnya.

Ini bukan di kos nya, ini di kamarnya, di rumahnya, Jakarta.

Jake langsung terbangun dari posisi tidur nya, Ia menatap Jay dengan panik membuat Jay ikutan panik juga dibuantnya, "Apa?" Tanya Jay.

"Jay ini tanggal berapa?'
"15 Juni"
"Tahun nya?!"
"2021! ini 15 Juni 2021, lo lupa kalau hari ini pengumuman sbmptn?"

Jake terdiam, Ia memegangi kepala nya mencoba untuk mencerna semua nya.

"Lo kenapa? Mimpi buruk?" Jay bertanya.

Isakan Jake terdengar jelas di telinga Jay membuatnya panik bukan main, Ia membalikkan tubuh Jake untuk menghadap dirinya.

"Gue mimpi, gue mimpi indah, terlalu indah" ucap Jake lalu kembali terisak.












☆author note :
so.....?

18 September 2023

Kiss (Heejake) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang