Kafian.19

4K 362 27
                                    

Kafian here!!!

Muehehehehe🤣🤣🤣🤣

Pada nungguin ya?? Maapin Ara ya guys dia lagi lelet abis akhir - akhir ini.

Ekhem nggak usah pakai lama guys, cuss aja langsung baca....

❣️💜Happy Reading💜❣️

Kafian menyelesaikan sarapannya sekitar 10 menit yang lalu, lelaki mungil itu menghabiskan satu mangkuk outmeal, beberapa potong buah segar, segelas jus jambu dan air mineral. Dazio pun kini tengah menyiapkan obat yang akan diminum oleh Kafian.

'Anjir, kenapa tuh Om – Om liatin gue mulu sih?! Apa jangan – jangan tuh Om – Om emang belok?' batin Kafian takut.

"Ini minum." Kata Dazio sambil memberikan beberapa butir obat dan satu botol air mineral yang sudah dibuka tutup botolnya.

Kafian pun meminum obat itu satu persatu dibantu dengan satu botol air mineral. Setelah itu Kafian memberikan botol itu pada Dazio dan Dazio pun membantu Kafian berbaring lagi dengan bagian atas bed dinaikkan sedikit.

"Terima kasih Dokter." Kata Kafian dengan senyum manisnya dan diangguki oleh Dazio.

"Sama – sama."

Kafian kembali melirik Om – Om yang ia sangka belok itu, lelaki paruh baya yang menjabat sebagai Ayah dari Dokter Dazio itu masih saja menatap Kafian dengan tatapan yang menurutnya cukup membuatnya salah paham dan ngeri.

'Masa iya belok? Ganteng – ganteng masa belok sih kasihan Istrinya dong.' Batin Kafian ngeri dengan dahi mengerut samar.

"Ada apa Kafian?" tanya Dario yang melihat Kafian menatap Daddynya dengan tatapan yang aneh menurut Dario.

"Ah enggak Kak." Jawab Kafian dengan cengiran kikuknya, malu cuy ketahuan lihatin ntuh Om – Om.

Mereka saling pandang dengan tatapan yang sulit Kafian artikan, mereka saling tatap seolah memiliki arti yang hanya mereka sendiri yang tau. Kafian sontak mengernyitkan dahinya melihat mereka kompak menatapnya.

'Apenih? Kenapa mereka lihat gue gitu banget? Apa gue buat salah?' batin Kafian bingung.

"Eee..... kenapa ya?" tanya Kafian dengan pandangan bingung menatap pada keempat lelaki berbeda usia itu.

"Ada yang ingin kami bicarakan padamu Kafian." Ujar Dario membuat perasaan Kafian tak enak seketika.

'Apa ini soal kejadian kemarin? Atau kemarinnya lagi? Atau ini soal biaya rumah sakit?' batin Kafian menduga – duga.

"Bicara apa Kak?" tanya Kafian bingung dan takut.

Tuan Ken menghela napas karena gugup, oh sungguh mereka semua gugup saat ini merasa takut akan reaksi Kafian nantinya. Mereka ingin Kafian langsung menerima mereka dengan tangan terbuka namun hey! Ekspektasi memang indah namun realitanya pasti tak seindah itu bukan.

"Kamu tinggal di panti asuhan sudah berapa lama Kafian?" tanya Tuan Ken membuat Kafian menatap lelaki itu bingung.

"Engg..... kira – kira sudah 14 tahun? Atau 13 tahun ya? Yah sekitar 13 atau 14 tahunan." Jawab kafian dengan tak yakin. Nggak ngitung dia tuh tapi seingatnya saat usia 3 tahun dia sudah tinggal di panti asuhan, kata Bunda panti.

Tuan Ken mengangguk, 'Benar, Kafian memang hilang saat usianya masih 3 tahun. Dan pasti saat itu Ibu panti menemukannya.' Batin Tuan Ken. Si kembar dan Gio pun mengangguk mendengarnya.

Kafian Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang