Kafian.31

3K 324 10
                                    

Hewwooo Everyone!!!!

Ara back!!!

jangan lupa like and comment, oke👍🏻


💜❣️Happy Reading❣️💜


Setelah bertemu dengan ketiga sahabat si bungsu juga berkenalan dengan mereka secara singkat kini keempat Bagaskara itu langsung pulang, eh? Tentu saja tidak! Mereka kini berada di kost di mana Kafian tinggal atau yang Dazio sebut ruangan kecil. Kenapa? Ya memang kost Kafian itu menurut Dazio dan keluarga Bagaskara sangat kecil bahkan kamar mandi di kediaman mereka lebih besar dari kost milik Kafian.

Untuk apa mereka kemari? Kafian ingin mengambil barang – barang penting miliknya dan Daddy Ken akan bertemu dengan pemilik kost untuk menyelesaikan beberapa hal.

"Kamu akan membawa semua buku – buku ini Dek?" tanya Dazio yang kini duduk dilantai dingin tanpa alas apapun tengah memasukkan buku – buku pelajaran Kafian ke dalam kardus bekas mie.

"Tentu saja, kan aku masih sekolah Bang. Buku – buku ini kan buku pelajaran tentu saja harus dibawa." Jawab Kafian yang tengah memasukkan baju – baju miliknya walau sudah bisa dipastikan oleh Kafian kalau baju itu tidak akan lolos masuk ke dalam istana Bagaskara.

"Kita bisa beli lagi baby." Ujar Dario yang.... kini duduk di kasur kapuk tempat di mana Kafian tidur.

Dario mengumpat merasakan betapa kerasnya kasur itu, sudah bisa dipastikan bahwa ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak kalau ia tidur di kasur keras itu. Dan Dario bertanya – tanya bagaimana bisa Adik kesayangannya itu tidur di kasur ini bahkan bisa terlelap dengan nyenyaknya.

'Mungkin karena baby kelelahan atau bahkan sudah terbiasa? Huh sial! Aku jadi semakin ingin menyiksa mereka yang memisahkan kami dari baby Kafi.' Batin Dario menggerutu.

"Apa sudah selesai?" tanya Daddy Ken yang berdiri diambang pintu menatap ketiga anaknya di dalam ruang sempit itu.

"Sedikit lagi Dad." Jawab Kafian tanpa menatap sang Daddy dan masih fokus pada kegiatannya.

"Tinggalkan saja baby, Daddy sudah menyiapkan semuanya di rumah." Kata Daddy Ken yang kini berjalan mendekat kepada Kafian.

"Tidak Dad, setidaknya kalau tidak bisa ku bawa pulang bisa ku berikan pada Adik – Adik panti." Ujar Kafian dengan senyum manisnya apalagi baju – baju yang ada di kostnya ini masih terbilang baru, baru ia beli beberapa minggu ini dengan hasil gajinya.

"Baju ini akan kamu berikan pada Adik – Adik panti, baby?" tanya Dazio dan diangguki oleh Kafian.

"Kan tadi Daddy bilang suruh tinggal ya daripada ditinggal lebih baik diberikan pada Adik panti saja. Bajunya masih baru kok, masih ku pakai beberapa kali." Jawab Kafian sambil menatap sang Kakak dengan tatapan polosnya.

Sontak mereka terdiam mendengar ucapan Kafian itu yang sungguh..... diluar prediksi. Dazio kemudian tersenyum pada sang Adik dan mengangguk lalu Kafian kembali pada kegiatannya tak mengetahui betapa sakit perasaan Daddy dan Kakaknya yang membayangkan betapa miris nan sulit kehidupan anak itu selama ini.

Mereka begitu marah dan mengutuk para pelaku dan otak dari penculikkan sang Adik. Tak terbayangkan pada mereka bagaimana kehidupan sang Adik yang penuh akan kerja keras dan..... entah berapa banyak luka yang ditanggung oleh Kafian selama ini.

'Tuhan, aku begitu berterima kasih padamu yang mengizinkan kami kembali bertemu dengan Kafian, terima kasih juga telah menguatkan Adikku yang mungkin sudah berkali – kali mengatakan lelah.' Batin Dazio sambil menatap sang Adik yang kini tengah menutup tasnya.

Kafian Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang