29. Awal Pertemuan

72 12 0
                                    

"Assalamualaikum, Sayang." salam Rayyan saat melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

Laki-laki itu mengernyit bingung kala tak ada sahutan dari istrinya, ia pun segera berjalan menuju kamar, namun Mala tak ada di sana.

"Sayang..."

"Sayang!"

"SAYANG!"

Rayyan terlihat begitu panik kala mencari keberadaan istrinya ke seluruh penjuru rumah, namun Mala tak juga ditemukan. Laki-laki itu merogoh saku celananya dan segera menghubungi nomor Mala, namun suara dering ponsel milik wanita itu terdengar dari kamar atas. Rayyan mengusap wajahnya gusar.

"Aaaaa!"

Suara teriakan itu milik Mala, suara itu berasal halaman belakang rumah, tanpa berpikir panjang Rayyan segera berlari ke belakang rumah karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sayang ada apa?!" tanya Rayyan dengan nada panik.

Mala menoleh ke sumber suara, ia menatap suaminya dengan tatapan bingung. "Apanya?"

Rayyan menghela napas sabar, ia kira terjadi hal buruk pada istrinya, nyatanya Mala sedang memandikan Beki di kolam renang. "Astagfirullah, sabar, Yan, sabar," gumamnya.

"Kamu itu lho bikin Mas khawatir aja, Mas cariin kemana-mana ternyata di sini, tadi kenapa teriak-teriak?"

"Oh itu, tadi Beki ngepakin sayapnya terus air kolamnya nyiprat ke aku, lihat nih bajuku basah kuyup gara-gara Beki."

"Beki kan biasa mandi sendiri, terus kenapa ini kamu mandiin di kolam renang, nanti yang mau nguras siapa?"

"Ya kamulah," jawab Mala enteng.

"Aku?"

Mala mengangguk. "Iyalah, masa aku, aku kan lagi hamil, tega banget kalo kamu nyuruh aku nguras kolam renang seluas ini."

Rayyan menghela napas sabar, orang sabar istrinya bar-bar.

♥ ♥ ♥

"Mas Rayyan..."

"Dalem, Sayang. Pripun, hm?"

Mala memeluk Rayyan, sesekali mengecup pipi lelaki itu. "Aku tuh kesel banget tau sama tetangga baru, masa dia sering dateng ke sini terus cuma nanyain kamu. Dia tuh suka sama kamu, aku kesel banget sama dia."

"Kadang, aku mikir, kalo nanti kamu udah bosan sama aku, mungkin aja kamu sama dia. Aku tuh gak mau itu terjadi. Kamu cuma milik aku. Gus Rayyan cuma milik Basmalah."

Rayyan tersenyum simpul, lalu memangkup wajah istri kecilnya. "Mas mencintaimu. Athallah Rayyanza Hamdalah mencintai Basmalah Rayyanka. Pecayalah, Mas tidak akan menduakan cintamu dan tidak akan pernah bosan denganmu. Justru, Mas lebih sayang dan takut kehilangan kamu."

Mala tersenyum bahagia mendengar jawaban Rayyan, ia pun memeluk suaminya dengan erat begitupun suaminya yang membalas pelukannya tak kalah erat.

"Kamu mau tau gak kenapa aku bisa jatuh sama kamu?"

Mala mendongak, lalu mengangguk. "Mau, emangnya karna apa?"

"Dulu, sebelum kamu mengenal Mas, Mas sudah lebih dulu kenal kamu."

"Kok aku gak tau?" sela Mala.

"Kan, kamu belum kenal, waktu itu kamu masih bocah SD," jawab Rayyan. "Kamu kenal Mas pertama kali dimana?"

"Di pesantren."

Basmalah || Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang