30. 4 Bulan

87 9 0
                                    

Melihat temannya Rayyan membuat Mala terkejut bukan main karena ternyata itu adalah ustadz yang waktu bulan puasa mengisi pengajian di salah satu masjid di dekat kompleksnya. Muhammad Syuaib Adam, atau biasa di panggil Ustadz Adam.

"Ternyata kamu, Ray. Ayok silakan masuk," ucap Adam ramah.

Rayyan dan Mala masuk ke dalam ruangan bernuansa putih itu, tak lupa Mala memberikan buah pada seseorang yang terbaring di atas brankar.

"Terimakasih," kata istrinya Adam. "Kamu istrinya Rayyan ya?"

Mala mengangguk. "Iya, Mbak."

"Masya Allah cantik banget," pujinya.

"Mbak juga cantik."

"Haha, kamu bisa aja. Nama saya Inara, nama kamu siapa?"

"Saya Mala, Mbak."

"Mala masih kuliah?" tanta Inara.

Mala menggeleng sembari tersenyum. "Mala nunda dulu untuk sementara waktu, Mbak."

Inara mengangguk paham. "Rutinitas kamu sehari-hari apa?"

"Kalo pagi aku jadi guru les Bahasa Arab, kalo habis maghrib aku jadi guru ngaji di sebuah majlis gitu, Mbak."

FYI, sejak sudah keluar dari pesantren, Mala memutuskan untuk mengajar. Rayyan tidak melarangnya selama itu dibolehkan oleh agama dan disukai wanitanya.

"Masya Allah, hebat banget istri njenengan, Gus," puji Inara lagi.

"Beruntung banget kamu, Bro. Dapet daun muda, kembang desa, primadona pesantren, paket lengkap deh," celoteh Aiman—sahabat Rayyan—yang baru datang bersama yang lain.

"Dateng-dateng bukannya ucapin salam, langsung nyerocos aja nih manusia satu," kata Adam.

Aiman dkk menyengir kuda. "Assalamualaikum."

"Waalaikumusallam."

"Rencana mau nikah kapan, Man?" tanya Rayyan.

"Kayak gak tau Aiman aja kamu, Yan. Dia kan jomblo karatan," sahut Arman—kembaran Aiman.

"Diem lo kutil kuda! Kagak nyadar aja kalo dirimu juga kagak punya pasangan," balas Aiman tak terima.

"Saya mah ada, tapi belum nyampe aja jodohnya, mungkin jodoh saya masih belom jadi."

"Lah, pedofil dong?" celetuk Harits.

"Ya gak juga. Noh buktinya Rayyan sama Mala beda jauh usianya," jawab Arman.

"Rayyan kan masih 26 tahun, lah kamu udah otw 30 tahun tapi belom nikah-nikah," ledek David.

"Its okay, Man. Jangan terburu-buru, siapa tau aja jodoh gue bidari kayak Jaka Tarub dan Nawangwulan," ucap Adam, membela.

"Bidadari, oy, bidadari," koreksi Harits.

"Typo dikit gak ngaruh," bela Arman.

"Jangan halu selalu, karena kalo nggak dieksekusi malu," kata Aiman.

♥ ♥ ♥

"Mas, aku cantik gak?"

"Hm."

"Kok hm doang sih? Sekarang aku udah gak cantik ya? Aku gemukan ya? Gini juga kan karna aku lagi ngandung anak kamu!" kesal Mala, lalu berbalik badan membelakangi Rayyan.

Rayyan yang semula sedang fokus pada layar laptop, kini mengalihkan pandangannya ke arah Mala yang membelakanginya. Ia membalikkan tubuh Mala agar menghadap ke arahnya, menangkup kedua pipi yang semakin gembul. "Kamu cantik, Sayang. Jangan ngambek ya, nanti cantiknya ilang."

Basmalah || Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang